38 dan mencari pengetahuan yang berupa gagasan-gagasan yang hendak ditulis.
Sehingga siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan masalah yang ada. Dengan demikian, siswa akan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik dan siswa dapat menguasai konsep materi yang diberikan. Pada akhirnya, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
memenuhi tuntutan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2.4 Hipotesis Tindakan
Dari latar belakang dan kajian pustaka di atas maka penulis merumuskan hipotesis tindakan yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis laporan pengamatan pada siswa SD kelas V di SD Negeri 03 Jatingarang Bodeh Pemalang.
39
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang: 1 desain penelitian; 2 subjek penelitian; 3 faktor yang diselidiki; 4 prosedurlangkah-langkah Penelitian
Tindakan Kelas PTK; 5 siklus penelitian; 6 sumber data; 7 jenis data; 8 teknik pengambilan data; 9 instrumen penelitian; 10 teknik analisis data; 11
indikator keberhasilan. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan dua siklus. Setiap siklus peneliti melakukan empat tindakan yaitu: 1 perencanaan; 2 pelaksanaan,
3 observasi; dan 4 refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus I terdiri dari empat tahap. Tahap pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Setelah dilakukan perencanaan maka peneliti mulai melaksanakan rencana yang telah dirancang. Tahap yang
berikutnya adalah observasi yang dilakukan pada waktu pelaksanaan berlangsung. Tahap terakhir yang dilakukan pada siklus I adalah refleksi, yaitu mengkaji secara
menyeluruh tahap-tahap yang telah dilakukan. Setelah dilakukan refleksi pada siklus I dan masih ditemukan kekurangan, maka peneliti menyempurnakannya
dengan melaksanakan siklus II. Menurut Asrofi 2007: 103 kegiatan siklus II berupa kegiatan sebagaimana yang dilakukan di siklus I, tetapi sudah dilakukan
perbaikan-perbaikan berdasarkan hambatan dan kegagalan yang dijumpai di siklus
40 I. Hal ini membuktikan bahwa siklus II adalah tahap penyempurnaan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran pada siklus I. Setelah tahap refleksi pada siklus II berhasil dan tidak ditemukan permasalahan
maka penelitian tindakan kelas yang dilakukan dianggap berhasil. Menurut Asrofi 2009:103 siklus PTK dapat digambarkan pada diagram di bawah ini:
Diagram 3.1: Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Jika dalam dua siklus, guru sudah tercapai indikator kinerja yang
dirumuskan sebelumnya, langkah selanjutnya yaitu melakukan penyimpulan dan pemaknaan hasil.
3.2 Subjek Penelitian