catatan lapangan, data nilai dari
pre test
dan
post test
siklus I dan siklus II, dan dokumentasi yang sudah diperoleh yang disajikan sehingga
diperoleh kesimpulan dan dinyatakan dalam pernyataan yang lebih tegas.
H. Rencana Tindakan
Konsep pokok penelitan tindakan menurut Suharsimi Arikunto dkk 2007: 16 terdapat empat tahapan, meliputi: 1 perencanaan, 2 tindakan,
3 pengamatan dan 4 refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing masing tahapan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Siklus Prosedur Penelitian Suharsimi Arikunto, 2007: 16
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
Pengamatan Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Rincian prosedur tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Siklus I a.
Perencanaan Pada tahap ini rencana tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian yaitu meliputi observasi awal, menentukan tujuan pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, dan merancang
instrumen. Adapun rincian langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Observasi dan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi
kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.
2 Merumuskan tujuan pembelajaran yakni untuk meningkatkan
Prestasi Belajar siswa pada Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa melalui penerapan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS. 3
Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang akan
digunakan guru sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
4 Menyiapkan sumber belajar berupa ringkasan materi
pembelajaran dan membuat
power point.
5 Menyusun tes berupa
pre-test
dan
post-test
yang akan dikerjakan siswa secara individu dan lembar kerja siswa yang dikerjakan
secara berkelompok. 6
Membagi seluruh siswa yang ada di kelas kedalam kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan 2 orang.
7 Menyiapkan lembar catatan lapangan.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu kegiatan
pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS. Pada awal pembelajaran siswa diberikan
pre-test
untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang akan
dipelajari. Setelah
pre test
selesai kemudian guru membagikan rangkuman materi pembelajaran kepada masing-masing siswa sebagai
pegangan siswa saat guru menjelaskan materi. Setelah siswa mendapatkan ringkasan materi kemudain guru menjelaskan materi
pelejaran di depan kelas dengan media
power point
. Setelah guru selesai menjelaskan kemudian siswa diberi lembar kerja yang
dikerjakan secara berkelompoktim. Pembagian tim dilaksanakan pada awal siklus I kemudian digunakan selama kegiatan penelitian. Setiap
tim terdiri dari 2 orang sehingga akan dibentuk 15 tim belajar. Anggota tim terdiri dari siswa dengan kemampuan yang heterogen berdasarkan
peringkat dari yang tertinggi hingga yang terendah. Setelah selesai
mengerjakan tugas kelompok beberapa kelompok akan dipilih secara acak untuk mempresentasikan jawaban kelompok mereka di depan
kelas. Pada akhir pembelajaran dilakukan
post test
untuk mengetahui tingkat Prestasi Belajar siswa secara kognitif dan digunakan sebagai
bahan perbandingan antar siklus. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan selama proses
pembelajaran berlangsung. b.
Refleksi Peneliti menganalisis data yang diperoleh selama observasi,
kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru Akuntansi yang bersangkutan. Diskusi
tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan. Setelah itu mencari solusi terhadap
masalah-masalah yang mungkin timbul pada tiap siklus agar dapat dibuat rencana perbaikannya.
2. Siklus II
Pada siklus II ini kegiatan yang dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan siklus I. Namun, berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I,
maka peneliti dapat memperbaiki tindakan yang kurang memuaskan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini bertujuan untuk
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus I agar mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan.
I. Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan ini yakni apabila setelah penerapan pembelajaran kooperatif model
Think Pair Share
TPS terjadi
peningkatan prestasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan jasa yang dilihat dari peningkatan
nilai hasil
post test
padas iklus I dan siklus II. Apabila hasil tindakan tersebut mengalami kenaikan dari siklus I hingga siklus II maka tindakan
dinyatakan berhasil. Indikator keberhasilan tindakan ini juga dilihat dari jumlah siswa
yang dapat mencapai KKM. Dimana setelah penerapan pembelajaran kooperatif model
Think Pair Share
TPS terjadi peningkatan Prestasi
Belajar pada Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa seluruhnya atau setidak-tidaknya 75 peserta didik
memiliki nilai sama dengan atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 75
.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Umum
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMAN 1 Mlati merupakan sebuah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA yang berada di bawah naungan
Dinas Pendidikan kabupaten Sleman. SMAN 1 Mlati terletak Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman. Sekolah ini memiliki sarana dan
prasarana yang kondusif untuk menunjang kegiatan belajar siswa dan merupakan sekolah dengan akreditasi A. Lokasi SMAN 1 Mlati
cukup strategis, karena dapat dijangkau dengan menggunakan jenis kendaraan apapun. Meskipun sekolah ini berada dekat dengan jalan
raya, tetapi karena letak sekolah ini sedikit ke bawah sehingga adanya kendaraan yang lalu-lalang di depan sekolah tidak
menyebabkan kebisingan di ruang kelas. SMAN 1 Mlati mempunyai visi “Melangkah Maju
Meningkatkan Mutu Berlandaskan Akhlaq Mulia”. Sedangkan Misi SMAN 1 Mlati adalah:
1 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.