Kekurangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam

SBY di dalamnya. Namun, jika kembali pada makna sebuah majelis dzikir, memang benar adanya Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sebagai wadah mengajak umat untuk menjadi Ummatan Wahidah.

2. Kelebihan Majelis Dzikir SBY Nurussalam

Namun selain adanya kekurangan di dalam Majelis Dzikir SBY Nurussalam, banyak pula manfaat yang menjadi kelebihan dari didirikannya Majelis Dzikir SBY Nurussalam ditengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini. Adapun kelebihan dari Majelis Dzikir SBY Nurussalam bisa diklarifikasikan menjadi dua, yaitu kelebihan sebagai majelis dzikir dan kelebihan sebagai majelis dzikir yang didirikan oleh sang Presiden RI. Dari penjelasan manfaat dzikir tersebut, sudah sangat jelas bahwa dengan mengimplementasikan sebuah majelis dzikir akan memberikam banyak manfaat pada setiap diri manusia apalagi seluruh masyarakat Indonesia. Akan tetapi dalam perkembangannya Majelis Dzikir SBY Nurussalam telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat dalam segi agama, sosial, ekonomi bahkan politik. Buktinya dalam kegiatan yang sering dilakukan selalu bermanfaat bagi kepentingan bersama. Adanya Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang pelaksanaannya sering di lingkungan Istana Negara membuat masyarakat pada umumnya berpikir akan mengaitkan dengan sesuatu yang mewah. Maklum, Istana Negara adalah tempat Presiden dan pejabat tinggi lainnnya berkumpul. Tidak mudah bisa masuk Istana Negara. Bahkan, sekelas menteri pun harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu sebelum bertemu kepala negara. Hal ini dilakukan agar kawasan Istana Negara steril dari segala bentuk terror. Namun siapa sangka, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY, kendaraan rakyat sekelas metro mini dan mikrolet bisa masuk Istana. Sebuah pemandangan yang jarang dilihat karena selama ini angkutan umum dilarang masuk kompleks Istana Negara. Sebagaimana kisah di dalam buku “Pak Beye dan Istananya” karya Wisnu Nugroho, pemandangan langka ini terjadi saat Pemilu 2009 hendak digelar. Ketika itu, SBY kerap mengadakan pengajian dan mendatangkan massa dari Majelis Dzikir SBY. Istana yang biasanya terkesan sunyi pun berubah seperti terminal bayangan. Beberapa mikrolet yang dijumpai antara lain M 04 jurusan Rawasari- Cililitan dan M 16 jurusan Kampung Melayu-Pasar Minggu. Sedangkan metro mini antara lain 506 jurusan Pondok Kopi-Kampung Melayu, 54 jurusan Kampung Melayu-Pondok Kelapa, 61 jurusan Kampung Melayu-Manggarai, 75 jurusan Blok M-Pasar Minggu, dan lain sebagainya. Hampir setiap malam Jumat menjelang pemilu, Masjid Baiturrahim yang ada di kawasan Istana kerap didatangi massa yang menumpang angkutan tersebut. Di setiap kaca mobil angkot itu bertuliskan “Majelis Dzikir SBY Nurussalam”. Sekalipun SBY bertindak sebagai Ketua Pembina organisasi religi tersebut, namun dia tidak selalu hadir mengikuti dzikir. SBY pun menempatkan beberapa orang kepercayaannya untuk mengurus majelis dzikir di antaranya, Sudi Silalahi, Kurdi Musthofa, dan putra bungsunya Edhie Baskoro Yudhoyono Ibas. Saat ini, majelis dzikir ini sudah menyebar di berbagai pelosok Nusantara. Bahkan, saat SBY berkunjung ke suatu daerah, sekelompok orang yang mengatasnamakan dari Majelis Dzikir SBY sambil mengenakan seragam khusus dari Majelis Dzikir SBY.