Kuil Shinto Shinto .1 Sejarah dan Pengertian Shinto

2.1.3 Kuil Shinto

Jinja merupakan tempat peribadatan yang berfungsi untuk melakukan pemujaan terhadap dewa, ataupun dapat juga digunakan sebagai tempat upacara lain, seperti acara pernikahan. Jinja berasal dari kata Yashiro yang berarti tempat beberapa tipe bangunan. Pada dahulu kala, acara ritual dilakukan di luar ruangan. Pada masa itu jarang ada yang mempunyai tipe rumah seperti Izumo Taisha untuk pertunjukan ritual. Pada hari itu, daerah-daerah yang tidak dicemari dipilih dan dibatasi dan sebuah pohon ditanam sebagai objek dimana kami diundang. Tempat ini temasuk pohon yang disebut Himorogi. Ketika sebongkah batu dipilih sebagai pengganti sebuah pohon, tempat itu disebut Iwasaka, dan ritual-ritual dilakukan di Himorogi dan Iwasaka. Ketika Buddha dibawa ke Jepang dan melakukan pemujaan oleh keluarga Soga, mereka menyembah sebuah bangunan yang menggambarkan sebuah Buddha. Hal inilah yang mempengaruhi pemikiran Shinto, dan memulai menyembah roh-roh kami disebuah gedung dan menjadi lebih terkenal dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu kala ritual ini bisa dilihat di Jichinsai, sebuah ritual yang dilakukan di sebuah bangunan untuk menunjukkan kehormatan orang melalui kami daerah untuk berdoa demi keamanan. Shinto dipengaruhi oleh gaya penyembahan Buddha, tetapi tidak pernah digunakan pada kami sebagai objek penyembahan kecuali di abad pertengahan 1192-1603 selama kuil diabdikan untuk kami yang mirip dengan Buddha. Bangunan kuil Shinto digunakan untuk mengangkat tipe dari gudang lantai atas atau rumah kediaman, seperti kuil besar Ise, yang materialnya terbuat dari Universitas Sumatera Utara kayu-kayu sederhana dan atap jerami. Tetapi sepanjang sejarah kemudian banyak bentuk-bentuk berbeda yang dikembangkan dibawah pengaruh Buddha dan pemikiran Yin-Yang, dan mereka mulai menggunakan bahan material yang berwarna dan penambahan seni ukur. Sekarang pembangunan kuil menggunakan fondasi beton yang anti api. Sekarang ini kata jinja diterjemahkan sebagai kuil yang mempunyai tempat berteduh. Tetapi sebenarnya jinja berbeda dengan kuil pada umumnya. Kuil pada umumnya berarti bangunan yang berisi abu manusia yang telah meninggal sama dengan Byo yang ada di Cina. Sedangkan jinja hanya untuk menyembah kami dan pelayanan keagamaan yang ditampilkan dalam bentuk penyembahan benda yang dipercaya memiliki roh kami. Adapun ritual-ritual yang berlangsung pada saat berkunjung ke kuil yaitu sebagai berikut: 1. Chozuyatemizu, yaitu upacara penyucian diri. Ini dilakukan di halaman kuil dengan menggunakan air. Seluruh tubuh disiram dengan air, air pertama disiram ke tangan kiri kemudian tangan kanan dan selanjutnya berkumur-kumur. 2. Memasuki altar, yaitu ruangan didalam kuil, dan memberikan sumbangan ke kotak yang disediakan sambil membuat permohonan doa 3. Menyentuh lonceng dan menarik talinya sebanyak 2-3 kali dengan menggunakan tangan kanan. Hal ini dimasudkan untuk memohon kekuatan pada dewa. 4. Setelah selesai ritual di dalam kuil, maka pengunjung menuju keluar, dan di depan gerbang sebelum meninggalkan kuil para pengunjung tersebut akan menundukkan kepala sebanyak dua kali dan terakhir menundukkan kepala sekali lagi sebelum akhirnya meninggalkan kuil tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Sekte-Sekte Penyucian Agama Shinto