peserta didik dengan pendidik interaksi edukatif; d ke arah mana bimbingan ditujukan tujuan pendidikan; e pengaruh yang diberikan dalam bimbingan
alat dan metode; f cara yang digunakan dalam bimbingan alat dan metode; g tempat dimana tempat bimbingan berlangsung yaitu lingkungan pendidikan
Hartoto, 2009:1. Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar biola sangat erat kaitannya
dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan
metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung
jawab dalam pendidikan adalah guru.
2.1.1 Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan sendiri adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi
pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi
psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar Supriadi, 2006:1.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi pada persoalan belajar yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi
pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini supaya mereka dalam menjalankan fungsinya,
dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif Supriadi,
2006:1. Samuel Smith telah mengadakan studi mengenai 18 buku tentang
psikologi pendidikan yang dipandang baik. Smith menggolong-golongkan persoalan yang dikupas oleh para ahli yang diselidikinya itu menjadi 16 macam,
yaitu: 1. The science of educational psychology ilmu psikologi pendidikan; 2. Heredity turun-temurun, 3. Physical structure struktur fisik, 4. Growth
perkembangan, 5. Behavior processes proses perilaku, 6. Nature and scope of learning sifat dan ruang lingkup pembelajaran, 7. Factors that condition
learning faktor kondisi belajar, 8. Law and theories of learning hukum dan teori pembelajaran, 9. Measurement: Basic principles and definitions prinsip
dasar pengukuran dan definisi, 10. Transfer of training: subyect matter mentransfer materi pelatihan, 11. Practical aspect of measurement aspek
praktis pengukuran, 12. Element of statistics unsur statistik, 13. Mental hygiene kesehatan mental, 14. Character education pendidikan karakter, 15.
Psychology of secondary school subject psikologi sekolah menengah subjek, dan 16. Psychology of elementary school subject psikologi subjek SD
Suryabrata, 2002: 2-3.
Universitas Sumatera Utara
Dari enam belas poin di atas yang dapat digunakan dalam pembelajaran biola yaitu: struktur fisik, ruang lingkup pembelajaran, faktor kondisi belajar,
materi pelatihan atau pembelajaran, dan kesehatan mental. Dalam pembelajaran biola struktur fisik anatomi sangat penting kaitannya dengan metode apa yang
cocok digunakan, sedangkan ruang lingkup pembelajaran dan faktor kondisi belajar sangat penting kaitannya dengan keinginan dan kepuasan saat seseorang
berlatih dan bermain. Umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang
memiliki sejumlah besar pengetahuan tertentu dan berkewajiban menyebarluaskannya kepada orang lain. Demikian juga subjek didik sering
dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi
pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh dan akan semakin besar pula pengakuan yang mereka dapatkan sebagai
individu terdidik Supriadi, 2006:1. Anggapan-anggapan seperti ini mesti sudah berusia cukup tua, tidak dapat
dipertahankan lagi. Fungsi pendidik memberikan informasi pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan
mengingat-ingat keseluruhan informasi itu semakin tidak relevan lagi. Mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak
terbatas. Dengan kata lain pengetahuan-pengetahuan hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak. Gugus pengetahuan yang dikuasai dan
disebarluaskan saat ini secara relatif. Mungkin hanya berfungsi untuk saat ini dan
Universitas Sumatera Utara
tidak untuk lima hingga sepuluh tahun ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya memberikan informasi pengetahuan kepada subjek didik apalagi bila hal itu
terlepas dari konteks pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun demikian bukan berarti fungsi tradisi pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan
harus dipupuskan sama sekali. Fungsi ini perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yaitu membantu
subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan
bahwa menjadi seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang
setiap hari mengepung kehidupan mereka Supriadi, 2006: 1. Seorang pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber
informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik. Dengan perolehan informasi
pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan
belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk
mencapai kebutuhan-kebutuhannya Supriadi, 2006:1. Deskripsi di atas terlihat bahwa indikator dari satu tindakan belajar
dikatakan berhasil apabila subjek didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Lebih jauh lagi bila subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri
Universitas Sumatera Utara
menjadi dirinya sendiri. Faure pada tahun 1972 menyebutnya sebagai “learning to be” Supriadi, 2006:1.
Tugas pendidik untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu
lebih dari sekedar memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam buku teks, melainkan mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motif-
motif dan membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan Supriadi, 2006:1.
Bagi beberapa pserta didik, belajar memainkan alat musik berarti mempelajari sebuah repertoar yang telah tertulis untuk sebuah alat musik.
Kebanyakan pendidikan menggunakan orientasi visual untuk memperkenalkan lagu baru yang dimainkan dengan membaca dan berlatih beberapa sesi yang
biasanya dalam rangka mempersiapkan sebuah konser atau menjelang ujian. Pada kasus seorang pemain musik yang sudah ahli dan mencapai tingkat tinggi, yang
familiar dengan notasi sebagai hasil dari berbagai jenis latihan, sangat memungkinkan baginya untuk mendalami musik dan mempertunjukannya
melalui memori tanpa bantuan notasi musik. Esensi dari pendekatan ini adalah orientasi visual dimana seorang musisi belajar memainkan musik dengan cara
membaca dan belajar notasi musik Djohan, 2003:177-178. Fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator, dan fasilitator dapat
dilakukan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim
dikelompokkan atas dua bagian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.1 Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor metode pembelajaran, faktor lingkungan, dan faktor kondisi individual peserta didik. metode pembelajaran
menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai peserta didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian metode
pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik, juga melakukan gradasi materi pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih
kompleks. Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial
juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula belajar pada pagi hari selalu
memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondusif bagi proses dan
pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam bermain musik seseorang harus fokus dan konsentrasi dengan apa yang dia pelajarinya, karena tidak mungkin
seseorang bermain musik dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang
memadai untuk memulai tindakan belajar Supriadi, 2006: 2. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar jumlahnya banyak dan masing-masingnya tidak dapat dibahas terpisah. Perilaku individu termasuk perilaku belajar yang merupakan totalitas
Universitas Sumatera Utara
penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
2.1.1.2 Perhatian
Peserta didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksploitasi
2
sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu Supriadi, 2006:2. Seperti menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dengan
peserta didik metode, seperti memberikan perhatian lebih ketika seorang peserta didik bosan atau kesulitan dalam suatu teknik atau lagu.
2.1.1.3 Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan, dan pengecapan. Pengamatan
merupakan gerbang baik masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran Supriadi,
2006:2. Seseorang belajar musik penglihatan dan pendengaran adalah dua hal
yang tidak dapat terpisahkan. Penglihatan digunakan untuk belajar dan membaca notasi sedangkan pendengaran sangat penting untuk membedakan benar atau
tidaknya nada intonasi.
2
Pendayagunaan atau pemanfaatan
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Ingatan
Secara teoretis, ada tiga aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yaitu: 1. menerima kesan, 2. menyimpan kesan, dan 3. mereproduksi
kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah ingatan selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan.
Kecakapan menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Supriadi, 2006:2. Pengembangan teknik pembelajaran juga lebih mengesankan bagi subjek
didik, terutama untuk materi pembelajaran yang berupa rumus-rumus atau urutan- urutan lambang tertentu, contoh yang menarik adalah mengingat tanda mula
dalam tangga nada 1 G gudeg, 2 D djogja, 3 A amat, 4 E enak dan sebagainya Supriadi, 2006: 2.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik.
Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga, bahwa setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi.
Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan
tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama Supriadi, 2006:2. Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan
psikolog pendidikan, peserta didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam
Universitas Sumatera Utara
proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi peserta didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah
dipelajarinya. Hal ini, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai Supriadi, 2006:2.
2.1.1.5 Berpikir
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian.
Kemampuan berpikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan
tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini dan bukannya
melemahkannya. Para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional,
akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berpikir mereka, seperti dalam belajar biola untuk pemula diajarkan tangga nada A Mayor. Dan
banyak dari mereka bertanya dan bahkan mencari sendiri tangga nada yang lain seperti tangga nada D dan G. Pembelajaran seperti ini akan menghadirkan
tantangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan- kesimpulannya secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.6 Motif pembelajaran
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan
luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik, tetapi tidak
jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar berlatih biola karena dia memang
ingin lebih terampil dalam bermain biola Supriadi, 2006:3. Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik dan biasanya
berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada peserta didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik.
Motif ini bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok peserta didik. Suasana ini akan mendorong subjek
didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain. Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada
hal-hal yang negatif.
3
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yaitu menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui grafik ini,
setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya. Dengan
melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain Supriadi, 2006:3.
3
Intrinsik artinya di dalam, ekstrinsik artinya adalah di luar.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Ekstrakurikuler