Pengendalian Sarana dan Prasarana Pembelajaran

81 yayasan. Pelaksanaan perbaikan biasanya dilakukan sekaligus bila di gudang penyimpanan sudah menumpuk beberapa barang yang rusak dan cadangan yang dimiliki sudah habis. Alur pelaporan bila terjadi kerusakan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana di sekolah yang sifatnya non rutin yaitu: 1 Guru atau karyawan melapor ke Kepala Sekolah mengenai sarana atau prasarana yang rusak; 2 Kepala Seklah akan melakukan pengecekan terhadap sarana atau prasarana yang dilaporkan kerusakannya; 3 Bila masih bisa diperbaiki oleh karyawan sekolah maka akan diperbaiki sendiri. Namun jika tidak maka akan dilaporkan kepada yayasan; 4 Koordinator sarpras dari yayasan akan datang ke sekolah untuk melihat langsung kondisi sarana atau prasarana yang rusak, kemudian mengambil keputusan apakah harus segera diperbaiki atau dibawa ke gudang yayasan untuk digantikan sementara dengan cadangan milik yayasan; dan 5 Bila perlu segera diperbaiki maka pihak yayasan akan memanggil orang ahli untuk memperbaiki, tetapi bila barang tersebut rusak parah dan tidak dapat diperbaiki lagi maka akan diusulkan untuk pengadaan baru di tahun berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah yang terdapat pada lampiran 5.3. bahwa: “Dari guru lapor ke saya, saya cek kalau iya saya lapor ke Bu Dian. Nanti saya akan diberi tau apa yang harus saya lakukan gitu ya, kalau rusak itu kan pasti terjadi. Nah itu nanti biasanya saya kumpulkan dulu yang rusak, biasanya nggak langsung ditangani oleh Bu Dian. Saya catat kursi atau meja dari kelas mana saja yang rusak untuk bahan laporan ke Bu Dian. Nanti Bu Dian akan janjian dengan tukang mebeler nya”.

6. Pengendalian Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Pengendalian sarana dan prasarana pembelajaran di SD Tumbuh 1 Yogyakarta dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Koordinator sarpras dari yayasan. 82 Pengendalian tersebut lebih kepada kegiatan monitoring dan dilakukan selama proses pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan di sekolah. Kepala Sekolah selalu bekerja sama dengan yayasan dalam pelaksanaan monitoring terhadap pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah. Kepala Sekolah secara rutin melakukan monitoring terhadap pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah. Pelaksanaan monitoring tersebut dilakukan setiap hari karena pelaksanaan monitoring tersebut tidak hanya untuk pengelolaan sarana prasarana saja melainkan seluruh kegiatan yang dilakukan di sekolah. Koordinator sarpras yayasan setiap bulan sekali melaksanakan monitoring ke sekolah untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Monitoring tersebut dilakukan sesuai dengan jadwal dan program yang telah dibuat oleh koordinator sarpras yayasan berdasarkan pada laporan dan saran dari kepala sekolah. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator sarpras yayasan yang terdapat pada lampiran 5.2. bahwa, “Kalau untuk program- program Saya yang membuat, Saya sudah memiliki jadwal untuk semua kampus. Nanti Saya biasanya mendengar dulu laporan atau masukan dari para kepala sekolah, seperti penggunaan barang ini untuk apa kok tidak sesuai dengan fungsinya”. Pelaksanaan perencanaan sarana prasarana tidak lepas dari pengawasan dan monitoring dari berbagai pihak. Proses pengadaan sarana dan prasarana selalu dalam pengawasan pihak yayasan dan keuangan agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan. Kepala Sekolah bertanggung jawab terhadap penggunaan sarana dan prasarana agar sesuai dengan fungsinya. Selain itu koordinator sarpras juga bertanggung 83 jawab terhadap yayasan terkait pengelolaan sarana dan prasarana di semua kampus Sekolah Tumbuh. Tanggung jawab tersebut menjadikan kepala sekolah dan koordinator yayasan harus membuat program pelaksanaan pengendalian terhadap sarana prasarana yang ada di sekolah. Kepala sekolah di SD Tumbuh 1 Yogyakarta tidak memiliki program khusus dalam melaksanakan montoring terhadap pengelolaan sarana dan prasarana. Hanya saja program tersebut dibuat oleh koordinator sarpras dari yayasan dan kepala sekolah hanya melaksanakan program tersebut di sekolah untuk satu tahun ke depan. Pelaksanaan program tersebut nantinya akan dilaporkan kepada pihak yayasan setiap akhir tahun anggaran yang dilakukan oleh koordinator sarpras dari yayasan berdasarkan hasil laporan dari kepala sekolah dan pengecekan yang dilakukan oleh beliau. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah yang terdapat pada lampiran 5.3. bahwa, “Itu biasnya satu tahun, jadi Desember itu dilaporkan ke bu Dian untuk pembuatan program satu tahun ke depan. Sebelumnya saya melakukan validitas atau cek ulang setiap satu semester”. Sekolah juga melakukan pelaporan kepada pemerintah terkait pengelolaan sarana dan prasarana yang dananya atau sarana yang ada berasal dari pemerintah. Pelaporan tersebut dilakukan oleh bagian keuangan sekolah berdasarkan laporan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam periode tiga bulan. Laporan tersebut berisikan laporan kondisi sarana dan prasarana, berita acara pelaksanaan pengadaan jika ada dalam jangka tiga bulan tersebut, dan laporan-laporan lain yang berkaitan dengan penggunaan dana BOS, BOSDA, dan dana inklusif. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah yang terdapat dalam lampiran 5.3. bahwa, “Ke pemerintah itu kaitannya dengan bantuan yang kami terima. Sehingga itu kami harus membuat pelaporannya, itu 84 bisa dipakai atau engga”. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan koordinator sarpras yayasan dalam hasil wawancara yang terdapat pada lampiran 5.2. bahwa, “Ke dinas juga biasanya ada yah pelaporan untuk barang-barang yang didapatkan dari dinas”. Selain melakukan pelaporan ke yayasan dan pemerintah, SD Tumbuh 1 Yogyakarta juga melakukan pelaporan mengenai kondisi sarana dan prasarana pembelajaran ke orang tua siswa. Hal tersebut dilakukan agar orang tua siswa mengetahui bahwa sanara dan prasarana yang disediakan oleh sekolah dapat membantu pelaksanaan pembelajaran anak-anak mereka. Pelaksanaan pelaporan kepada orang tua siswa tidak dilakukan melalui rapat formal, tetapi setiap awal semester orang tua siswa diajak untuk mengunjungi kelas dan lingkungan sekolah dimana anak-anak mereka belajar. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah yang terdapat pada lampiran 5.3. bahwa: “Berkaitan dengan orang tua pelaporan yang kami lakukan tidak berupa laporan secara resmi. Tetapi kami mempunyai program orang tua itu akan masuk ke dalam kelas sekali di awal semester. Itu kami usahakan gimana orang tua itu untuk masuk ke kelas hanya untuk beberapa menit saja yang itu sifatnya untuk orang tua melihat bahwa fasilitas di kelas itu memadai dan baik untuk anak- anak mereka”. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan wali murid melalui hasi wawancara yang terdapat pada lampiran 5.6. bahwa, “Iya mbak memang benar, biasanya kami diajak mengunjungi kelas untuk melihat bagaimana anak belajar dan kelengkapan sarana untuk proses belajarnya anak”. Pelaksanaan monitoring atau pengawasan yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan laporan yang nantinya akan digunakan untuk penentuan perencanaan di tahun berikutnya. 85

7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pembelajaran