Aspek-aspek Burnout Kajian Burnout

26

4. Aspek-aspek Burnout

Menurut Baron dan Greenberg Ulfiani, 2007: 221 mengemukakan empat aspek burnout, yaitu : a. Kelelahan fisik yang ditandai dengan sakit kepala, mual, susah tidur, dan kurangnya nafsu makan. b. Kelelahan emosional ditandai dengan depresi, perasaan tidak berdaya, merasa terperangkap dalam pekerjaannya, mudah marah serta mudah tersinggung. c. Kelelahan mental, ditandai dengan bersikap sinis terhadap orang lain, bersifat negatif terhadap orang lain, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, organisasi dan kehidupan pada umumnya. d. Rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, ditandai dengan tidak pernah puas terhadap hasil kerja sendiri, merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sejalan dengan pendapat Muh Nurwangid, Isti Yuni Purwanti., Kartika N. Fathiyah 2010: 7 yang mengemukakan aspek-aspek burnout sebagai berikut : a. Kelelahan fisik. Penderita burnout merasakan adanya anggota badan yang sakit dan gejala kelelahan fisik kronis yang disertai dengan sakit kepala, mual, insomnia, dan kehilangan selera makan. 27 b. Kelelahan emosional. Aspek emosional ditandai dengan perasaan yang mudah tersinggung, mudah marah, bermusuhan, emosi tidak stabil dan telalu peka. c. Kelelahan mental. Gejala-gejala mental yang tampak yaitu ketidakberdayaan, merasa tidak mampu dalam mengerjakan tugas- tugas sekolah, perasaan rendah diri, tidak mampu untuk bersosialisasi dengan teman. d. Rendahnya penghargaan terhadap diri, ditandai dengan individu tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja sendiri dan merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Menurut Maslach 1997: 17-18 mengemukakan bahwa burnout mempunyai tiga dimensi, yaitu : a. Kelelahan emosional, ditandai dengan perasaan lelah yang dialami oleh seseorang baik secara emosional maupun secara fisik. Sehingga memicu berkurangnya energi untuk menghadapi berbagai pekerjaan yang lain. b. Depersonalisasi, ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan sosial, apatis, tidan perduli terhadap lingkungan dan orang-orang yang ada disekitarnya. Depersonalisasi adalah reaksi yang ditimbulkan untuk menyembunyikan kelelahan yang sedang dialami. 28 c. Rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, yakni individu tidaak pernah merasa puas dengan hasil karyanya sendiri, merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Berdasarkan para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek yang mempengaruhi burnout adalah kelelahan emosional yang dapat dikategorikan sebagai kelelahan fisik, kelelahan emosi, dan kelelahan mental, Depersonlisasi yang ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan sosial, dan rasa rendah diri yang membuat individu merasa tidak puas dengan kemampuan yang dimiliki.

B. Kajian Belajar