b. Reliabilitas Soal Tes
Koefisien reliabilitas soal tes diketahui dengan menggunakan rumus Kuder Richadson 20 atau KR-20 seperti berikut ini Suharsimi Arikunto, 2010: 101:
Keterangan: n = jumlah butir soal
p = proporsi siswa yang menjawab benar terhadap jumlah seluruh siswa q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap jumlah seluruh siswa 1-p
S
2
= varians
Hasil uji reliabilitas instrumen soal tes untuk penelitian ini dinyatakan reliabel dengan tingkat keterhandalan tinggi yaitu pada koefisien alfa α = 0.796.
c. Tingkat Kesulitan Butir Soal
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar Nana Sudjana, 1992: 135. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 206 soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa
dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan. Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu tes, dapat digunakan rumus
sebagai berikut Daryanto, 2007: 180-181:
Keterangan:
Untuk mengiterpretasikan tingkat kesukaran butir tes digunakan kriteria sebagai berikut:
P = 0,00 — 0,29
: soal sukar P = 0,30
— 0,69 : soal sedang
P = 0,70 — 1,00
: soal mudah
d. Daya Beda Soal
Menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam
kategori rendah dan kategori tinggi prestasinya Nana Sudjana, 1992: 135. Untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas 27, kelompok bawah 27 dan sisanya adalah kelompok tengah. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut Daryanto, 2007: 186:
Keterangan:
Kriteria, jika D bernilai: 0,00
–0,19 : soal jelek
0,20 –0,39
: soal sedangcukup 0,40
–0,69 : soal baik
0,70 –1,00
: soal baik sekali Negatif
: tidak baik, harus dibuang
H. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riduwan 2009: 24 metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data sesuai dengan data yang
dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat cara, yaitu wawancara, observasi, angket, dan tes. Instumen pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Suharsimi Arikunto dalam Riduwan, 2009: 24.
1. Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara lisan Endang Mulyatiningsih, 2011: 32.
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan di SMK N 3 Wonosari. Responden dalam wawancara ini adalah guru mata pelajaran melayani
makanan dan minuman SMK N 3 Wonosari dan beberapa siswa SMK N 3 Wonosari program keahlian jasa boga.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini tergolong kombinasi antara wawancara terstruktur dengan wawancara bebas. Wawancara terstruktur
yaitu wawancara dimana peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang disiapkan lebih dahulu.
Wawancara bebas adalah wawancara dimana peneliti dalam menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan pedoman. Sukardi, 2009: 80.