Uji Antiinflamasi Topikal Gel Ekstrak Etanol Mondokaki GEEM

antiinflamasi Farnsworth, 1966 . Menurut Hyun et al 2004, flavonoid khususnya derivat flavon bertindak sebagai inhibitor enzim COX-2 enzim cyclo- oxygenase 2. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa ekstrak daun mondokaki dengan berbagai pelarut ternyata dapat memberikan efek antiinflamasi, meskipun tidak sebaik suspensi indometasin. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 CMC 0,5 SI 10 mgkg BB SEEAcM 500 mgkg BB SEEAcM 600 mgkg BB SEEAcM 700 mgkg BB Perlakuan L u as ar ea d i b aw a h k u rva g raf ik p er sen rad an g Gambar 4.9: Grafik luas area di bawah kurva persen radang terhadap waktu pada berbagai perlakuan SEEAcM Keterangan: = berbeda signifikan dengan CMC 0,5; + = berbeda signifikan dengan SI 10 mgkg BB; = berbeda signifikan dengan SEEAcM 500 mgkg BB; = berbeda signifikan dengan SEEAcM 500 mgkg BB; ~ = berbeda signifikan dengan SEEAcM 500 mgkg BB; tb+ = tidak berbeda signifikan dengan SI 10 mgkg BB; tb = tidak berbeda signifikan dengan SEEAcM 500 mgkg BB; tb = tidak berbeda signifikan dengan SEEAcM 500 mgkg BB; tb~ = tidak berbeda signifikan dengan SEEAcM 500 mgkg BB.

4.1.4 Uji Antiinflamasi Topikal Gel Ekstrak Etanol Mondokaki GEEM

Berdasarkan hasil uji oral terhadap inhibisi radang EEM, En-HM dan EEAcM secara statistik dapat disimpulkan bahwa ekstrak mondokaki mempunyai efek antiinflamasi. Sesuai dengan rumusan masalah, apakah EEM bila diberikan + ~ ~ + tb tb~ tb+ tb tb + tb tb Universitas Sumatera Utara secara topikal dapat memberikan efek antiinflamasi maka dalam pengujian ini akan dibatasi hanya dengan menggunakan EEM saja, karena berdasarkan hasil uji menyimpulkan bahwa SEEM mempunyai efek antiinflamasi yang paling mendekati dengan suspensi indometasin SI. Bahan uji yang digunakan adalah gel natrium diklofenak 1 GD, gel EEM 1, gel EEM 3, dan gel EEM 6. Hasil persen radang yang diperoleh dari setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar 4.10. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Waktu Menit P ers en ra da ng G el G el Na-dik lofenak 1 G el E E M 1 G el E E M 3 G el E E M 6 Gambar 4.10: Grafik persen radang versus waktu mean ± SEM pada berbagai perlakuan uji antiinflamasi topikal GEEM Merujuk pada Gambar 4.10 di atas nampak bahwa gel EEM 3 menunjukkan persen radang yang paling mendekati persen radang gel natrium diklofenak, diikuti gel EEM 1, dan gel EEM 6. Perhitungan inhibisi radang diperoleh dengan membandingkan nilai persen radang tiap kelompok hewan uji dengan nilai persen radang kontrol Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Berdasarkan grafik tersebut inhibisi radang terbesar dihasilkan oleh gel natrium diklofenak sebagai pembanding, gel EEM 3, gel EEM 1 dan gel 6 Gambar 4.11. -10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Waktu Menit P er se n I nhi bi si R ada ng G el na-dik lofenak 1 G el E E M 1 G el E E M 3 G el E E M 6 Gambar 4.11: Grafik persen inhibisi radang versus waktu mean ± SEM pada berbagai perlakuan uji antiinflamasi topikal GEEM Uji analisis variansi Anava terhadap nilai persen radang dari menit ke-30 sampai menit ke-360 dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh obat uji yaitu gel natrium diklofenak, gel EEM 1, gel EEM 3 dan gel EEM 6 pada setiap perlakuan kelompok hewan uji dengan menggunakan program SPSS versi 11 Tabel 4.37. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.37: Tabel Anava dari menit ke-30 sampai menit ke-360 uji antiinflamasi topikal GEEM Berdasarkan hasil uji statistik Anava pada menit ke-30 menunjukkan perbedaan rerata inhibisi radang dengan nilai signigikan 0,009 p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan, karena onset of action Universitas Sumatera Utara rute pemberian secara topikal lebih lambat dari pada rute pemberian secara oral. Menurut Howard C. Ansel 1989, suatu zat obat mungkin diformula menjadi bentuk sediaan yang banyak memberikan kecepatan absorpsi dan waktu mulai kerja obat onset serta puncak dan lamanya kerja obat yang berlainan, rute pemberian oral mempunyai onset lebih cepat dibandingkan rute pemberian topikal. Hasil uji beda rata-rata Duncan menunjukkan gel natrium diklofenak 1 sebagai pembanding, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan gel EEM 1, gel EEM 3 dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,188; p0,05, tetapi menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan gel sebagai kontrol nilai signifikansi 1,000; p0,05 Tabel 4.38. Tabel 4.38: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-60, menunjukkan perbedaan rerata inhibisi yang signifikan antar kelompok, dengan nilai signifikan 0,040 p0,05. Hasil uji Duncan menunjukkan gel natrium diklofenak 1 tidak berbeda nyata dengan gel EEM 1, gel EEM 3 dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,061; p0,05 tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan gel sebagai kontrol nilai signifikan 1,000; p0,05 Tabel 4.39. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.39: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-60 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-90, diperoleh perbedaan rerata antar kelompok dengan nilai signifikansi 0,000 p0,05. Hasil uji Duncan menunjukkan gel natrium diklofenak berbeda bermakna nilai signifikansi 0,000; p0.05 dengan gel EEM 3, gel EEM 1, dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,385; p0,05, tetapi gel sebagai kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan gel EEM 1 dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,127; p0,05 Tabel 4.40 Tabel 4.40: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Universitas Sumatera Utara Pada menit ke-120, perbedaan rerata antar kelompok diperoleh nilai signifikansi 0,001 p0,05. Hasil uji lanjutan Duncan menunjukkan gel natrium diklofenak 1 berbeda nyata dengan gel EEM 3 nilai signifikansi 0,054; p0,05, begitu juga dengan gel EEM 3, gel EEM 1 dan gel EEM 6, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna nilai signifikansi 0,123; p0,05, tetapi menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan gel sebagai kontrol dan gel 6 nilai signifikansi 0,275; p0,05 Tabel 4.41. Tabel 4.41: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-120 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-150, terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai signifikansi 0,001 p0,05. Berdasarkan hasil uji beda Duncan gel natrium diklofenak nilai signifikansi 1,000; p0,05, menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan gel EEM 3, gel EEM 1 dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,081; p0,05, begitu juga dengan gel sebagai kontrol dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,404; p0,05 terdapat perbedaan yang bermakna Tabel 4.42. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.42: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-150 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-180, terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok dengan nilai signifikansi 0,001 p0,05. Pada hasil uji Duncan gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan gel EEM 3, dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,097; p0,05, begitu juga antara gel EEM 3, gel EEM 1 dan gel EEM 6, menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna nilai signifikansi 0,193; p0,05, tetapi gel sebagai kontrol nilai signifikansi 1,000; p0,05 menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan 4 perlakuan uji lainnya yaitu gel natrium diklofenak, gel EEM 1, gel EEM 3, dan gel EEM 6 Tabel 4.43. Tabel 4.43: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-180 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Universitas Sumatera Utara Pada menit ke-210 hasil uji lanjutan Duncan, gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gel EEM 3 dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,387; p0,05, namun gel EEM 3 tidak berbeda nyata dengan gel EEM 1, gel EEM 6 nilai signifikansi 0,114; p0,05 tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan gel sebagai kontrol nilai signifikansi 0,000; p0,05persen Tabel 4.44. Tabel 4.44: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-210 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-240 hasil uji lanjutan Duncan, gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gel EEM 3 dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,302; p0,05, namun gel EEM 3 tidak berbeda nyata dengan gel EEM 1, gel EEM 6 nilai signifikansi 0,114; p0,05 tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan gel sebagai kontrol nilai signifikansi 0,000; p0,05persen Tabel 4.45. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.45: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-240 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-270 hasil uji lanjutan Duncan, gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gel natrium diklofenak, gel EEM 3, gel EEM 6, dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,088; p0,05, namun gel sebagai kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan EEM 3, gel EEM 1, dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,000; p0,05 Tabel 4.46. Tabel 4.46: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-270 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-300 hasil uji lanjutan Duncan, gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gel natrium diklofenak, gel EEM 3, gel EEM 6, dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,093; p0,05, namun gel Universitas Sumatera Utara sebagai kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan EEM 3, gel EEM 1, dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,000; p0,05 Tabel 4.47. Tabel 4.47: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-300 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Pada menit ke-330 hasil uji lanjutan Duncan, gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gel EEM 3 dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,100; p0,05, namun gel EEM 3 tidak berbeda nyata dengan gel EEM 1, gel EEM 6 nilai signifikansi 0,146; p0,05 tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan gel sebagai kontrol nilai signifikansi 0,000; p0,05persen Tabel 4.48. Tabel 4.48: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-330 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Universitas Sumatera Utara Pada menit ke-360 hasil uji lanjutan Duncan, gel natrium diklofenak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gel EEM 3 dan gel EEM 1 nilai signifikansi 0,069; p0,05, namun gel EEM 1 tidak berbeda nyata dengan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,244; p0,05 tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan gel sebagai kontrol nilai signifikansi 0,000; p0,05persen Tabel 4.49. Tabel 4.49: Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-360 Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6 Uji analisis variansi Anava dan uji lanjutan Duncan terhadap luas area di bawah kurva dilakukan untuk mengetahui hasil yang terbaik dari semua perlakuan. Hasil uji Anava luas area di bawah kurva menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata antar kelompok uji dengan nilai signifikansi 0,000 p0,05. Hasil uji lanjutan Duncan terhadap luas area dibawah kurva, nampak bahwa gel EEM 3 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan gel natrium diklofenak 1, gel EEM 1, dan gel EEM 6 nilai signifikansi 0,090; p0,05, namun berbeda nyata dengan gel sebagai kontrol nilai signifikansi 0,000; p0,05. Gel sebagai kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan semua kelompok uji nilai signifikansi 0,000; p0,05. Gel EEM 3 memiliki efek antiinflamasi lebih Universitas Sumatera Utara besar dibandingkan dengan gel 1 dan gel 6, akan tetapi efek antiinflamasi gel natrium diklofenak masih lebih besar dibanding dengan semua perlakuan uji Gambar 4.12. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 G el G el Na-diklofenak 1 G el E E M 1 G el E E M 3 G el E E M 6 Perlakuan L u as A re a d i B aw ah K u rva G raf ik P er se n r ad an g Gambar 4.12: Grafik persen radang versus waktu mean ± SEM pada berbagai perlakuan uji antiinflamasi topikal GEEM Keterangan: = berbeda signifikan dengan gel; + = berbeda signifikan dengan gel natrium diklofenak 1; = berbeda signifikan dengan gel EEM 1; = berbeda signifikan dengan gel EEM 3; ~ = berbeda signifikan dengan gel EEM 6; tb+ = tidak berbeda signifikan dengan gel natrium diklofenak 1; tb = tidak berbeda signifikan dengan gel EEM 1; tb = tidak berbeda signifikan dengan gel EEM 3; tb~ = tidak berbeda signifikan dengan gel EEM 6. Pada penelitian ini, terlihat bahwa gel EEM 3 memiliki efek antiradang yang lebih besar dibandingkan dengan gel EEM 1 dan gel EEM 6 dalam menekan peradangan yang ditandai oleh persentase peradangan yang lebih kecil. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.37, halaman 89, inhibisi radang dimana gel EEM 3 mulai memberikan efek inhibisi radang pada menit ke-120 sebesar 15,40 dan mencapai efek maksimum pada menit ke-330 sebesar 84,37. Gel EEM 1 + ~ ~ tb + tb tb~ tb+ tb tb~ + tb tb Universitas Sumatera Utara mulai memberikan efek inhibisi pada menit ke-120 sebesar 4,13 dan mencapai efek maksimum pada menit ke-300 sebesar 74,88. Gel EEM 6 memberikan efek inhibisi pada menit ke-150, sebesar 2,26 dan mencapai efek maksimum sebesar 69,41 pada menit ke-300. Pada gel natrium diklofenak 1 mulai memberikan efek inhibisi radang pada menit ke-30 sebesar 28,78 dan mencapai efek maksimum sebesar 97,25 pada menit ke-360. Jadi, terlihat di sini gel EEM 3 memberikan respon efek antiinflamasi yang lebih besar dibanding gel EEM 1 dan gel EEM 6, namun efek antiinflamasi dari ketiga sediaan, gel EEM 1, gel EEM 3 dan gel EEM 6 masih lebih kecil dibandingkan efek antiinflamasi dari gel natrium diklofenak 1. Hal ini disebabkan kemungkinan kecilnya zat berkhasiat yang terkandung dalam EEM sebagai crude ekstrak yang mengandung beberapa senyawa di dalamnya yang kemungkinan terjadi interaksi dan dapat menurunkan kerja zat aktif yang bertindak sebagai inhibitor inflamasi. Sehingga dengan dosis kecil natrium diklofenak menghasilkan efek antiinflamasi dengan menginhibisi inflamasi yang lebih besar disebabkan induksi karagenan 1 pada kaki mencit. Data pengukuran persen radang dan persen inhibisi radang dapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 159. Berdasarkan seluruh data hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa gel EEM 3 mempunyai efek antiinflamasi yang mendekati gel natrium diklofenak 1. Efek antiinflamasi gel EEM 6 lebih buruk daripada efek antiinflamasi gel EEM 3, hal ini kemungkinan karena efek ekstrak mempunyai sistem jenuh, maksudnya berapapun jumlah zat aktif walau jumlahnya ditambah namun karena Universitas Sumatera Utara sistemnya sudah jenuh sehingga tidak menyebabkan perubahan efek farmakologis Sarmoko, 2009.

4.2 Uji Efek Analgetik