Akhirat afterlife. Karena Shinto sudah berdampingan dengan Buddha Empat ketetapan. Meskipun Shinto tidak memiliki perintah mutlak

2.1.2 Praktek dan Pengajaran Shinto

Di dalam praktek dan pengajaran Shinto, terdapat enam poin utama yang dapat menjelaskan Shinto secara umum. Berikut ini akan dijelaskan keenam poin tersebut.

1. Akhirat afterlife. Karena Shinto sudah berdampingan dengan Buddha

selama lebih dari 1000 tahun, sangat sulit melepaskan kepercayaan Shinto dan Buddha tentang dunia. Buddha menekankan akhirat dan akhir perputaran kelahiran kembali, Shinto menekankan kehidupan ini dan menemukan kebahagiaan didalamnya. Meskipun Buddha dan Shinto memiliki perbedaan perspektif mengenai dunia, masyarakat Jepang tidak melihat dibutuhkannya penyatuan kedua perbedaan ini. Perbedaan perspektif akan dunia dilihat sebagai pelengkap. Jadi biasa bagi orang Jepang untuk mempraktekkan Shinto di kehidupan dan memiliki pemakaman secara Buddha. Bagi para penganut Shinto, mereka memandang bahwa “dunia lain” bukanlah sebagai “dunia khayalan” surga ataupun neraka dan “dunia lain” ini tidak berbeda dari dunia yang sekarang mereka tempati. Bagi mereka “dunia lain” adalah sebutan untuk mengacu pada tempat bersemayamnya para kami dan mereka beranggapan bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa kembali mengunjungi dunia nyata ini jika yang masih hidup melakukan ritual-ritual persembahan bagi kami. Mereka juga meyakini kami dan roh leluhur akan melindungi keturunan mereka selama para keturunan tersebut melakukan ritual secara berkelanjutan. Shinto bukanlah agama yang fokus pada kehidupan sesudah mati melainkan fokus pada dunia ini. Universitas Sumatera Utara Pada saat seseorang meninggal, rohnya berada dalam kekotoran karena sesuai konsep kepercayaan Shinto mayat dianggap sebagai kekotoran. Berhubungan dalam kondisi kotor dan labil maka keluarga yang masih hidup melakukan upacara-upacara selama 49 tahun yang ditujukan kepada roh tersebut yang disebut “Seibutsu Gedatsu” yaitu proses roh seseorang hingga mencapai Tomurai Age menjadi dewa.

2. Empat ketetapan. Meskipun Shinto tidak memiliki perintah mutlak

kepada jemaatnya diluar kehidupan “sederhana dan harmonis dengan alam dan manusia”, namun ada empat hal yang ditetapkan dalam agama Shinto, yaitu tradisi dan keluarga, menjaga alam, kebersihan jasmani, dan matsuri. Tradisi dan keluarga maksudnya bahwa keluarga merupakan mekanisme yang menjadi pilar utama untuk memelihara dan menjaga tradisi Shinto. Menjaga alam maksudnya bahwa alam adalah sesuatu yang suci sehingga untuk berhubungan dengan alam berarti dekat dengan kami. Objek-objek alam disembah karena memiliki roh suci. Kebersihan jasmani maksudnya pengikut Shinto sering melakukan ritual pembersihan diri seperti mandi, mencuci tangan dan berkumur. Matsuri adalah pemujaan dan penyataan rasa hormat kepada kami.

3. Dosa dan kekotoran. Salah satu karakteristik khusus konsep kegare