48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Research and Development atau RD. Metode RD adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan
dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi dan perangkat pembelajaran; kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Produk dari model
penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan dan pembelajaran. Sugiyono, 2009: 407 dan
412.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Analisis kebutuhan dilaksanakan mulai bulan Juli 2011 sampai dengan bulan September 2011. Pengembangan kamus istilah asing dilaksanakan mulai
bulan Oktober 2011 sampai Mei 2012 yang dilaksanakan di SMK N 3 Wonosari.
C. Model Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan RD memiliki beberapa model. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian membuat kamus istilah
asing ini adalah model 4D. Model 4D merupakan singkatan dari Define pendefinisian, Design perancangan, Development pengembangan dan
Dissemination penyebarluasan yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S Semmel, dan Melvyn I Semmel dalam Endang Mulyainingsih, 2011:
145. Alasan pengembangan kamus istilah asing ini menggunakan model 4D adalah sebagai berikut:
1. Langkah pengembangannnya mudah dipahami.
2. Tahapan dalam pengembangan produk model 4D lebih runtut.
3. Adanya tahap validasi menjadikan produk yang dihasilkan lebih sempurna.
D. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh peneliti dalam mengembangkan produk. Sebagaimana dikemukakan dalam
model pengembangan di atas, prosedur yang digunakan dalam mengembangkan produk kamus istilah asing ini diadaptasi dari model pengembangan 4D.
Penelitian penyusunan kamus istilah asing ini hanya dilakukan hingga tahap ke-3, yaitu develop. Secara lengkap prosedur pengembangan produk kamus istilah asing
ini dapat dideskripsikan pada gambar diagram alir berikut ini.
Gambar 5. Diagram Alir Prosedur Pengembangan Kamus Istilah Asing
1. Tahap Pendefinisian Define
Tahap pendefinisian disebut juga sebagai analisis kebutuhan. Tahap pendefinisian dilakukan untuk menentukan dan mendefinisikan kebutuhan dalam
DEFINE
Analisis Kurikulum
Analisis Karakteristik Peserta Didik
Analisis Materi
Merumuskan Tujuan
DESIGN: Penyusunan Kamus Istilah Asing
Validasi Ahli Materi
Validasi Ahli Media
Validasi Ahli Bahasa
Revisi
DEVELOP: Kamus yang telah direvisi
Validasi Ahli Materi validator sama dengan validator pertama
Validasi Guru Mata Pelajaran
Validasi Peserta Didik
Uji Efektivitas Kamus oleh Peserta Didik Revisi
Produk Akhir
proses pembelajaran yang akan berlangsung. Hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan kebutuhan pembelajaran, antara lain kesesuaian kebutuhan
pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, tahap perkembangan siswa, dan kondisi sekolah. Analisis kebutuhan meliputi analisis kurikulum, analisis
karakteristik peserta didik, analisis materi, dan merumuskan tujuan. a.
Pembelajaran mata pelajaran melayani makanan dan minuman di SMK N 3 Wonosari mengacu pada KTSP dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Standar kompetensi melayani makanan dan minuman merupakan standar kompetensi yang dijadikan
sebagai acuan dalam peyusunan kamus istilah asing melayani makanan dan minuman. Standar kompetensi melayani makanan dan minuman
terdiri dari 5 kompetensi dasar, yaitu menjelaskan ruang lingkup pelayanan makanan dan minuman, mengoperasikan peralatan layanan
makanan dan minuman, menyediakan layanan makanan dan minuman di restoran, menyediakan room service, dan membuat minuman non alkohol.
b. Sasaran utama pemakai atau pembaca kamus istilah asing ini adalah siswa
SMK program keahlian jasa boga. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa program keahlian jasa boga adalah mata pelajaran
melayani makanan dan minuman. Istilah-istilah asing dalam mata pelajaran melayani makanan dan minuman sering ditemukan, terutama
istilah bahasa Inggris dan Prancis. Hal ini membuat siswa terkadang merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran melayani makanan
dan minuman. Siswa membutuhkan inovasi media pembelajaran yang