kalium. Mediator ini akan merangsang rasa sakit secara mekanis maupun kimiawi Wilmana 1995, 1995; Siswandono dan Bambang,1995 .
Antalgin memiliki efek analgetik-antipiretik dan efek antiinflamasi yang lemah. Penggunaannya dibatasi pada nyeri akut pasca operasi, nyeri karena
tumor, nyeri hebat karena penyakit akut dan kronis yang tidak dapat diatasi oleh analgesik non opiat lainnya. Pembatasan ini dilakukan karena efek sampingnya
yang dapat menimbulkan agranulositosis, anemia aplastika dan trombositopenia. Penggunaan jangka panjang antalgin perlu diperhatikan kemungkinan diskrasia
darah. Contoh sediaan dipasaran adalah neuralgin Anonim, 2008.
2.9 Diklofenak
2.9.1 Sifat Kimia
Diklofenak dengan nama kimia 2-2-2,6-diklorofenilaminofenil asam asetat, memiliki rumus molekul
C
14
H
11
Cl
2
NO
2
dengan berat molekul 296.148 gmol. Rumus bangun diklofenak ditunjukkan pada Gambar 2.6
Anonim, 2008.
Gambar 2.6. Rumus bangun diklofenak
2.9.2 Farmakologi
Natrium diklofenak adalah suatu senyawa antiinflamasi nonsteroid yang bekerja sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Senyawa ini sangat
merangsang lambung sehingga untuk mencegah efek samping ini bentuk sediaan oral tablet natrium diklofenak disalut enterik. Bagaimana mekanisme kerjanya
belum diketahui sepenuhnya, tetapi secara umum mempunyai efek antiinflamasi, antipiretik dan analgesiknya adalah dengan cara menghambat sintesis
prostaglandin dengan menginhibisi siklooksigenase COX. Penghambatan COX
Universitas Sumatera Utara
akan mengurangi kadar prostaglandin di epitelium lambung, yang menyebabkannya lebih sensitif terhadap korosif asam lambung. Ini termasuk efek
samping utama diklofenak. Diklofenak cenderung menghambat COX-2 lebih rendah kira-kira 10 kali ketimbang COX-1. Oleh karena itu, insiden terhadap
gangguan lambung lebih rendah dibandingkan indometasin dan aspirin Anonim, 2008. Obat ini tidak boleh diberikan secara intravena bersama-sama dengan
AINS atau antikoagulan termasuk heparin Sweetman, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metodologi eksperimental experimental recearch. Metodologi penelitian ini adalah suatu
observasi yang dilakukan di laboratorium dengan kondisi buatan artificial condition, yang diatur peneliti Nazir, 1990. Metodologi eksperimental di
maksudkan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas X yang disebut faktor perlakuan dengan variabel terikat Y yang disebut faktor
pengamatan Hanafiah, 2005. Dalam penelitian ini yang disebut variabel bebas yaitu pengaruh pemberian EEM, En-HM, EEAcM, indometasin, antalgin,
diklofenak dan mencit sedangkan variabel terikat adalah bengkak dan nyeri. Dengan cara memberikan perlakuan tertentu terhadap satu kelompok eksperimen
atau lebih menggunakan kontrol sebagai pembanding akan dapat diramalkan efek bahan yang diuji, namun demikian analisis statistik akan dapat menyatakan secara
signifikan atau tidak parameter-parameter yang diuji Musa, dkk, 1988.
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengolahan simplisia, pembuatan ekstrak dengan cara perkolasi, fraksinasi, uji kadar air, uji
efek antiinflamasi, uji efek analgetik dan pengumpulan data secara eksperimental di laboratorium dengan desain Rancangan Acak Lengkap RAL dan analisis data
secara anava analisis variansi.
Universitas Sumatera Utara