tokoh Islam yang ikut berbicara muncul ke permukaan sebagai pemersatu umat untuk tetap berada dalam kesatuan NKRI. BAMUSI merupakan bentukan dari tokoh Islam
sendiri yang sama-sama memiliki konsern dengan tetap menjunjung nilai-nilai nasionalisme sebagai dasar dalam berbangsa dan bernegara. Karena jelas bahwa
negara Indonesia yang berideologikan Pancasila sudah menjadi pengejawantahan dari negara yang religius dan nasionalis.
17
Dengan hadirnya beberapa tokoh dari kelompok ormas Islam Indonesia, diaharapkan BAMUSI bisa memberikan warna baru dalam bingkai kebangsaan yang
beragam. BAMUSI yang di dalam kepengurusannya ada sebagian dari warga NU, ke depannya diharapkan bisa memerankan sebagai ormas yang lebih mementingkan
kerakyatan dan lebih membangun keseriusan dalam membina umat lebih-lebih umat Islam yang belum terakomodir di dalam ormas-ormas yang sudah ada.
B. Pemaknaan Logo BAMUSI
BAMUSI berlogo kubah masjid warna hijau dengan latar berwarna merah dengan tulisan Baitul Muslimin Indonesia melingkari kubah masjid ini. Lembaga
sayap Islam PDIP ini memungkinkan untuk menjadikan BAMUSI sebagai ruang dan media membangun Islam di PDIP dan memberikan perubahan terhadap kinerja di
17
Wawancara: Taufik Kiemas, Tidak Bisa Sendiri Menyelesaikan Persoalan Bangsa, artikel diakses pada 12 Februari 2009 dari http:www.wartasenayan.co.idindex_filesPage1169.
tubuh PDIP. Dan memiliki semangat perubahan menuju lebih baik dengan kembali ke masjid sebagai central dalam membangun Islam.
Di samping itu juga, lambang BAMUSI dimaknai sebagai terobosan baru untuk melebarkan massa Islam yang secara real mayoritas masyarakat Indonesia
adalah muslim.
18
Logo BAMUSI juga dimaknai sebagai rumah kebangsaan sekaligus tempat dan media berekspresi bagi kaum Islam dalam membangun kebangsaan yang
tetap mengacu kepada pemahaman keagamaan yaitu Islam. Logo yang ada dalam BAMUSI berangkat dari torehan cat yang dilahirkan
oleh tangan Bung Karno, dan itu merupakan sebuah refleksi dari kecintaan dan kedekatannya dengan Islam.
19
Seperti dalam banyak tulisannya yang terangkum dalam bukunya, Islam Pancasila NKRI.
20
BAMUSI menarik kembali dengan pemaknaan logo-nya bahwa Islam dan kebangsaan sebenarnya dibangun selaras dan
bersinergi guna menciptakan suatu pemerintahan yang terus berlangsung dengan menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
Kubah masjid merupakan bangunan kokoh yang selalu berada di atas dan dimaknai akan memberikan kedamaian bagi kaum Islam. Kubah masjid juga
merupakan tempat untuk membangun ukhuwah Islamiyah yang kuat di antara kaum Islam itu sendiri. Dan juga menjadi roh pengembangan terhadap semua aktivitas kaum
Islam baik itu politik, ekonomi, budaya dan lain-lainnya.
18
NU Online, PDIP Deklarasikan Baitul Muslimin Indonesia, artikel diakses pada 9 Pebruari dari http:www.nu.or.idpage.php?lang=idmenu=news_viewnews_id=8788
19
Lihat, BAB Lampiran Skripsi ini untuk mengetahui logo Baitul Muslimin Indonesia.
20
Buku ini berisi artikel-artikel keislaman Bung Karno di surat kabar, ceramah-ceramah hari besar, dan amanat kepada parpol dan ormas. Diterbitkan oleh Komunitas Nasional religius Indonesia,
2006.
Jelas, bahwa logo kubah masjid yang terdapat dalam BAMUSI memiliki makna untuk membangun kekuatan sinergis antara islamisme dan nasionalisme.
Karena kedua kekuatan ini memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan, keduanya memiliki andil dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. BAMUSI dengan logo kubah
masjid-nya mempunyai cita-cita besar yaitu menyatukan kelompok Islam dan nasionalis dan bersama-sama membangun kebangsaan yang kokoh.
Kubah masjid yang dipilih BAMUSI untuk menjadi logonya, otomatis menandakan bahwa PDIP sekarang menjadi pengayom bagi kepentingan Islam. PDIP
dengan BAMUSI-nya akan mengakomodir kepentingan dan suara Islam.
21
Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, sehingga PDIP dengan penuh kesadaran untuk
membuka diri menerima Islam sebagai bagian yang penting untuk ikut andil dalam proses kebangsaan ke depan menuju Indonesia yang lebih baik.
C. Asas Jati Diri dan Watak BAMUSI