Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan yang rusak, hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
cara memindahkan stimulus nyeri Guyton and John,1996.
Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Penelitian telah membuktikan bahwa
prostaglandin menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik
dan kimiawi. Jadi, prostaglandin menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian
mediator nyeri seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata Wilmana dan Gan, 2007.
2.6.1 Pembagian Rasa Nyeri
Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua yaitu rasa nyeri utama, yakni rasa nyeri cepat dan rasa nyeri lambat. Bila diberikan stimulus nyeri, maka rasa
nyeri cepat timbul dalam waktu kira-kira 0,1detik, sedang rasa nyeri lambat timbul setelah 1detik atau lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama
beberapa detik dan kadang kala beberapa menit. Rasa nyeri cepat digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa
nyeri akut dan rasa nyeri elektris. Jenis rasa nyeri ini akan terasa bila ada sebuah jarum ditusukkan kedalam kulit, bila kulit tersayat pisau atau bila kulit terbakar
secara akut. Rasa nyeri ini juga akan terasa bila subjek mendapat syok listrik. Rasa nyeri cepat, nyeri tajam tak akan terasa disebagian besar jaringan dalam
tubuh. Rasa nyeri lambat juga mempunyai banyak nama tambahan seperti
rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual dan nyeri kronik. Jenis rasa nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan.
Rasa nyeri dapat berlangsung lama, menyakitkan dan dapat menjadi penderitaan yang tak tertahankan. Rasa nyeri ini dapat terasa dikulit dan hampir semua
jaringan dalam atau organ Guyton and John, 1996.
2.6.2 Mekanisme terjadinya Nyeri
Pada umumnya rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan, yang meliputi rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis, dapat
menimbulkan kerusakan jaringan Guyton and John, 1996; Tjay dan Rahardja,
Universitas Sumatera Utara
2003. Jenis nyeri kimia dapat disebabkan beberapa zat kimia meliputi bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam asetil kolin dan enzim proteolitik.
Nyeri juga akan terasa bila menerima panas dengan suhu di atas 45
o
C, jaringan mulai mengalami kerusakan akibat panas. Oleh karena itu, rasa nyeri yang disebabkan oleh panas sangat terkait dengan kemampuan panas untuk
merusak jaringan Guyton and John, 1996. Adanya rangsangan yang merusak sel, akan mengaktivasi enzim fosfolipase A
2
yang kemudian akan mengubahnya menjadi asam arakhidonat. Asam arakhidonat yang terbentuk kemudian dengan
bantuan enzim siklooksigenase akan disintesis menjadi prostaglandin. Prostaglandin E
1
dan E
2
yang terbentuk akan mensensitisasi reseptor nyeri nosiseptor, bradikinin, dan histamin sehingga menimbulkan nyeri yang nyata
Wilmana, 1995; Guyton and John, 1996.
2.7 Analgetika