4 Setiap pergantian komponen portofolio diberi lembar tabel
komponenyang sesuai dengan kertas berwarna sekaligus sebagai kertas pembatas
5 Dokumen portofolio dibandel dijilid dan dibuat rangkap dua.
Pada bendel pertama, bukti fisik untuk komponen 2 dan komponen 8 berupa sertifikatpiagam asli, sedangkan bukti fisik pada bendel
kedua semua foto kopi yang sudah dilegalisasi oleh atasan langsung.
4. Status Kepegawaian Guru
Secara umum menurut M.S. Suwondo, 2003:439 status kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: a.
Guru tetap, adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam
per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru tetap dapat dapat berstatus pegawai negeri sipil PNS atau bukan PNS.
b. Guru tidak tetap, adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai
tetap pada suatu instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat
dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang sebelumnya proses seleksi yang berorientasi pada standar kompetensi
guru dan dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota.
Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa: 1
Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya
yang menyelenggarakan satuan pendidikan. 2
Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan pemerintah daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3
Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangkat oleh BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan
pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. 4
Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang
menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. Berdasarkan keterangan di atas, maka status kepegawaian guru dapat
dibedakan menjadi: a
Pegawai Negeri Sipil b
Guru Tetap Yayasan c
Guru Bantu d
Guru Honorer
5. Golongan Kepangkatan Guru
Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerdarminto, 1982:281,242 menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah
pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan
atau organisasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang
jabatan yaitu : 1.
Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan
kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IVd sampai dengan pembina
utama, golongan ruang IVe.
2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas
dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari
Pembina, golongan ruang IVa sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IVc.
3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan
fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari
Penata, golongan ruang IIIc sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang IIId.
4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas
dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda,
golongan ruang IIIa sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang IIIb.
Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 6 ayat 2
dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:
1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang
mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan
kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang IIIc sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang IIId.
2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional
ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan
pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda,
golongan ruang IIIa sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang IIIb.
3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa
cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang IIb sampai dengan Pengatur
Tingkat I, golongan ruang IId.
4. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional
ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang
yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang IIa.
6. Usia Guru