15
dalam proses belajar yang sangat lama dan tidak mendatangkan hasil seperti yang diharapkan.
2. Ciri-ciri Burnout
Ciri Burnout menurut Freudenberger Pranita Sukma Primanti, 2012: 19-21
a. Kelelahan yang merupakan proses kehilangan energy disertai
keletihan. Keadaan ini merupakan gejala utama burnout. Penderita
sulit menerima karenamerasa bahwa selama ini mereka tidak pernah merasa lelah walaupun aktifitas yang dijalani sangat padat.
b. Lari dari kenyataan
Ini merupakan suatu alasan yang digunakan penderita untuk menyangkal penderitaan yang sedang dialami. Pada saat penderita
merasa kecewa melihat kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang telah diharapkan, mereka menjadi perduli terhadap
permasalahan yang ada, agar dapat menghindari kekecewaan yang lebih parah.
c. Kebosanan dan Sinisme
Ketika penderita sudah mulai kecewa, mereka tidak akan melakukan kegiatan yang sama yang telah mereka tekuni. Mereka
akan mulai bertanya tanya tentang makna kegiatan yang selama ini
16
sudah dijalaninya sehingga membuat mereka bosan dan berpandangan sinis terhadap kegiatan tersebut.
d. Tidak sabaran dan mudah tersinggung
Ketika seseorang mulai kelelahan, mereka menjadi tidak bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat sehingga membuat
mereka menjadi kurang sabar dan mudah tersinggung. e.
Merasa hanya dirinya yang dapat menyelesaikan masalah Penderita burnout menjadi merasa bahwa hanya dirinya
yang dapat menyelesaikan segala susuatu dengan baik. f.
Merasa tidak dihargai Usaha yang telah dilakukan dengan keras akan tetapi tidak
menghasilkan sesuatu yang memuaskan akan menyebabkan penderita merasa tidak dihargai.
g. Mengalami disorientasi
Penderita tidak mengerti dengan apa yang terjadi karena tidak sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya,
sehingga penderita sering kehilangan kata-kata yang akan diucapkan kepada orang lain.
h. Keluhan psikosomatis
Penderita sering mengalami sakit kepala, mual-mual, diare, ketegangan otot pinggang dan gangguan fisik lainnya.
i. Curiga tanpa alasan
17
Ketika suatu pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan semestinya, penderita mulai curiga bahwa ada seseorang yang telah
membuat keadaan menjadi seperti itu. j.
Depresi Dalam konteks burnout, depresi hanya terjadi sementara
saat penderita burnout merasa tertekan ditempat kerja, akan tetapi mereka masih bisa bergurau dan tertawa ketika sudah berada
dirumah. k.
Penyangkalan Penderita burnout selalu menyangkal kenyataan yang sedang
dialaminya. Penyangkalan yang terjadi yaitu penyangkalan terhadap kegagalan dan penyangkalan terhadap rasa takut yang
sedang dirasakan. Menurut Greenberg Pranita Sukma Primanti, 2012: 24-25
Ciri-ciri Burnout adalah sebagai berikut. a.
Selera humor yang sedikit. Penderita burnout selalu serius dalam menyelesaikan tugas
yang sedang dihadapi, sehingga membuat mereka kehilangan selera humor. Hal tersebut membuat orang-orang disekitarnya juga
serius saat berhubungan dengan penderita burnout. b.
Tidak ada istirahat dan pola makan yang teratur.
18
Tuntutan tugas yang harus diselesaikan membuat penderita burnout kekurangan waktu untuk beristirahat dan lupa dengan
jadwal makan yang teratur. c.
Jam kerja melebihi waktu kerja yang biasanya dan tidak adanya pekerjaan yang tidak bisa dihindarkan
Setiap pekerjaan yang ingin diselesaikan dengan baik membuat penderita burnout memaksakan diri sehingga melakukan pekerjaan
tersebut secara berlebihan. d.
Keluhan-keluhan yang menyangkut fisik. Banyaknya
tuntutan yang
dialami oleh
penderita menyebabkan mereka merasa mengalami kelelahan fisik sehingga
sering mengeluh merasa mual, dingin, sakit kepala, dan gampang terkena flu.
e. Penarikan diri, menarik diri dari lingkungan kerja atau para
pekerja. Penderita yang mengalami burnout sering merasa sinis dan
berprasangka buruk dengan temannya. Waktu yang lebih banyak dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan membuat penderita
terkesan individual dan tidak membutuhkan bantuan dari orang lain.
f. Penggunaan obat penenang dan alkohol agar tubuh dan pikiran
menjadi rileks.
19
Penderita yang
mengalami ketegangan
dalam menyelesaikan pekerjaan, akan mengalami kegelisahan karena
takut pekerjaan yang telah dikerjakan tidak akan selesai dengan keinginannya, maka penderita sering menggunakan obat penenang
untuk menenangkan diri dalam berbagai tuntutan dan kegelisahan yang sedang dialami.
g. Perubahan dalam diri sendiri, kelelahan emosional, hilangnya harga
diri, tekanan dan frustasi. Penderita yang selalu ingin lebih baik dari yang lainnya
menyebabkan mereka berkerja lebih keras dari kemampuan yang dimiliki. Sehingga penderita sering mengalami kelelahan fisik yang
membuat penderita merasa putus asa karena hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginannya, maka hal itu membuat penderita
semakin tertekan dan frustasi h.
Selera humor yang sedikit. Penderita burnout selalu serius dalam menyelesaikan tugas
yang sedang dihadapi, sehingga membuat mereka kehilangan selera humor. Hal tersebut membuat orang-orang disekitarnya juga
serius saat berhubungan dengan penderita burnout. i.
Tidak ada istirahat dan pola makan yang teratur. Tuntutan tugas yang harus diselesaikan membuat penderita
burnout kekurangan waktu untuk beristirahat dan lupa dengan jadwal makan yang teratur.
20
j. Jam kerja melebihi waktu kerja yang biasanya dan tidak adanya
pekerjaan yang tidak bisa dihindarkan Setiap pekerjaan yang ingin diselesaikan dengan baik
membuat penderita burnout memaksakan diri sehingga melakukan pekerjaan tersebut secara berlebihan.
k. Keluhan-keluhan yang menyangkut fisik.
Banyaknya tuntutan
yang dialami
oleh penderita
menyebabkan mereka merasa mengalami kelelahan fisik sehingga sering mengeluh merasa mual, dingin, sakit kepala, dan gampang
terkena flu. l.
Penarikan diri, menarik diri dari lingkungan kerja atau para pekerja.
Penderita yang mengalami burnout sering merasa sinis dan berprasangka buruk dengan temannya. Waktu yang lebih banyak
dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan membuat penderita terkesan individual dan tidak membutuhkan bantuan dari orang
lain. m.
Penggunaan obat penenang dan alcohol agar tubuh dan pikiran menjadi rileks.
Penderita yang
mengalami ketegangan
dalam menyelesaikan pekerjaan, akan mengalami kegelisahan karena
takut pekerjaan yang telah dikerjakan tidak akan selesai dengan keinginannya, maka penderita sering menggunakan obat penenang
21
untuk menenangkan diri dalam berbagai tuntutan dan kegelisahan yang sedang dialami.
n. Perubahan dalam diri sendiri, kelelahan emosional, hilangnya harga
diri, tekanan dan frustasi. Penderita yang selalu ingin lebih baik dari yang lainnya
menyebabkan mereka berkerja lebih keras dari kemampuan yang dimiliki. Sehingga penderita sering mengalami kelelahan fisik yang
membuat penderita merasa putus asa karena hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginannya, maka hal itu membuat penderita
semakin tertekan dan frustasi. Cherniss dalam Ulfiani Rahman, 2007: 219 mengungkapkan
bahwa ciri-ciri burnout adalah sebagai berikut : a.
Resistensi tinggi untuk pergi bekerja setiap hari. b.
Terdapat perasaan gagal dalam diri. c.
Cepat marah dan sering kesal. d.
Rasa bersalah dan menyalahkan. e.
Keengganan dan ketidakberdayaan. f.
Negatifisme. g.
Isolasi dan penarikan diri. h.
Perasaan capek dan lelah setiap hari. i.
Sering memperhatikan jam saat bekerja. j.
Sangat pegal setelah bekerja. k.
Hilang perasaan positif. l.
Menunda kontak dengan klien. m.
Menyamaratakan klien. n.
Tidak mampu menyimak apa yang dikatakan oleh klien. o.
Susah tidur. p.
Asyik dengan diri sendiri. q.
Mengakhiri diskusi dengan teman sebaya. r.
Sering sakit kepala dangangguan pencernaan. s.
Kaku dalam berfikir dan resisten terhadap perubahan. t.
Paranoid. u.
Sangat sering membolos.
22
Sementara itu Ayala dan Pines dalam Ulfiani Rahman, 2007: 220 mengklasifikasikan ciri-ciri burnout menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Kelelahan fisik seperti sakit kepala, demam, sakit punggung, rentan
terhadap penyakit, tegang pada otot leher dan bahu, sering terkena flu, susah tidur, mual-mual, gelisah, dan perubahan kebiasaan
makan. b.
Kelelahan emosi seperti rasa bosan, mudah tersinggung, sinisme, perasaan tidak menolong, ratapan yang tiada henti, mudah marah,
gelisah, tidak perduli terhadap tujuan, tidak perduli terhadap orang lain, merasa tidak punya apa-apa untuk diberikan, sia-sia, putus
asa, sedih, tertekan dan tidak berdaya. c.
Kelelahan mental, seperti merasa tidak berharga, rasa benci, rasa gagal, tidak peka, sinis, kurang bersimpati dengan orang lain,
mempunyai perasaan negatif terhadap orang lain, cenderung masa bodoh terhadap dirinya, pekerjaan dan kehidupanya, acuh tak acuh,
pilih kasih, selalu menyalahkan, kurang bertoleransi terhadap yang ditolong, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, konsep diri yang
rendah, merasa tidak kompeten dan tidak puas dengan jalan hidup. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
seseorang terkena gejala burnout belajar adalah kurang konsentrasi, depresi, acuh tak acuh, sering memperhatikan jam saat pelajaran,
gaduh, tidak mampu menyimak apa yang dikatakan oleh guru dan sering membolos. Dan secara spesifik ciri-ciri seseorang mengalami
23
burnout belajar adalah mengalami kelelahan fisik, kelehan emosional, dan kelelahan mental.
3. Faktor-faktor Burnout