Aktivitas Kemasyarakatan BAMUSI Islam dan PDIP : studi terhadap aktivitas politik dan pandangan keagamaan baitul muslim Indonesia

C. Aktivitas Kemasyarakatan BAMUSI

BAMUSI merupakan sebuah lembaga yang nantinya akan melakukan langkah-langkah kongkrit untuk membangun masyarakat dengan melakukan kegiatan sosial yang melibatkan sebanyak mungkin umat Islam tanpa kecuali. Yang menjadi sasaran BAMUSI adalah umat Islam yang ada di pedesaan dan lemah secara ekonomi. Bahwa intinya, semua umat Islam yang selama ini tidak digarap oleh ormas atau partai yang sudah ada akan di-take-cover. Ke depannya, BAMUSI akan bekerjasama dengan komunitas Tumbuh Bersama, badan pelatihan ekonomi rakyat. Fokus garapannya adalah masyarakat pedesaan yang memiliki potensi ekonomi, tapi belum tergarap secara intensif sehingga kondisi perekonomian mereka bisa berubah lebih baik. 47 Komitmen pada kebangsaan pada hakikatnya adalah komitmen terhadap orang-orang miskin. Sebab, salah satu masalah besar yang sudah lama mengganjal kemajuan Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah persoalan pelik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Problem kemiskinan dapat mengancam nilai- nilai kebangsaan kita, jika tidak diselesaikan dengan baik oleh pemerintah. Bahkan, masalah kemiskinan dapat memicu munculnya disintegrasi bangsa jika sengaja dipelihara. Persoalan kemiskinan kembali menjadi sorotan saat ini karena hampir semua calon angota legislatif di semua tingkatan, DPD, calon presiden dan partai-partai politik membicarakannya. Memerangi kemiskinan sejatinya merupakan wujud cinta dan komitmen pada nilai-nilai kebangsaan, sekaligus menjadi tuntunan agama, yang secara teologis berkaitan dengan tingkat keimanan, dan kemiskinan juga menjadi 47 Wawancara Hamka Haq, BAMUSI Memperjuangkan Islam Yang Substansial, h.26. ancaman yang menyebabkan terjadinya prilaku kafir. 48 Sungguh naif apabila masyarakat muslim di Indonesia yang sudah terbangun kokoh keimanannya tentang Islam, kemudian goyah dan hancur akibat dari sulitnya ekonomi di Indonesia. Fenomena inilah yang kemudian ditakutkan oleh MH. Said Abdullah yang termaktub sebagai salah satu Pengurus Pusat BAMUSI. Bagi Said juga ini merupakan persoalan serius dan tantangan di depan mata. Mulut-mulut yang lapar karena menganggur dan miskin membuthkan makanan untuk hidup sehari-hari. 49 Ini harus dicarikan solusinya agar masyarakat tidak larut dalam kubangan kemiskinan. Komitmen ini pada hakikatnya merupakan sebuah bagian terpenting dari komitmen kita terhadap Pancasila dan UUD 1945. Jika keadilan sosial merupakan sila yang terakhir dalam Pancasila, maka pesan yang tersirat di dalamnya, bahwa keadilan sosial dan keluar dari perangkap kemiskinan merupakan muara dari seluruh kebijakan politik. Jika negara mengamanatkan perlindungan bagi kalangan fakir miskin, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945, maka tugas kenegaraan yang paling luhur yaitu memastikan negara telah melindungi dan memberdayakan orang-orang miskin. Hanya saja, patut disayangkan karena komitmen terhadap orang-orang miskin hanya menjadi slogan politik daripada kerja politik. Manakala genderang pemilu ditabuh, maka komitmen untuk kaum miskin seolah-olah menjadi program utama, tetapi jauh-jauh hari sebelum dilaksanakannya pemilu, komitmen tersebut terlihat sunyi-senyap, tidak ada gemanya. Inilah kemudian yang dikuatirkan, dengan ramainya para calon politisi maupun politisi dan partai-partai politik menyuarakan kemiskinan menjelang pemilu 2009. 48 MH. Said Abdullah, Salam; Komitmen untuk Orang MiskinMajalah Bulanan Baitul Muslimin, Keberagamaan, Kebangsaan Kebhinekaan, No. 07 Februari 2009. h.3. 49 Abdullah ,Salam; Komitmen untuk Orang Miskin. h.3. Maka dari itu, komitmen terhadap orang-orang miskin selama ini hanya menjadi kampanye dan bukan program kerja. Di sinilah awal masalah dari komitmen kita terhadap orang-orang miskin. Rasanya tidak ada ketulusan dan kesungguhan untuk menjadikan upaya pengentasan kemiskinan sebagai cita-cita bersama menuju keadilan dan kesejahteraan sosial. Pada satu sisi, harus diakui ada semacam pengabaian terhadap visi dan cita- cita utama dalam berbangsa dan bernegara, dan di sisi lain ada semacam pembiaran yang bersifat sistematis untuk menjadikan kemiskinan sebagai titah Tuhan. Dalam hal ini, perlu perubahan yang bersifat radikal. Artinya, perlu komitmen yang memberikan pencerahan, bahwa kemiskinan adalah musuh bersama. Pengentasan kemiskinan harus menjadi agenda utama, karena dari masalah akut ini muncul masalah-masalah lain, seperti kekerasan dan hilangnya solidaritas sosial. 50 PDIP dengan BAMUSI-nya akan melakukan langkah-langkah konkret dengan berbagai program yang pro-kerakyatan. Segala aktivitas yang berbasis kerakyatan menjadi program utama karena mengingat Indonesia adalah negara kaya raya jika masyarakatnya diarahkan dengan baik dan diberikan penyuluhan tentang kemandirian secara berkala, maka bangsa Indonesia tidak akan mengalami lagi yang namanya kelaparan bahkan busung lapar yang terjadi di mana-mana. Ini karena pemerintah yang salah urus tidak memperhatikan orang-orang miskin yang memang tugas pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. BAMUSI juga melakukan langkah kongkrit untuk masyarakat, dengan melakukan kerjasama dengan rumah sakit puskesmas di daerah tertentu dengan meyediakan mobil ambulance berlogo Baitul Muslimin Indonesia dan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan. Ini salah satu agenda di dalam BAMUSI yang 50 Abdullah ,Salam; Komitmen untuk Orang Miskin. h.3. langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. 51 Kerja nyata untuk masyarakat merupakan langkah besar untuk menolong warga Indonesia di saat kondisi ekonomi tidak stabil. Setidaknya aktivitas BAMUSI yang bersifat kerakyatan mendapat sambutan baik bagi semua kelangan masyarakat. Akitivitas pro-kerakyatan menjadi prioritas utama dalam menjalankan aktivitasnya ke depan di dalam kinerja organisasi sayap kanan PDIP ini. Jelas, bahwa BAMUSI melakukan kinerja dan peran sosial kemasyarakatan lebih intens, karena sejak awal berdirnya BAMUSI bergerak melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang merupakan basis NU dan Muhammadiyah. Ini semua kerena berangkat dari keinginan untuk melakukan silaturrahim dan membangun tali yang erat dengan ormas-ormas Islam yang sudah ada dan sudah lebih berpengalaman dan profesional. 52 Dengan tujuan bahwa kerja BAMUSI yang mengarah kepada kerakyatan akan terbangun lebih cepat jika NU dan Muhammadiyah selalu menjadi mitra dalam pembangunan Indonesia.

D. Aktivitas Politik BAMUSI