1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif puslit2.ac.id, 2010:26 April 2010.
Langkah-langkah yang ditempuh di antaranya mengadakan studi pustaka untuk mendapatkan sumber-
sumber atau data yang diperlukan serta melakukan pendekatan musikologis, adapun metode-metode tersebut sangat berperan dalam penulisan metode
pembelajaran biola di Sekolah Candra Kusuma School untuk melengkapi proses penulisan tentang metode pembelajaran biola tersebut. Penulis akan meminta
bantuan atau pendapat kepada beberapa pengajar dan pemain biola, yang berguna untuk menambah dan melengkapi data yang diperlukan. Setelah data terkumpul,
data tersebut dipilah dan dianalisis secara khusus untuk mendukung dalam penulisan tesis nantinya. Kemudian penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap,
yaitu tahap pengumpulan data, tahap wawancara, tahap analisis data, tahap praktikum, dan tahap penulisan.
1.7 Teknik Mengumpulkan Data
Untuk mengumpulkan data, dilakukan penelitian lapangan. Penelitian lapangan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang penulis lakukan yang
berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan, yang terdiri dari observasi, wawancara, tahap analisis dan perekaman serta kerja laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
1.7.1 Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung: yaitu langsung kepada guru, melihat guru mengajar peserta didik untuk mempelajari biola.
Untuk menjaring data-data yang diperlukan, pertimbangan, revisi, analisis dan menggabungkan ketiga metode yang terdapat pada buku panduan, penulis akan
melakukan studi lapangan dengan cara observasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dari analisis
penggabungan metode tersebut. melalui observasi dapat peroleh gambaran yang lebih jelas tentang permainan biola pada great pradasar dan dasar satu dari ketiga
buku panduan tersebut yang sukar diperoleh
metode lain ketika
mengaplikasikannya. Maka observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan partisipasi pengamat sebagai partisipan insider yaitu sebagai
pemain biola. Keuntungan cara ini adalah peneliti telah merupakan bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya, sehingga kehadirannya tidak
mempengaruhi situasi itu dalam kewajarannya.
1.7.2 Wawancara
Untuk memperoleh data-data yang tidak dapat dilakukan melalui observasi tersebut seperti konsep etnosainsnya tentang estetika dan teknis
musikalnya, penulis melakukan wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang sifatnya terfokus yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan biola dan tekniknya. Pada tahap ini akan dilakukan wawancara kepada pengajar biola, guna mengetahui tingkat pemahaman bermain
Universitas Sumatera Utara
biola bagi para siswa setelah menggunakan beberapa metode, dan dilakukan juga wawancara kepada para siswa, guna mengetahui seberapa besar minat mereka
dalam bermain biola.
1.7.3 Tahap analisis
Dari data yang diperoleh, data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya dan selanjutnya dilakukan analisis.
1.7.4 Perekaman
Untuk mendokumentasikan data yang berkaitan dengan perubahan metode pembelajaran dan revisi merode tersebut, maka penulis melakukan perekaman.
Perekaman musik dan wawancara dilakukan dengan menggunakan tape recorder merk Sony TCM 70, yang diproduksi oleh PT. Sony Amc Graha Jakarta, dengan
menggunakan kaset feroksida BASF dengan ukuran waktu 60 menit C-60. Untuk dokumentasi audiovisual, dipergunakan Handycam Sony.
1.7.5 Kerja laboratorium
Pada tahapan kerja laboratorium, seluruh hasil kerja yang telah diperoleh dari studi kepustakaan dan dari penelitian lapangan diolah, direvisi, diseleksi,
disaring untuk dijadikan sebagai data dalam analisis dan menggabungkan metode pembelajaran ini. Data mana yang dapat dipergunakan untuk mendukung analisis
dan menggabungkan ketiga buku panduan, dan data mana yang tak dapat dipergunakan dilakukan dalam kerja laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Guru dan pelajar biola yang telah mengaplikasikan metode tersebut dan yang telah direkam di atas pita kaset BASF dan CD handycam, selanjutnya
ditranskripsikan dan dianalisis di laboratorium. Semua ini penulis lakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
1.7.6 Tahap pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data ini dikumpulkan data yang diperlukan yaitu buku-buku yang berisi tentang metode pembelajaran yang sangat membantu
dalam pemaparannya.
1.7.7 Tahap praktikum
Pada tahap ini akan dilakukan praktikum, yaitu berupa rekaman dalam bentuk CD audio dari hasil pembelajaran biola yang dimainkan oleh Sekolah
Candra Kusuma School.
1.7.8 Sistematika penulisan
Dari hasil analisis dalam segi pembelajaran biola serta data yang terkumpul, maka dilanjutkan pada tahap penyelesaian yaitu disusun menjadi
suatu karya ilmiah dalam bentuk tesis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER BIOLA
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini pembelajaran tidak terjadi
seketika, melainkan sudah melalui tahapan rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suatu interaksi
edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan
intruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogamkan guru merupakan kegiatan
integralistik antara pendidik dengan peserta didik. Kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara
pedagogis berakar dari pihak peserta didik Dewi, 2004:1. Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh- contoh kongkret dan wajar, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pembangunan konsep semestinya tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan pananaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik. Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu: a subjek yang dibimbing
peserta didik; b orang yang membimbing pendidik; c interaksi antara
Universitas Sumatera Utara
peserta didik dengan pendidik interaksi edukatif; d ke arah mana bimbingan ditujukan tujuan pendidikan; e pengaruh yang diberikan dalam bimbingan
alat dan metode; f cara yang digunakan dalam bimbingan alat dan metode; g tempat dimana tempat bimbingan berlangsung yaitu lingkungan pendidikan
Hartoto, 2009:1. Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar biola sangat erat kaitannya
dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan
metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung
jawab dalam pendidikan adalah guru.
2.1.1 Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan sendiri adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi
pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi
psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar Supriadi, 2006:1.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi pada persoalan belajar yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi
pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini supaya mereka dalam menjalankan fungsinya,
dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif Supriadi,
2006:1. Samuel Smith telah mengadakan studi mengenai 18 buku tentang
psikologi pendidikan yang dipandang baik. Smith menggolong-golongkan persoalan yang dikupas oleh para ahli yang diselidikinya itu menjadi 16 macam,
yaitu: 1. The science of educational psychology ilmu psikologi pendidikan; 2. Heredity turun-temurun, 3. Physical structure struktur fisik, 4. Growth
perkembangan, 5. Behavior processes proses perilaku, 6. Nature and scope of learning sifat dan ruang lingkup pembelajaran, 7. Factors that condition
learning faktor kondisi belajar, 8. Law and theories of learning hukum dan teori pembelajaran, 9. Measurement: Basic principles and definitions prinsip
dasar pengukuran dan definisi, 10. Transfer of training: subyect matter mentransfer materi pelatihan, 11. Practical aspect of measurement aspek
praktis pengukuran, 12. Element of statistics unsur statistik, 13. Mental hygiene kesehatan mental, 14. Character education pendidikan karakter, 15.
Psychology of secondary school subject psikologi sekolah menengah subjek, dan 16. Psychology of elementary school subject psikologi subjek SD
Suryabrata, 2002: 2-3.
Universitas Sumatera Utara
Dari enam belas poin di atas yang dapat digunakan dalam pembelajaran biola yaitu: struktur fisik, ruang lingkup pembelajaran, faktor kondisi belajar,
materi pelatihan atau pembelajaran, dan kesehatan mental. Dalam pembelajaran biola struktur fisik anatomi sangat penting kaitannya dengan metode apa yang
cocok digunakan, sedangkan ruang lingkup pembelajaran dan faktor kondisi belajar sangat penting kaitannya dengan keinginan dan kepuasan saat seseorang
berlatih dan bermain. Umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang
memiliki sejumlah besar pengetahuan tertentu dan berkewajiban menyebarluaskannya kepada orang lain. Demikian juga subjek didik sering
dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi
pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh dan akan semakin besar pula pengakuan yang mereka dapatkan sebagai
individu terdidik Supriadi, 2006:1. Anggapan-anggapan seperti ini mesti sudah berusia cukup tua, tidak dapat
dipertahankan lagi. Fungsi pendidik memberikan informasi pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan
mengingat-ingat keseluruhan informasi itu semakin tidak relevan lagi. Mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak
terbatas. Dengan kata lain pengetahuan-pengetahuan hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak. Gugus pengetahuan yang dikuasai dan
disebarluaskan saat ini secara relatif. Mungkin hanya berfungsi untuk saat ini dan
Universitas Sumatera Utara
tidak untuk lima hingga sepuluh tahun ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya memberikan informasi pengetahuan kepada subjek didik apalagi bila hal itu
terlepas dari konteks pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun demikian bukan berarti fungsi tradisi pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan
harus dipupuskan sama sekali. Fungsi ini perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yaitu membantu
subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan
bahwa menjadi seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang
setiap hari mengepung kehidupan mereka Supriadi, 2006: 1. Seorang pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber
informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik. Dengan perolehan informasi
pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan
belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk
mencapai kebutuhan-kebutuhannya Supriadi, 2006:1. Deskripsi di atas terlihat bahwa indikator dari satu tindakan belajar
dikatakan berhasil apabila subjek didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Lebih jauh lagi bila subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri
Universitas Sumatera Utara
menjadi dirinya sendiri. Faure pada tahun 1972 menyebutnya sebagai “learning to be” Supriadi, 2006:1.
Tugas pendidik untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu
lebih dari sekedar memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam buku teks, melainkan mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motif-
motif dan membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan Supriadi, 2006:1.
Bagi beberapa pserta didik, belajar memainkan alat musik berarti mempelajari sebuah repertoar yang telah tertulis untuk sebuah alat musik.
Kebanyakan pendidikan menggunakan orientasi visual untuk memperkenalkan lagu baru yang dimainkan dengan membaca dan berlatih beberapa sesi yang
biasanya dalam rangka mempersiapkan sebuah konser atau menjelang ujian. Pada kasus seorang pemain musik yang sudah ahli dan mencapai tingkat tinggi, yang
familiar dengan notasi sebagai hasil dari berbagai jenis latihan, sangat memungkinkan baginya untuk mendalami musik dan mempertunjukannya
melalui memori tanpa bantuan notasi musik. Esensi dari pendekatan ini adalah orientasi visual dimana seorang musisi belajar memainkan musik dengan cara
membaca dan belajar notasi musik Djohan, 2003:177-178. Fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator, dan fasilitator dapat
dilakukan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim
dikelompokkan atas dua bagian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.1 Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor metode pembelajaran, faktor lingkungan, dan faktor kondisi individual peserta didik. metode pembelajaran
menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai peserta didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian metode
pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik, juga melakukan gradasi materi pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih
kompleks. Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial
juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula belajar pada pagi hari selalu
memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondusif bagi proses dan
pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam bermain musik seseorang harus fokus dan konsentrasi dengan apa yang dia pelajarinya, karena tidak mungkin
seseorang bermain musik dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang
memadai untuk memulai tindakan belajar Supriadi, 2006: 2. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar jumlahnya banyak dan masing-masingnya tidak dapat dibahas terpisah. Perilaku individu termasuk perilaku belajar yang merupakan totalitas
Universitas Sumatera Utara
penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
2.1.1.2 Perhatian
Peserta didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksploitasi
2
sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu Supriadi, 2006:2. Seperti menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dengan
peserta didik metode, seperti memberikan perhatian lebih ketika seorang peserta didik bosan atau kesulitan dalam suatu teknik atau lagu.
2.1.1.3 Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan, dan pengecapan. Pengamatan
merupakan gerbang baik masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran Supriadi,
2006:2. Seseorang belajar musik penglihatan dan pendengaran adalah dua hal
yang tidak dapat terpisahkan. Penglihatan digunakan untuk belajar dan membaca notasi sedangkan pendengaran sangat penting untuk membedakan benar atau
tidaknya nada intonasi.
2
Pendayagunaan atau pemanfaatan
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Ingatan
Secara teoretis, ada tiga aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yaitu: 1. menerima kesan, 2. menyimpan kesan, dan 3. mereproduksi
kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah ingatan selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan.
Kecakapan menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Supriadi, 2006:2. Pengembangan teknik pembelajaran juga lebih mengesankan bagi subjek
didik, terutama untuk materi pembelajaran yang berupa rumus-rumus atau urutan- urutan lambang tertentu, contoh yang menarik adalah mengingat tanda mula
dalam tangga nada 1 G gudeg, 2 D djogja, 3 A amat, 4 E enak dan sebagainya Supriadi, 2006: 2.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik.
Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga, bahwa setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi.
Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan
tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama Supriadi, 2006:2. Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan
psikolog pendidikan, peserta didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam
Universitas Sumatera Utara
proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi peserta didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah
dipelajarinya. Hal ini, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai Supriadi, 2006:2.
2.1.1.5 Berpikir
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian.
Kemampuan berpikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan
tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini dan bukannya
melemahkannya. Para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional,
akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berpikir mereka, seperti dalam belajar biola untuk pemula diajarkan tangga nada A Mayor. Dan
banyak dari mereka bertanya dan bahkan mencari sendiri tangga nada yang lain seperti tangga nada D dan G. Pembelajaran seperti ini akan menghadirkan
tantangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan- kesimpulannya secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.6 Motif pembelajaran
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan
luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik, tetapi tidak
jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar berlatih biola karena dia memang
ingin lebih terampil dalam bermain biola Supriadi, 2006:3. Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik dan biasanya
berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada peserta didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik.
Motif ini bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok peserta didik. Suasana ini akan mendorong subjek
didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain. Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada
hal-hal yang negatif.
3
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yaitu menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui grafik ini,
setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya. Dengan
melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain Supriadi, 2006:3.
3
Intrinsik artinya di dalam, ekstrinsik artinya adalah di luar.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Ekstrakurikuler
Hampir semua Sekolah dasar, Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di tanah air memiliki ekstrakurikuler. Kegiatan diluar jam pelajaran itu
menawarkan sejumlah pelatihan sesuai bakat dan minat siswa. Ekstrakurikuler biasanya dilaksanakan satu kali dalam satu minggu selama satu setengah sampai
dua tahun. Pelatih atau guru pengajar ekstrakurikuler kebanyakan guru sekolah yang bersangkutan. Sekolah yang mampu biasanya mendatangkan pelatih
profesional dari luar. Ekstrakurikuler sendiri adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau
universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini
diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini
sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu
sendiri Wikipedia.orgwikipembelajaran: 14 Februari 2013. Terdapat beberapa syarat yang mendasari pembentukan ekstrakurikuler,
yaitu: a. Adanya pembina atau pembimbing dalam ekstrakurikuler tersebut, b. Adanya
seksi OSIS yang mengurusi ekstrakurikuler tersebut, c. Memiliki sejumlah
Universitas Sumatera Utara
anggota, d. Disetujui oleh sekolah Wikipedia.orgwikipembelajaran: 14 Februari 2013.
Ekstrakurikuler dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Ekstrakurikuler olah raga, seni, hobi, penalaran, dan cinta bangsa dan tanah air CBTA.
Ekstrakurikuler yang meliputi kesenian adalah biola, tari, batik, dan paduan suara. Sekolah Chandra Kusuma School terdapat ekstrakurikuler biola yang
sering juga disebut Musik Program yang termasuk dalam ekstrakurikuler seni. Musik program biola menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak
diminati dalam bidang seni musik yang mempelajari sebuah instrumen. Musik program instrumen biola ini sendiri terbentuk dari keinginan siswa dengan seni
musik khususnya instrumen biola biola. Di dalam pelaksanaan musik program biola diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu
kelas. Ansambel biola selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi siswa MOS, penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara lainnya.
Musik program biola memiliki lebih dari 50 peserta didik yang dibagi setiap kelas 8 siswa dan satu pengajar biola yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas
memiliki keterampilan yang berbeda, untuk pemula biasanya peserta didik yang belum bisa memainkan tetapi mempunyai keinginan untuk belajar biola. Untuk
kelas lanjut biasanya peserta didik yang sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar bermain biola.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler sangat baik untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan peserta didik di
Universitas Sumatera Utara
berbagai bidang di luar bidang akademik sehingga peserta didik dapat menyalurkan bakat dan minat pada tempatnya.
Adapun silabus progam pembelajaran musik klasik dengan instrumen biola Chandra Kusuma School sebagai berikut: 1. Program pembelajaran
diproyeksikan untuk satu semester 6 Bulan yang terbagi pada semua tingkatan kelas baik pada TK dan SD sampai pada SMP dan SMA. 2. Materi pembelajaran
diambil dari buku A tune a day, Suzuki dan kurikulum ABRSM dan diperkaya dengan repertoar yang relevan seperti partitur orkestra maupun lagu-lagu lainnya
yang diaransemen dan ditulis dalam bentuk notasi balok. 3. Pengajar dipersilahkan melakukan pengembangan materi pembelajaran. Rincian
pembagian pembelajaran: a. Organologipengenalan instrument menggesek, b. Fingeringpenjarian, c. Nilai nada, d. Scaletangga, e. nada etudeteknik, f. Lagu,
g. Bermain duet, kwartet, ansambel, h. Ujian dan konser.
2.3 Tujuan pendidikan ekstrakurikuler biola sekolah Chandra Kusuma School