Deskripsi Sampel Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan orientasi global.

4.2. Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adaah mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatwa Timur angkatan 2006 sebanyak 61 orang responden. Dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan sebanyak 61 kuesioner. Statistik deskriptif responden berdasarkan kuesioner yang dibagi berdasarkan jenis kelamin terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Laki - Laki 23 38 Perempuan 38 62 Total 61 100 Sumber : Lampiran 2.1 Sedangkan statistik deskriptif responden berdasarkan usia responden tersaji dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Umur Jumlah 21 – 22 56 92 23 – 24 5 8 Total 61 100 Sumber : Lampiran 2.1 Statisik deskriptif responden berdasarkan IPK yang telah diambil, tersaji dalam tabel berikut : Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Responden berdasarkan IPK IPK Jumlah 2,00 - 2,49 2,50 - 3,00 16 26 3,00 - 4,00 45 74 Jumlah 61 100 Sumber : Lampiran 2.1

4.3. Desripsi Hasil Penelitian

Pada deskripsi hasil penelitian dibahas tentang jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian.

4.3.1. Kemampuan Komunikasi

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel kemampuan komunikasi : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kemampuan Komunikasi Sumber : Lampiran 2.2 SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL MEAN X1.1 0 1 2 15 25 13 5 306 5,02 X1.2 2 14 16 20 9 325 5,33 X1.3 3 4 4 19 18 3 328 5,38 X1.4 3 9 21 15 13 331 5,43 X1.5 1 2 2 17 21 13 5 279 4,57 X1.6 0 0 5 7 21 18 10 326 5,34 X1.7 3 3 15 19 16 5 301 4,93 X1.8 2 4 16 12 20 7 309 5,06 TOTAL 1 11 25 97 154 133 67 2505 5,17 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4,57 pada item pertanyaan XI.5 “Apakah anda selalu aktif apabila berkomunikasi dengan orang lain?” hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak pernah pada item pertanyaan X1.5, artinya mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidak pernah aktif jika berkomunikasi dengan orang lain. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5,43 pada item pertanyaan X1.4 “Apakah anda selalu menjaga perilaku diri anda ketika berbicara dengan orang lain?” hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item pertanyaan X1.4, artinya mahasiswa program reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung selalu menjaga perilaku dirinya jika berkomunikasi dengan orang lain. Nilai rata-rata total jawaban responden menganai variabel Kemampuan Komunikasi adalah 5.17, hal ini menunjukkan Kemampuan Komunikasi mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jatim cenderung sudah baik.

4.3.2. Berpikir Kritis

Berikut adalah deskripsi jawaban responden menegenai variabel berpikir Kritis : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Berpikir Kritis SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL MEAN X2.1 0 0 12 25 39 34 10 300 4,92 X2.2 0 0 5 16 22 17 1 298 4,88 X2.3 0 1 3 13 22 18 4 309 5.06 X2.4 1 0 5 10 21 20 4 309 5,06 X2.5 0 0 4 11 23 16 7 316 5,18 X2.6 0 0 5 12 20 17 7 314 5,15 X2.7 0 0 5 9 24 17 6 315 5,16 X2.8 0 0 0 10 23 18 10 333 5,46 TOTAL 1 1 35 90 182 137 42 2494 5,11 Sumber : Lampiran 2.3 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4,88 pada item pertanyaan X2.2 “Apakah anda mampu menjelaskan dan mengaplikasikan apa yang telah anda pelajari?” hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak mampu pada item pertanyaan X2.2, artinya mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidakmampu menjelaskan dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5,46 pada item pertanyaan X2.8 “Apakah anda selalu memiliki keterbukaan tinggi dalam menerima ide-ide baru?” hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item pertanyaan X2.8, artinya mahasiswa program reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung selalu memiliki keterbukaan yang tinggi dalam menerima ide-ide baru. Nilai rata-rata total jawaban responden menganai variabel Berpikir Kritis adalah 5.11, hal ini menunjukkan Pemikiran Kritis mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jatim cenderung sudah baik.

4.3.3. Kepribadian

Berikut adalah deskripsi jawaban responden menegenai variabel kepribadian : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepribadian SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL MEAN X3.1 0 1 4 9 17 18 12 327 5,36 X3.2 2 0 2 10 22 14 11 319 5,23 X3.3 0 2 1 14 14 18 12 325 5,33 X3.4 0 1 6 13 21 11 9 306 5,02 X3.5 0 0 2 20 15 20 4 309 5,06 X3.6 2 4 8 14 16 13 4 276 4,52 X3.7 0 2 5 13 18 20 3 302 4,95 X3.8 0 3 9 12 23 12 2 282 4,62 TOTAL 4 13 37 105 146 126 57 2446 5,01 Sumber : Lampiran 2.4 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4,52 pada item pertanyaan X3.6 “Apakah dalam hidup, anda tidak ada waktu untuk bersantai tanpa dibebani rasa bersalah?” hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak mampu pada item pertanyaan X3.6, artinya mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidak setuju jika dalam hidpnya selalu dibebani oleh rasa bersalah. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5,36 pada item pertanyaan X3.1 “Apakah anda dapat menerima saran dan kritik dari orang lain?” hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item pertanyaan X3.1, artinya mahasiswa program reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung selalu memiliki keterbukaan yang tinggi dalam menerima saran dan kritik dari orang lain. Nilai rata-rata total jawaban responden menganai variabel Kepribadian adalah 5.01, hal ini menunjukkan kepribadian mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jatim cenderung sudah baik.

4.3.4. Pemahaman Akuntansi

Berikut adalah deskripsi jawaban responden menegenai variabel pemahaman akuntansi : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Pemahaman Akuntansi SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL MEAN Y1.1 0 1 3 5 24 21 7 327 5,36 Y1.2 0 1 5 10 21 21 3 319 5,23 Y1.3 0 1 2 17 26 11 4 325 5,33 Y1.4 0 1 4 14 25 14 3 306 5,02 Y1.5 0 0 8 16 22 14 1 309 5,06 Y1.6 0 0 8 11 22 15 5 276 4,52 Y1.7 0 0 9 11 25 11 5 302 4,95 Y1.8 0 1 10 14 23 9 4 282 4,62 TOTAL 0 5 49 98 188 116 32 2446 5,01 Sumber : Lampiran 2.1 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4,52 pada item pertanyaan Y1.6 “Apakah anda telah mengerti si kandungan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I?” hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak paham pada item pertanyaan Y1.6, artinya mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidak paham dengan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5,36 pada item pertanyaan Y1.1 “Apakah anda mengerti isi kandungan mata kuliah Pengantar Akuntansi?” hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung paham pada item pertanyaan Y1.1, artinya mahasiswa program reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung paham dengan isi kandungan mata kuliah Pengantar Akuntansi. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai variabel Pemahaman Akuntansi adalah 5.01, hal ini menunjukkan pemahaman akuntansi mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jatim cenderung sudah baik

4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.4.1. Uji Kualitas Data

4.4.1.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur mengukur apa yang diinginkan dan seberapa baik suatu instrumen yang digunakan dapat mengukur suatu konsep tertentu. Uji validitas dilakukan terhadap masing – masing item pertanyaan yang membentuk variabel tertentu, dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian. Untuk mengukur validitas dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05, maka item pertanyaan tersebut bisa dikatakan valid Sumarsono, 2004; 31. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel Kemampuan Komunikasi : Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Komunikasi Item Pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan X1.1 0.630 0.000 Valid X1.2 0.749 0.000 Valid X1.3 0.712 0.000 Valid X1.4 0.735 0.000 Valid X1.5 0.658 0.000 Valid X1.6 0.693 0.000 Valid X1.7 0.684 0.000 Valid X1.8 0.769 0.000 Valid Sumber : Lampiran 3.1 Pada pengujian validitas variabel Kemampuan Komunikasi diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel Kemampuan Komunikasi pada Tabel 4.8 digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel Berpikir Kritis : Tabel 4.9 Hasil uji validitas variabel berpikir kritis Item Pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan X2.1 0.723 0.000 Valid X2.2 0.792 0.000 Valid X2.3 0.771 0.000 Valid X2.4 0.722 0.000 Valid X2.5 0.795 0.000 Valid X2.6 0.715 0.000 Valid X2.7 0.730 0.000 Valid X2.8 0.786 0.000 Valid Sumber : Lampiran 3.2 Pada pengujian validitas variabel Berpikir Kritis diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel Berpikir Kritis pada Tabel 4.9 digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel Kepribadian : Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian Item Pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan X3.1 0.579 0.000 Valid X3.2 0.691 0.000 Valid X3.3 0.499 0.000 Valid X3.4 0.645 0.000 Valid X3.5 0.719 0.000 Valid X3.6 0.493 0.000 Valid X3.7 0.616 0.000 Valid X3.8 0.656 0.000 Valid Sumber : Lampiran 3.3 Pada pengujian validitas variabel Kepribadian diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel Kepribadian pada Tabel 4.10 digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel Pemahaman Akuntansi : Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi Item Pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan Y1.1 0.707 0.000 Valid Y1.2 0.766 0.000 Valid Y1.3 0.760 0.000 Valid Y1.4 0.832 0.000 Valid Y1.5 0.793 0.000 Valid Y1.6 0.778 0.000 Valid Y1.7 0.779 0.000 Valid Y1.8 0.791 0.000 Valid Sumber : Lampiran 3.4 Pada pengujian validitas variabel Pemahaman Akuntansi diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel Pemahaman Akuntansi pada Tabel 4.11 digunakan dalam proses analisis selanjutnya.

4.4.1.2. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji Validitas, selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan Sumarsono, 2004 : 34. Pengukuran reliabilitas menggunakan tehnik cronbach alpha, dengan kriteria pengujian jika koefisien cronbach alpha lebih besar daripada 0.6, maka instrument dikatakan reliabel Ghozali, 2006:44. Untuk melakukan uji reliabilitas, digunakan item pertanyaan yang valid. Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa semua item pertanyaan pada variabel kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian adalah valid. Dengan demikian semua item pertanyaan pada ketiga variabel tersebut digunakan dalam uji reliabilitas. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel penelitian : Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel Variabel Penelitian Cronbach Alpha Nilai Alpha Keterangan Kemampuan Komunikasi X 1 0.854 0.60 Reliabel Berpikir Kritis X 2 0.890 0.60 Reliabel Kepribadian X 3 0.752 0.60 Reliabel Pemahaman Akuntansi Y 0.905 0.60 Reliabel Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa besarnya nilai cronbach alpha pada variabel kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian lebih besar 0.6 berarti dinyatakan reliabel.

4.4.1.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogrov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusannya yaitu nilai probabilitas 0,05 level of significant maka distribusi data adalah normal. Jika nilai probabilitas 0,05 maka distribusi adalah data tidak normal Sumarsono, 2004 : 40. Berikut adalah hasil pengujian normalitas pada masing-masing variabel penelitian : Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Nilai Kolmogorov Smirnov Nilai Signifikan Keterangan Kemampuan Komunikasi X 1 0.913 0.05 Normal Berpikir Kritis X 2 0.620 0.05 Normal Kepribadian X 3 0.693 0.05 Normal Pemahaman Akuntansi Y 0.737 0.05 Normal Sumber : Lampiran 4.1 Berdasarkan hasil tabel diatas didapat nilai kolmogorov smirnov variabel dependen yaitu Pemahaman Akuntansi memiliki nilai yang lebih besar dari 0.05 sehingga distribusi data adalah normal. Untuk variabel independen yaitu kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian memiliki nilai kolmogorov smirnov yang lebih besar dari 0.05 sehingga distribusi data adalah normal, sehingga saat disimpulkan bahwa asumsi normalitas data terpenuhi.

4.4.2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari uji asumsi klasik regresi adalah untuk mengetahui secara pasti apakah model regresi linier berganda, menghasilkan keputusan yang BLUE Best Linier Unbiased Estimator.

4.4.2.1. Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi linier antar variable independen. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu : I. Jika besaran VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. II. Jika besaran VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Ghozali, 2006 : 95-96 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil untuk uji multikolinearitas seperti tabel dibawah ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Penelitian VIF Keterangan Kemampuan Komunikasi X 1 1,991 Non-Multikolinearitas Berpikir Kritis X 2 2,290 Non-Multikolinearitas Kepribadian X 3 2,165 Non-Multikolinearitas Sumber : Lampiran 4.2 Berdasarkan hasil tabel diatas didapat nilai VIF dari ketiga variabel bebas, semuanya menunjukkan angka kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak menghasilkan adanya multikolinearitas.

4.4.2.2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2006 : 105. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas untuk masing-masing variabel bebas : Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Penelitian Signifikansi Korelasi Rank Spearman Keterangan Kemampuan Komunikasi X 1 0.687 Non-Heterokedastisitas Berpikir Kritis X 2 0.619 Non-Heterokedastisitas Kepribadian X 3 0.758 Non-Heterokedastisitas Sumber : Lampiran 4.2 Hasil analisis heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi korelasi Rank Spearman untuk variabel Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, dan Kepribadian lebih besar dari 0.05, yang berarti tidak terdapat korelasi antara residual dengan variabel bebasnya. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4.3. Analisis Regresi Berganda

Dari hasil pengujian asumsi diatas, terlihat bahwa asumsi-asumsi klasik yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda untuk membuktikan secara empiris apakah kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berikut adalah nilai estimasi koefisien regresi : Tabel 4.16 Hasil Estimasi Koefisien Regresi Unstandarized Coefficient Model ß Konstanta 2,384 Kemampuan Komunikasi - 0,048 Berpikir Kritis 0,770 Kepribadian 0,190 Sumber : Lampiran 4.4 Sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 2.348 – 0,048X 1 + 0,770X 2 + 0,190X 3 Dari persamaan regresi diatas dapat diperoleh penjelasan berikut : ß = Konstanta = 2,348 Artinya apabila variabel Kemampuan Komunikasi X 1 , Berpikir Kritis X 2 dan Kepribadian X 3 adalah nol maka besarnya nilai Pemahaman Akuntansi yaitu sebesar 2,348 satuan. ß 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = - 0,048 Artinya besar nilai koefisien regresi untuk variabel Kemampuan Komunikasi X 1 sebesar 0,048 dan koefisien regresi negatif -. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel terikat. Jika setiap ada kenaikan pada variabel Kemampuan Komunikasi X 1 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan variabel Pemahaman Akuntansi Y sebesar 0,048 satuan. Dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah. ß 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 0,770 Artinya besar nilai koefisien regresi untuk variabel Berpikir Kritis X 2 sebesar 0,770 dan koefisien regresi positif +. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jika setiap ada kenaikan pada variabel Berpikir Kritis X 2 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan variabel Pemahaman Akuntansi Y sebesar 0,770 satuan. Dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah. ß 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0,190 Artinya besar nilai koefisien regresi untuk variabel Kepribadian X 3 sebesar 0,190 dan koefisien regresi positif +. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jika setiap ada kenaikan pada variabel Kepribadian X 3 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan variabel Pemahaman Akuntansi Y sebesar 0,190 satuan. Dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah.

4.4.4. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi atau R-square menunjukkan persentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat. Berikut adalah nilai R-square yang diperoleh dari hasil analisis: Tabel 4.17 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the estimate 1 0.827 0.684 0.667 3.86907 Sumber : Lampiran 4.3 Dari tabel 4.17 diketahui nilai R Square sebesar 0.684 hal ini berarti bahwa pemahaman akuntansi mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh Kemampuan Komunikasi X 1 , Berpikir Kritis X 2 dan Kepribadian X 3 sebesar 68,4. Sedangkan sebesar 31,6 sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.4.5. Uji Hipotesis

4.4.5.1. Uji Spesifikasi Model F

Uji F digunakan untuk menguji apakah model analisis sesuai sebagai alat analisis untuk variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi uji F 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kesesuaian model analisis untuk variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika F 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis kesesuaian model analisis pengaruh variabel kemampuan komunikasi X 1 , berpikir kritis X 2 dan kepribadian X 3 terhadap pemahaman akuntansi Y dengan menggunakan uji F. Tabel 4.18 Hasil uji F Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Model Sum of Squares df Mean Square F hitung Sig Regresi 1847.973 3 615.991 41.149 0.000 Residual 853.273 57 14.970 Total 2701.246 60 Sumber : Lampiran 4.4 Berdasarkan tabel 4.18 diperoleh nilai F hitung yang dihasilkan sebesar 41.149 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan perubahan variabel Kemampuan Komunikasi X 1 , Berpikir Kritis X 2 dan Kepribadian X 3 mampu menjelaskan perubahan variabel Pemahaman Akuntansi Y dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

4.4.5.2. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi uji t 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika nilai signifikansi uji t 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pengaruh secara parsial variabel kemampuan komunikasi X 1 , berpikir kritis X 2 dan kepribadian X 3 terhadap pemahaman akuntansi Y dengan menggunakan uji t. Tabel 4.19 Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Koefisien Regresi Parameter bi Std. Error t hitung Sig Koefisien Korelasi Parsial Konstanta 2,384 3,678 0,648 0,519 Kemampuan Komunikasi X 1 -0,048 0,105 -0,457 0,649 -0,034 Berpikir Kritis X 2 0,770 0,119 6,497 0,000 0,484 Kepribadian X 3 0,190 0,122 1,561 0,124 0,116 Sumber : Lampiran 4.4 Hasil uji t antara variabel kemampuan komunikasi dengan variabel pemahaman akuntansi menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.649 yang berarti lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Kemampuan Komunikasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap Pemahaman Akuntansi. Hasil uji t antara variabel Berpikir Kritis dengan variabel Pemahaman Akuntansi menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.000 yang berarti lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Berpikir Kritis berpengaruh secara nyata terhadap Pemahaman Akuntansi. Hasil uji t antara variabel Kepribadian dengan variabel Pemahaman Akuntansi menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.124 yang berarti lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Kepribadian tidak berpengaruh secara nyata terhadap Pemahaman Akuntansi.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pada analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa kesesuaian model analisis variabel kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian cocok untuk mengetahui pengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Jadi adanya kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan untuk koefisien determinasi atau R square menunjukkan nilai sebesar 0.684, hal ini berarti pemahaman akuntansi mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian sebesar 68,4. Untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya, maka peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain agar R square meningkat. Berdasarkan hasil pengujian uji t, kemampuan komunikasi mahasiswa akuntansi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman akuntansi pada mahasisa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur disebabkan karena mahasiswa cenderung untuk bersikap pasif jika sedang berbicara dengan orang lain. Inilah yang merupakan salah satu faktor mengapa kemampuan komunikasi mahasiswa cenderung kurang. Teori Analisis Transaksional dalam konteks komunikasi dapat diartikan sebagai penguraian secara sistematis proses pertukaran pesan yang bersifat timbal balik di antara perilaku komunikasi. Dalam teori ini akan diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam diri seorang individu ketika melakukan komunikasi dengan seseorang dan bagaimana kita mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan aspek-aspek yang terkait dengan komunikasi yang sedang berlangsung. Menurut Suwardjono, mahasiswa yang datang kuliah kebanyakan memiliki perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat. Satu kendala utama yang dihadapi hampir setiap individu adalah rasa malu atau kecemasan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Kecemasan komunikasi yang dialami oleh mahasiswa adalah ketika ia harus berhadaan secara tatap muka dengan dosennya, ketika ia akan mempresentasikan tulisan ilmiahnya, atau ketika ia harus mengikuti kuliah pada kelas kecil yang menuntutnya untuk aktif berbicara. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan komunikasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap pemahaman akuntansi. Ini disebabkan karena mahasiswa memiliki ketakutan akan komunikasi yang menyebabkan komunikasi mahasiswa yang cenderung pasif. Padahal dalam suatu pembelajaran diperlukan komunikasi yang aktif antara dosen dan mahasiswa agar pesan-pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh mahasiswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryaningrum 2007 bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat perbedaan tingkat ketakutan komunikasi antara mahasiswa baru dengan mahasiswa lama. Mahasiswa baru lebih takut untuk berkomunikasi lisan sehingga kemampuan komunikasi mahasiswa baru lebih rendah dari mahasiswa lama. Selain itu pada kategori program studi, hasil penelitian membuktikan bahwa mahasiswa program studi Akuntansi memiliki tingkat ketakutan komunikasi yang paling besar dibanding program studi lainnya. Hal ini berarti bahwa kurikulum yang diterapkan pada program studi Akuntansi belum cukup untuk mendorong mahasiswa Akuntansi untuk lebih meningkatkan kemampuan komunikasi lisan mahasiswa. Hasil penelitian untuk berpikir kritis dapat diketahui bahwa berpikir kritis secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap pemahamn akuntansi mahasiswa S1 reguler program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi uji t sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Secara statistik variabel, berpikir kritis memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap pemahaman akuntansi. Pengaruh berpikir kritis terhadap pemahaman akuntansi adalah positif yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0.770 artinya semakin baik pemikiran kritis mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur maka pemahaman akuntansinya juga akan semakin meningkat. Sesuai dengan yang dikemukakan Scriven bahwa berpikir kritis merupakan proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan juga komunikasi yang akan menentukan sikap dan tindakan. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Freud bahwa Ego yang terdapat dalam diri seseorang memiliki posisi untuk memberi keputusan tanpa menimbulkan akibat yang sesuai dengan hati. Karena seorang pemikir kritis harus mampu memberikan alasan atas pilihan yang telah diambilnya. Sehingga pengembangan berpikir kritis merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya membantu mahasiswa memperoleh pengetahuan, tetapi yang terpenting adalah menjamin mahasiswa dapat berpikir efektif Nurfitri, 2008. Di zaman perubahan yang pesat ini, perguruan tinggi mengemban amanah yang besar dalam peningkatan sumber daya manusia dengan berusaha menyediakan proses pembelajaran yang mampu mencetak lulusan-lulusan yang bernalar kritis Kurniawan, 2002. Hal ini terbukti dalam penelitian ini, bahwa semakin besar kemampuan berpikir kritis mahasiswa maka semakin meningkat pula pemahaman akuntansinya. Berdasarkan pengujian t untuk variabel kepribadian dapat diketahui bahwa kepribadian secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 reguler program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.124 yang berarti lebih besar dari 0.05. Secara statistik variabel kepribadian tidak signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh antara kepribadian dengan pemahaman akuntansi. Pengaruh kepribadian dengan pemahaman akuntansi adalah positif yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0.190. Artinya semakin baik kepribadian mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang ditunjukkan dengan terbuka dalam menerima saran, mudah bergaul, penyelesaian tugas tanpa meninggalkan kualitasnya serta pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya yang dimiliki oleh mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur akan menjadi semakin meningkat. Kepribadian dapat mementuk watak dan perilaku manusia. Melalui pencerminan kepribadian tiap – tiap mahasiswa tentunya dapat melihat apakah kepribadian tersebut dapat menguatkan atau memperkuat atau sebaliknya dapt memperlemah dalam memotivasi mahasiwa. Kepribadian memiliki peran penting dalam memotivsi mahasiswa untuk menyelesaikan studinya dikarenakan perekonomian yang sulit yang menyebabkan mahasiswa lebih giat untuk berlomba dalam menghadapi masa depannya Saputro, 2006. Sondang F. Siagian berpendapat bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan untuk seseorang kepada orang lain. Sasaran pendidikan bukan semata – mata hanya untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan saja, akan tetapi bagian yang amat penting dari pendidikan adalah pembinaan watak. Kepribadian yang kurang mendukung dalam pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan, kurangnya penyelesaian tugas tepat waktu dan juga pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan tugas dari dosen. Menurut teori humanistik yang dikemukakan oleh Freud, kepribadian disebabkan karena setiap individu menghadapi rangsangan fundamental mereka dengan cara yang berbeda. Hal ini terlihat dari perbedaan sifat yang dimiliki oleh mahasiswa. Jadi menurut teori ini, pengajar harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut. Sehingga apabila ingin mengubah perilakunya, pengajar harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.

4.6. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 3 107

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO 45 (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 1 88

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

0 4 98

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 101

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 1 86

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 3 135

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur

0 0 25