13
khusus. Selain itu pembelajaran bagi siswa autis pada pembelajaran TIK belum didukung dengan program
Computer-Assisted Instruction
CAI. 3.
Sekolah tidak dilengkapi dengan ruang guru yang mengakibatkan intensitas komunikasi dan interaksi para guru menjadi terbatas.
4. Proses analisis kebutuhan sepenuhnya diberikan kepada guru kelas dan GPK.
5. Sekolah tidak selalu mampu memenuhi semua saran dari orang tua terkait
pengadaan sarana pembelajaran di sekolah. 6.
Ruang terapi motorik anak yang dimiliki sekolah belum difungsikan dengan optimal sehingga masih jarang digunakan oleh para siswa dan sekolah tidak
mengatur jadwal penggunaan ruang terapi motorik bagi siswa ABK. 7.
Pengaturan ruang kelas sepenuhnya merupakan tanggung jawab guru kelas dan selalu mengubah
setting
tempat duduk bagi siswa di kelas. 8.
Sekolah tidak memiliki ruang penyimpanan sehingga beberapa media pembelajaran dan alat peraga disimpan dalam perpustakaan dan
penggunaannya diatur oleh pengelola perpustakaan. Selain itu catatan penggunaannya juga masih dicampur dengan peminjaman buku referensi.
9. Siswa ABK ikut dilibatkan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pembelajaran didampingi oleh guru dan teman-teman sekelasnya. 10.
Sekolah tidak memiliki daftar inventaris sarana pembelajaran milik sekolah dan belum pernah melakukan proses penghapusan sarana dan prasarana
pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang muncul, penyusun membatasi permasalahan pada pelaksanaan “Manajemen Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SD
Tumbuh 1 Yogyakarta”.
14
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perencanaan dan analisis kebutuhan sarana dan
prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta? 2.
Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta?
3. Bagaimana kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran di
SD Tumbuh 1 Yogyakarta? 4.
Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana di SD Tumbuh 1 Yogyakarta?
5. Bagaimana kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di
SD Tumbuh 1 Yogyakarta? 6.
Bagaimana kegiatan pengendalian sarana dan prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta?
7. Bagaimana kegitan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SD
Tumbuh 1 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1.
Untuk mengetahui proses perencanaan, dan analisis kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui proses pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di
SD Tumbuh 1 Yogyakarta. 3.
Untuk mengetahui kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta.
4. Untuk mengetahui penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran di SD
Tumbuh 1 Yogyakarta.
15
5. Untuk mengetahui kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta. 6.
Untuk mengetahui kegiatan pengendalian manajemen sarana dan prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta.
7. Untuk mengetahui kegitan penghapusan sarana dan prasarana
pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis bagi penyusun, sekolah, dan Dinas Dikpora Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.
Kegunaan secara teoretik Sebagai referensi ilmiah untuk memperoleh manfaat dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan dan menerapkan untuk kasus nyata yang terjadi di lapangan. Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan pada umumnya, khususnya mengenai manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pada pendidikan inklusif di Sekolah Dasar SD.
2. Kegunaan secara praktis
Bagi penyusun, untuk memperoleh inspirasi, persepsi dan kreatifitas dalam menggali dan mengekspresikan pengetahuan melalui penulisan ilmiah, memberi
dorongan dan motivasi untuk belajar lebih banyak serta mendapatkan pengalaman yang intensif berkaitan dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Disamping itu manfaat praktis yang didapatkan oleh masing-masing pihak terkait adalah sebagai berikut.
16
a. Bagi Kepala Sekolah SD Tumbuh 1 Yogyakarta, sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang lebih efektif.
b. Bagi Koordinator Sarpras Yayasan, sebagai salah satu acuan dalam
melaksanakan kegiatan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran yang lebih baik dengan memperhatikan kebutuhan dari siswa ABK.
c. Bagi Yayasan, sebagai gambaran pelaksanaan manajemen sarana dan
prasarana pembelajaran di sekolah. d.
Bagi guru, sebagai bahan referensi para guru dalam mengefektifkan pengelolaan sarana pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah secara bijak dan
baik. e.
Wali murid, sebagai bukti pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan pelibatan orang tua
murid dalam monitoring penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah.
17
BAB II LANDASAN TEORI