yang datang dari fungsionaris PDIP sendiri, yaitu Taufiq Kiemas, yang merupakan penggagas berdirinya BAMUSI dan ia juga memiliki latar belakang yang kuat tentang
pemahaman Islam. Dari pandangan tokoh-tokoh Islam di atas, setidaknya pandangan kelompok
Islam terwakili secara keseluruhan tentang keberadaan BAMUSI. BAMUSI mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia, lebih-lebih di masyarakat Islam yang cinta akan
kebangsaan dan keutuhan NKRI yang merupakan mayoritas di Indonesia.
a. Din Syamsuddin Ketua PP Muhammadiyah
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin merupakan salah satu penggagas didirikannya BAMUSI di sayap kanan PDIP. Menurutnya sangat penting
membangun jembatan ini, islamisme dan nasionalisme di Indonesia dibangun dan dimulai oleh para founding fathers Indonesia. Pada awal-awal Indonesia dibangun
memang mengalami perdebatan yang serius ketika ingin merumuskan dan akan dibawa ke arah mana Indonesia ini. Namun, masih bisa disatukan dalam semangat
kebangsaan. Bangunan Indonesia yang sedari awal memang dasarnya terbentuk oleh berbagai kalangan suku, agama, ras dan lain-lain. Menjadi renungan bagi founding
fathers untuk membangun Indonesia berdiri di atas dasar kebangsaan bukan lagi
mengatasnamakan suku, agama, ras dan golongan tertentu. Di tubuh PDIP, dalam pandangan Din Syamsuddin merupakan partai yang
memiliki basis konstituen yang merakyat, dan dikenal bahwa ruang dan jarak dengan Islam sangat kentara bagai air dan minyak. Islamisme dan nasionalisme menjadi
dikhotomis dan tidak bertemu dan singkron dalam memajukan Islam ke depan. Padahal Islam adalah mayoritas sebagai pemilih di PDIP. Kenapa ini terjadi? Ini
pertanyaan besar bagi seorang Din Syamsuddin sebagai ketua salah satu ormas Islam
terbesar yaitu Muhammadiyah. Untuk itu, perlu dibangun jembatan guna mempertemukan kembali antara ruh Islam dan nasionalisme dan ruh nasionalisme dan
Islam. Bagi Din Syamsuddin, dengan berdirinya BAMUSI di tubuh PDIP, kaum Islam yang setia dengan PDIP bisa membangun Indonesia secara bersama-sama guna
memajukan Indonesia sebagai bangsa yang nasionalis dan religius. Bagi Din Syamsuddin, BAMUSI juga menjadi langkah strategis untuk
membangun citra PDIP selama ini yang melekat sebagai partai yang anti terhadap persoalan agama Islam. Kini dengan BAMUSI setidaknya bisa dan mampu
menghilangkan stereotip negatif itu dan melihat bahwa PDIP juga konsern dengan persoalan Islam. Dan baginya, stigma lama juga harus dihilangkan yaitu membangun
dikhotomi antara Islamisme dan nasionalisme. Islamisme dan nasionalisme sekarang harus merapatkan barisan menuju islamis yang nasionalis dan nasionalis yang islamis.
Baginya, Bung Karno, Megawati dan Taufiq Kiemas adalah warga Muhammadiyah dan perlu untuk menjembataninya dengan rumusan strategis untuk menuju PDIP baru
yang juga konsern dengan keagamaan.
32
b. Hasyim Muzadi Ketua PBNU