Komponen dalam Pendekatan Kontekstual

31 negara. Selain itu, pendekatan ini memberi kesempatan bekerja keras untuk mempelajari sesuatu yang dibutuhkan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi, artinya proses belajar berorientasi pada proses pengalaman langsung. Proses belajar dalam pembelajaran kontekstual tidak mengharapkan siswa hanya menerima materi pelajaran saja, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran yang dipelajari. Dalam pembelajaran kontekstual peran guru membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar. Guru lebih memikirkan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru yaitu mengelola kelas agar kondusif untuk belajar siswa. Pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran didapat oleh siswa dengan sendirinya. Pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada pemahaman siswa mengenai makna belajar, manfaat belajarnya dan bagaimana cara mencapainya.

2.2.9.2 Komponen dalam Pendekatan Kontekstual

Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kontekstual yaitu 1 kontruktivisme, 2 inkuiri, 3 pertanyaan, 4 masyarakat belajar, 5 pemodelan, 6 refleksi, 7 penilaian otentik Sugandi, 2008: 127. Penjelasan ringkasnya sebagai berikut: 2.2.9.2.1 Kontruktivisme Merupakan landasan berpikir yang digunakan dalam pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit hasilnya diperluas dalam konteks yang terbatas. Pendekatan ini menekankan 32 pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide- ide. Sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. 2.2.9.2.2 Menemukan Inquiry Kata kunci pembelajaran CTL salah satunya adalah penemuan. Belajar penemuan menunjuk pada proses dan hasil belajar. Pengetahuan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat melainkan suatu hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang susatu kegiatan pembelajaran yang merujuk pada penemuan apapun materi yang diajarkan. 2.2.9.2.3 Pertanyaan Pengetahuan yang dimiliki seseorang semula diperoleh melalui kegiatan bertanya. Kegiatan bertanya merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya berguna untuk 1 mengali informasi, 2 menggali pemahaman siswa, 3 membangkitkan respon kepada siswa, 4 mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5 mengetahui hal-hal yang sudah diketaui siswa, dan 6 mengfokuskan perhatian pada sesuatu yang sudah dikehendaki guru. 2.2.9.2.4 Masyarakat belajar Bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran berkelompok yang anggotanya bersifat heterogen. Pembentukan kelompok belajar, maksudnya bahwa hasil 33 belajar siswa diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam praktiknya, masyarakat belajar terwujud dalam pembentukan kelompok kecil, pembentukan kelompok besar. Selain itu bisa mendatangkan ahli ke kelas, bekerja sama dalam kelas, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, dan bekerja sama dengan masyarakat. 2.2.9.2.5 Pemodelan Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemontrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Guru harus memberi contoh tentang bekerja sesuatu sebelum siswa melakukan tugas tersebut. Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, perlu ada model yang bisa ditiru. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga dapat mendatangkan dari luar. 2.2.9.2.6 Refleksi Refleksi merupakan cara berpikir mengenai apa yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu untuk mengadakan refleksi pembelajaran. Dalam kegiatan refleksi ini, guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. 2.2.9.2.7 Penilaian Otentik Hal ini berarti bahwa pengukuran hasil pembelajaran harus berupa kinerja berbahasa aktif produktif yang mencerminkan kehidupan nyata. Dalam pembelajaran kontekstual, penilaian otentik dapat membantu siswa untuk 34 menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian otentik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Gambaran perkembanagan siswa harus diketahui oleh guru agar dapat mengetahui bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan baik. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil. Suatu kelas dikatakan telah menerapkan pembelajaran kontektual apabila terdapat 7 komponen di atas dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual cocok diterapkan untuk kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan dalam kondisi kelas yang bagaimanapun keadaannya.

2.2.9.3 Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU BANDARLAMPUNG

0 6 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 METRO BARAT

0 4 76

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN MATERI GLOBALISASI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 WARUNGPRING PEMALANG

0 10 278

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PENGUMUMAN MELALUI MEDIA CETAK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 PEGUYANGAN PEMALANG

0 14 235

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I BATURETNO WONOGIRI

0 12 191

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament Siswa Kelas V SD Negeri Kembangkuning.

0 2 13

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament Siswa Kelas V SD Negeri Kembangkuning.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament Siswa Kelas V SD Negeri Kembangkuning.

0 2 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SD NEGERI RANCALOA KOTA BANDUNG

0 0 11