konseptualisasi Kelompok Kepentingan Interest Group

a. Kelompok Anomik Adalah kelompok yang terbentuk diantara unsur-unsur dalam masyarakat secara spontan dan hanya seketika, dan karena tidak memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur, maka kelompok ini sering tumpang tindih overlaped dengan bentuk-bentuk partisipasi politik non konvensional, seperti, demonstrasi, kerusuhan, tindak kekerasan politik dan lain-lain. b. Kelompok Non Assosiasional Adalah kelompok yang termasuk kategori kelompok masyarakat awam belum maju dan tidak terorganisir rapi dan kegiatannya bersifat temporer kadangkala. Wujud kelompok ini antara lain adalah kelompok keluarga, keturunan, etnik, regional yang menyatakan kepentingan secara kadangkala melalui individu-individu, klik-klik, kepala keluarga dan atau pemimpin agama. c. Kelompok Institusional Adalah kelompok formal yang memiliki struktur, visi, misi, tugas, fungsi serta sebagai artikulasi kepentingan. Contohnya; partai politik, korporasi bisnis, Badan Legislatif, Militer, Birokrasi, dan lain-lain. d. Kelompok Assosiasional Adalah kelompok yang terbentuk dari masyarakat dengan fungsi untuk mengartikulasi kepentingan anggotanya kepada pemerintah atau perusahaan pemilik modal. Contoh lembaga ini adalah Serikat Buruh, KADIN, Paguyuban, MUI, NU, Muhammadiyah, KWI dan lain-lain. 3. Saluran Artikulasi Kepentingan Saluran untuk menyatakan pendapat dalam masyarakat berpengaruh besar dalam menentukan luasnya dan efektifnya tuntutan kelompok kepentingan. Saluran-saluran paling penting adalah sebagai berikut: a. Demonstrasi dan tindakan kekerasan Demonstrasi dan tindakan kekerasan merupakan salah satu sarana untuk menyatakan tuntutankepentingan. Sarana ini banyak dipergunakan oleh kelompok anomik. b. Hubungan Pribadi Adalah salah satu sarana penyampaian kepentingan melalui media keluarga, sekolah, hubungan kedaerahan sebagai perantara kepada elit politik. c. Perwakilan Langsung Sarana artikulasi dan agregasi kepentingan yang bersifat resmi lainnya. d. Saluran Formal dan Institusional lain Sarana artikulasi yang meliputi antara lain media massa cetak, elektronik, televisi formal dan partai politik institusional lainnya. 4. Efektivitas Kelompok Kepentingan Faktor penting dalam menciptakan efektivitas kelompok kepentingan adalah kemampuan untuk mengerahkan dukungan support, tenaga dan sumber daya anggotanya. 17 17 Ibid., hal. 4. 5. Tujuan Kelompok Kepentingan Tujuan yang didirikannya lembaga Interest Group ini adalah: 18 a. Untuk melindungi kepentingannya dari adanya dominasi dan penyelewengan oleh pemerintah atau Negara. b. Untuk menjadi wadah bagi pemberdayaan masyarakat dalam kehidupannya. c. Untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah dan Negara. d. Untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek-aspek pembangunan nasional dalam semua bidang kehidupan. 6. Sifat Kelompok Kepentingan Interest Group Sifat lembaga ini antara lain adalah sebagai berikut: 19 a. Independen Artinya bahwa dalam menjalankan visi, misi, tujuan, program, sasaran dan lain-lainnya dilakukan secara bebas dengan tanpa ada intervensi pihak lain. b. Netral Artinya bahwa dalam menjalankan existensinya, tidak tergantung pada pihak lain. c. Kritisi Artinya bahwa dalam menjalankan existensinya dilakukan dengan berdasarkan pada data, fakta dan analisis yang mendalam yang dilakukan dengan metode teknik analisis yang sahih. 18 Ibid., hal. 4. 19 Ibid., hal. 4. d. Mandiri Artinya bahwa dalam menjalankan existensinya dilakukan dengan konsep dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat luas. 7. Klasifikasi Kelompok Kepentingan Interest Group Menurut realitas social yang ada di Indonesia, Interest Group dapat diklasifikasi menurut Organisasi Kemasyarakatan yang ditinjau dari aspek agama, sosial budaya, kemasyarakatan, kepemudaan, profesi, kewanitaan, dan Kependidikan. 20 a. Organisasi Kemasyarakatan Adalah organisasi yang anggotanya meliputi masyarakat yang memiliki ideology, garis perjuangan platform serta komitmen yang sama dalam mencapai tujuan yang sama pula. Contohnya: MKGR Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong dan lain sebagainya. b. Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan agama Organisasi ini adalah didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat komunitas agama terhadap masyarakat, bangsa dan Negara yang dapat berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraannya. Contohnya: Nahdatul Ulama NU, Muhammadiyah, Parmusi, dan lain sebagainya. c. Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Kepemudaan Organisasi ini adalah didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat komunitas agama terhadap masyarakat, bangsa dan Negara 20 Ibid., hal. 5. yang dapat berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan. Contohnya: KNPI Komite Pemuda Nasional Indonesia, PII Pelajar Islam Indonesia, HMI Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia dan lain sebagainya. d. Organisasi berdasarkan Sosial kedaerahan Organisasi ini adalah didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat komunitas social kedaerahan guna membangun kebersamaan dan perlindungan serta kesejahteraan. Contohnya: Paguyuban Masyarakat asal Bima, Paguyuban Masyarakat asal Wonosobo dan lain sebagainya. e. Organisasi berdasarkan Profesi Organisasi ini adalah didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat komunitas sesama profesi guna membangu kebersamaan dan perlindungan serta kesejahteraan. Contohnya: Aliansi Jurnalistik Indonesia AJI, Persatuan Wartawan Indonesia PWI dan lain sebagainya.

E. Teori Performa Komunikatif

Pada setiap organisasi pasti mempunyai budaya organisasi yang berbeda- beda. Begitu juga dengan performa komunikatif pada setiap organisasi yang tidak sama satu sama lainnya. Performa komunikatif yang dilakukan di dalam struktur organisasi maupun di luar organisasi akan membantu organisasi ini dalam membangun kebersamaan diantara anggota dalam rangka mencapai tujuan organisasi, memecahkan suatu masalah, sosialiasi program-program organisasi kepada anggota ataupun masyarakat, dan lain sebagainya. Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo, menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikatif tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Pacanowsky dan o’Donnell trujillo meyakini bahwa performa komunikatif sangat penting bagi budaya suatu organisasi. 21 Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah, tanpa berkehendak memperoleh jabatan publik atau yang dikenal sebagai kelompok kepentingan Interest Group. Kelompok kepentingan Interest Group yang akan dibahas adalah Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Bagaimana kelompok ini membentuk sebuah performa komunikatif diantara para anggotanya dan masyarakat luas. Terutama dalam rangka mendukung kemenangan SBY pada saat menghadapi Pemilu 2009. Performa Performance adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisior maupun karyawan memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka. 22 1. Performa sosial Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan sopan untuk mendorong kerja sama di antara anggota organisasi. sikap ini juga merupakan cermin perilaku organisasi yang ditunjukan untuk mendemonstrasikan kerja sama dan kesopanan dengan orang lain. Kebanyakan organisasi menginginkan untuk mempertahankan perilaku yang profesional, bahkan dimasa yang sulit, dan performa sosial membantu tercapainya hal ini. 23 21 Richard West Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Jakarta: Salemba Humanika, 2008 h. 325. 22 Ibid. 23 Ibid., h. 327. Organisasi dalam konteks ini adalah organisasi kelompok kepentingan Interest group, performa sosial berupa kesantunan, kesopanan dan keagamaan yang ditunjukan oleh Majelis Dzikir SBY Nurussalam untuk kerjasama diantara para anggotanyajamaahnya dan masyarakat luas. 2. Performa politis Ketika budaya organisasi mengkomunikasikan performa politis, budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Performa politis merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol. Karena kebanyakan organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Ketika anggota organisasi terlibat dalam performa politisi, mereka mengkomunikasikan keinginan untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Performa politis budaya pada anggota organisasi berpusat pada pengakuan akan kompetisi sebagai anggota organisasi dan untuk komitmen mereka terhadap misi organisasinya. 24 3. Performa Enkulturasi Performa enkulturasi merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontribusi. Performa ini dapat berupa sesuatu yang berani maupun hati-hati, dan performa ini mendemonstrasikan kompetensi seorang anggota dalam sebuah organisasi. 25 24 Ibid. 25 Ibid.