Peran Opini Publik Bagi Humas

dapat memperoleh gambaran untuk mengambil suatu tindakan atau keputusan. 3. Memberi penerangan yang objektif kepada publik agar publik tetap well inform mengenai kegiatan dan perkembangan perusahaan 4. Menyusun staf yang terlatih dan mampu untuk menjalankan sesuatu kegiatan dari eksternal PR Suhandang, 2004. Humas memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat terhadap informasi setelah menyampaikan informasi kepada publiknya. Oleh sebab itu, Humas menjalankan dan bertanggungjawab terhadap kehidupan perusahaan dengan lingkungannya. Jika tanggapan dari publik perusahaan ternyata buruk, maka tugas seorang Humas memperbaiki citra organisasi. Citra organisasi bisa merupakan citra dari kepemimpinan, ada citra yang menjadi keinginan, harapan, dan sebagainya. Dengan demikian, citra yang bisa mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan identitas organisasi. Salah satu publik eksternal perusahaan adalah konsumen atau masyarakat yang menggunakan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau yang biasa disebut dengan pelanggan yaitu seluruh lapisan masyarakat yang memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi ini tidak bisa lepas dari kepuasan pelanggan Akrumuddin, 2000.

2.3 Peran Opini Publik Bagi Humas

Opini publik terdiri dari dua kata yaitu opini dan publik. Menurut Soerjono Soekamto dalam Sunarjo 1996, publik adalah tidak merupakan kesatuan. Interaksi yang terjadi tidak secara langsung melalui media komunikasi. Sedangkan menurut Polak dalam Sunarjo 1996, publik adalah sejumlah orang yang mempunyai minat sama terhadap suatu kegemaran atau persoalan tertentu. Mempunyai minat yang sama tidak perlu harus mempunyai opini atau pendapat yang sama Sunarjo, 1996. Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri publik adalah sekelompok manusia yang tidak merupakan kesatuan kelompok tidak teratur, tidak saling mengenal satu sama lain anonym yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat heterogen. Kelompok ini anggotanya memiliki minat yang sama terhadap suatu masalah yang berinteraksi secara tidak langsung. Interaksi tersebut biasanya dilakukan melalui media massa dan menghasilkan perilaku publik yang didasari oleh perilaku individu dan memiliki opini yang sama terhadap suatu masalah. Permasalahan yang dihadapi akan dibahas melalui diskusi sosial untuk mendapat solusi dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu, publik memliki kecenderungan untuk berfikir secara rasional. Sesuai dengan peran dan fungsi dalam sebuah perusahaan yaitu memperoleh goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat atau masyarakat pada umumnya. Kegiatan Humas memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak Rumanti, 2002. Pembentukan Humas instansi berfungsi untuk menterjemahkan kebijakan kepada intern pegawainya atau masyarakatpublik dan untuk memonitor setiap sikap dan tingkah laku publikmasyarakat untuk disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai bahan pengambil keputusan. Menurut Rumanti 2002 opini publik dapat mempengaruhi kualitas kerja Humas dalam mengkomunikasikan pesan-pesan kepada publik. Opini publik erat sekali hubungannya dengan perilaku manusia, sehingga dapat mewarnai dan memberi masukan kepada Humas. Berdasarkan opini publik terhadap citra suatu perusahaan, pada akhirnya dapat diketahui sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku publik terhadap perusahaan. Menurut Kasali 2003 ada beberapa klasifikasi mengenai publik, antara lain: 1 Publik Internal dan Publik Eksternal Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan. Seperti karyawan, satpam, manajer, supervisor, dan sebagainya. Sedangkan publik eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan. Penyalur, pemasok, bank, pemerintah adalah contoh dari publik eksternal. 2 Publik primer, sekunder, marjinal Klasifikasi publik ini berdasarkan tingkat prioritas. Jika diurutkan publik yang paling penting adalah publik primer, selanjutnya sekunder lalu marjinal. 3 Publik Tradisional dan Publik Masa Depan Karyawan dan konsumen adalah publik tradisional, sedangkan mahasiswa, peneliti, konsumen potensial adalah publik masa depan. 4 Proponents, Opponents, dan Uncommited Klasifikasi publik ini berdasarkan kelompok-kelompok yang menentang perusahaan opponents, yang memihak proponents dan ada yang tidak peduli uncommited. 5 Silent Majority dan Vocal Minority Klasifikasi publik ini berdasarkan aktivitas publik. Pengajuan complaint atau mendukung perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu vokal aktif dan silent pasif. Masing-masing publik di atas memiliki pendapat atau opini yang berbeda- beda. Opini publik berasal dari dua kata yang berbahasa latin, yakni opinari berfikir atau menduga dan kata publicus berarti “milik masyarakat luas”. Kata opinion sendiri dalam bahasa Inggris berhubungan erat dengan option. Maka opini publik menyangkut hal seperti dugaan, perkiraan, harapan dan pilihan yang dilakukan orang banyak. Opini publik banyak terkait dengan persepsi, opini, nilai- nilai, dan sikap. Kristiadi 1998 dalam Akramuddin 2000 menyatakan pentingnya aspirasi kepentingan pengguna jasa, pelanggan atau masyarakat tidak diragukan lagi. Salah satu alternatif paradigma tentang daya saing organisasi, baik privat maupun publik adalah semakin menekankan bahwa siapa saja yang ingin bertahan dalam persaingan haruslah dapat menjadikan barang dan jasanya yang memiliki nilai tertinggi di mata pelanggannya. Berdasarkan fungsi humas, maka humas juga harus mengetahui bagaimana pandangan, opini atau harapan pelanggan atau konsumen untuk meningkatkan profit juga meningkatkan citra perusahaan dimata pelanggan.

2.4 Persepsi dan Harapan Konsumen