semua kekotoran yang ada di kendaraan berguna menjamin keselamatan yang lebih daripada kemungkinan yang bisa terjadi jika orang mengendarai di
lingkungan yang kotor. Berdasarkan gambaran diatas, maka penulis bermaksud untuk meneliti dan
menganalisa upacara penyucian tersebut. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengajukan suatu masalah dengan menguraikannya dalam bentuk skripsi
yang berjudul “Harae Upacara Penyucian Dalam Shinto Di Jepang”
1.2 Perumusan Masalah
Bangsa Jepang sebagian besar penduduknya menganut agama Shinto. Shinto adalah agama politheisme yang mempercayai lebih dari satu dewa. Prinsip
dari agama Politheisme adalah segala hal yang memiliki pengaruh besar pada kehidupan manusia dapat dianggap sebagai Kami. Contohnya, yang berhubungan
dengan alam, Dewa Hujan, Dewa Gunung, Dewa Laut, Dewa Halilintar adalah dewa alam yang mereka yakini. Dengan demikian setiap objek dibatasi pada
objek-objek yang memiliki pengaruh besar dan hubungan yang erat dalam kehidupan manusia. Kusunoki Masahiro dalam Situmorang, 2005 : 28
mengatakan konsep kepercayaan mereka, Tuhan atau dewa bersifat Functional God. Bersifat fungsional dalam hal ini dapat diartikan sebagai hubungan yang
mendatangkan manfaat atau keuntungan bagi kedua belah pihak. Kebanyakan dewa memiliki karakteristik tidak menyukai pencemaran dari kematian, kotor, dan
darah. Dalam Shinto, kebersihan fisik dan kesucian batin dihargai sebagai fondasi
yang penting. Polusi, yang memiliki makna tubuh yang kotor seperti halnya moral
Universitas Sumatera Utara
setan dianggap sangat menjijikan. Itulah alasannya mengapa upacara penyucian dilaksanakan.
Masyarakat Jepang memandang penting melaksanakan penyucian di sepanjang hidupnya. Penyucian berarti tidak hanya membersihkan tubuh
seseorang tetapi juga merupakan langkah yang baik yang diambil seseorang. Awalnya bermula dari membersihkan fisik atau bagian luar kemudian berlanjut
dengan membersihkan mental yang berarti kesucian batin. Untuk itu penulis mengajukan masalah untuk dibahas sebagai berikut:
1 Seperti apa konsep Shinto terhadap upacara penyucian Harae
2 Seperti apa upacara-upacara penyucian yang dilaksanakan dalam
Shinto.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Besarnya hubungan antara upacara penyucian haraemisogi dengan agama Shinto membuat penulis termotivasi untuk mengetahui hubungan
didalamnya. Namun untuk menghindari luasnya ruang lingkup permasalahan maka masalah yang akan penulis bahas di dalam penulisan ini difokuskan kepada
Harae sebagai upacara penyucian dalam Shinto di Jepang dan diikuti dengan makna, tujuan, dan fungsinya.
Untuk mendukung masalah tersebut di atas, akan dibahas juga tentang: pandangan umum Harae dan Shinto, yang didalamnya berisikan: asal mula Harae
berdasarkan mitologi Jepang; sekte-sekte penyucian agama Shinto; unsur-unsur yang digunakan penyucian; berbagai upacara penyucian yang dilaksanakan di
Jepang, dan pandangan Shinto terhadap kekotoran kegare tsumi.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tinjauan Pustaka dan kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka