36 sebagai fasilitator. 2 Siswa yang masih dalam taraf berfikir rendah akan
kesulitan melaksanakan tugas yang diberikan guru, jadi dibutuhkan keuletan guru dalam membimbing siswa.
2.3 Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran di kelas V SD Negeri 03 Jatingarang masih didominasi metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pembelajaran
yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional sehingga sedikit melibatkan siswa aktif dalam belajar. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas V SD Negeri 03 Jatingarang guru kurang memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Misalnya, dalam pembelajaran
keterampilan menulis laporan pengamatan siswa hanya diberi penjelasan dan contoh laporan pengamatan kemudian melengkapi bentuk laporannya tanpa
melakukan kegiatan pengamatan dan menulis laporannya. Dengan pendekatan pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa untuk
belajar lebih aktif. Dalam proses pembelajaran guru mengaitkan materi ajar dengan dunia nyata siswa. Siswa diajak langsung dalam pembelajaran dengan
melakukan kegiatan pengamatan langsung kemudian menulis laporannya. Keterampilan menulis siswa juga semakin meningkat karena siswa mendapatkan
berbagai gagasan dari hasil pengamatannya langsung. Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa sehingga proses belajar menjadi bermakna. Dalam pendekatan
kontekstual proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa yang langsung mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan
guru ke siswa.
37 Salah satu komponen pendekatan kontekstual yaitu kontruktivisme. Teori
kontrukstivisme merupakan landasan berpikir pada pendekatan kontekstual. Teori ini lebih menekankan bahwa pengetahuan dibagun sendiri oleh siswa untuk
menemukan kebermaknaan dalam pembelajaran. Inti sari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi
komplek ke dalam dirinya sendiri Anni, 2007: 60. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran atau lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and
Learning CTL merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk
mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat Sardiman, 2007: 222. Dalam pembelajaran di sekolah dasar
perlu dilandasi teori belajar konstruktivisme khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis laporan pengamatan. Dengan menggunakan pendekatan CTL Contextual Teaching and
Learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menulis laporan
pengamatan di sekolah dasar diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan begitu, siswa dapat lebih mudah menangkap konsep materi
yang disampaikan. Guru mengaitkan ide menulis dengan situasi nyata di sekitar siswa. Guru awalnya memberikan permodelan bagaimana cara menulis laporan
pengamatan disertai langkah-langkah dalam menulis laporan pengamatan. Pendekatan kontekstual mengajak siswa mengaitkan materi yang diajarkan
dengan situasi kehidupan nyata sehingga siswa dapat menemukan dan mencari pengetahuannya sendiri. Guru mengajak siswa melakukan pengamatan langsung
38 dan mencari pengetahuan yang berupa gagasan-gagasan yang hendak ditulis.
Sehingga siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan masalah yang ada. Dengan demikian, siswa akan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik dan siswa dapat menguasai konsep materi yang diberikan. Pada akhirnya, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
memenuhi tuntutan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2.4 Hipotesis Tindakan