46
berupa instrumen pembelajaran sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sekolah inklusi tidak
memiliki standar khusus untuk sarana dan prasarana pendidikan karena tidak semua sekolah memiliki siswa dengan kekhususan yang sama, sehingga sekolah
hanya disarankan untuk memberikan aksesibilitas fisik dan menyediakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kekhususan dari masing-masing siswa di
sekolah.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan oleh Ferry Dwi Hidayanto yang melakukan penelitian
tentang Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dengan hasil
penelitian bahwa: 1 Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan SMP Negeri se Kecamatan Pengasih sudah dilakukan dengan baik karena semua
sekolah telah melakukan perencanaan sesuai kriteria; 2 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan mencakup tata tertib penggunaan dan peminjaman,
inventarisasi dilakukan sesuai dengan pengarahan dari dinas; 3 Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan diawali dengan laporan berita acara penghapusan
dengan persetujuan kepala sekolah untuk diajukan ke Pemda; 4 hambatan yang ditemui kepala sekolah dan pengelola dalam pengelolaan sarana dan prasarana
sebagian besar yaitu tentang keterbatasan tenaga dan dana; dan 5 Solusi terhadap hambatan ini dilakukan dengan mengadakan koordinasi dengan komite
sekolah mengenai anggaran dana dan lebih mengoptimalkan tenaga yang ada dengan mengikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang sesuai.
47
Penelitian lain yang relevan dilakukan oleh Devi Tanjung Yogya Dwi Utomo meneliti tentang Kondisi Sarana dan Prasarana pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Bantul dengan hasil penelitian yaitu: 1 Ketersediaan sarana dan prasarana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di
SMP Negeri 1 Bantul menunjukkan rata-rata persentase 86, dengan rincian sarana dan prasarana umum sangat lengkap dengan skor 81, perpustakaan
sangat lengkap dengan skor 94, laboratorium IPA sangat lengkap dengan skor 85, laboratorium bahasa sangat lengkap dengan skor 82, laboratorium
komputer sangat lengkap dengan skor 89, kantin lengkap dengan skor 80, auditorium aula sangat lengkap dengan skor 82, sarana prasarana olahraga
sangat lengkap dengan skor 85, pusat belajar dan riset guru ruang guru sangat lengkap dengan skor 88, penunjang administrasi sekolahTU sangat lengkap
dengan skor 90, toilet lengkap dengan skor 76, tempat bermain, kreasi, dan rekreasi sangat lengkap dengan skor 88, serta tempat ibadah sangat lengkap
dengan skor 92; 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi sarana dan prasarana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Bantul
menunjukan bahwa menurut guru faktor penggunaan sangat baik dengan skor 85, faktor pemeliharaan baik dengan skor 80, dan faktor penyimpanan baik
dengan skor 77.
F. Kerangka Pikir