telah memiliki usia 50 tahun dan memiliki pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru. Menurut Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan tahun 2010 menyebutkan bahwa usia dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang tercantum dalam akta kelahiran
atau bukti lain yang sah. Dan usia yang dihitung adalah usia kronologis, diperinci sampai dengan bulan supaya dapat terlihat perbedaannya.
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu dengan
memberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik. Secara umum status kepegawaian guru
dibagi menjadi dua, yaitu pegawai tetap dan pegawai tidak tetap, namun menurut Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa
ada empat macam status kepegawaian guru, yaitu Guru Tetap, Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Non PNS, dan Guru Tidak Tetap.
Dilihat dari kesempatan dan peluang yang ada menurut status kepegawaian di atas, terdapat perbedaan persepsi antara Guru Tetap
Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Yayasan dan Guru Tidak Tetap. Guru
yang memiliki status pegawai tetap negeri diduga memiliki pandangan yang lebih positif dibandingkan dengan pegawai tetap yayasan. Ini
disebabkan karena mereka lebih mudahlebih banyak memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan diklat, dan juga
lebih mudah untuk memperoleh bukti fisik seperti sertifikat, piagam atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat yang merupakan salah
satu komponen yang harus dipenuhi dalam penilaian portofolio, sehingga diyakini bahwa guru tersebut telah memenuhi 4 kompetensi guru yaitu di
bidang pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru tetap negeri lebih mudah untuk mengikuti diklat dikarenakan guru tetap negeri
memiliki tanggungjawab penuh kepada pemerintah, selain itu mereka lebih mudah mengikuti kegiatan di luar kegiatan mengajar, yaitu keikutsertaan
dalam forum ilmiah seperti seminar-seminar dan kegiatan-kegiatan keorganisasian di luar sekolah dan mereka juga dapat pula diperbantukan
sebagai guru di sekolah yayasan yang lain. Sehingga skor yang diperoleh guru tetap negeri lebih tinggi. Sedangkan guru tetap yayasan tidak
semudah guru negeri dalam mengikuti diklat, dikarenakan guru tetap yayasan memiliki pertanggungjawaban sendiri kepada yayasan, walaupun
dalam prosesnya pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi jalannya pendidikan. Kemudian untuk guru yang tidak tetap
memiliki persepsi negatif, karena guru yang tidak tetap tersebut tidak terikat aturan dari yayasan maupun dari pemerintah, sehingga tidak ada
kesempatan untuk memperoleh sertifikat pendidik. Hal ini juga didukung
oleh Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2010 yang dirancang oleh pemerintah menyebutkan syarat khusus uji
kompetensi untuk uji kompetensi melalui penilaian portofolio bahwa guru tersebut harus memiliki masa kerja sebagai guru tetap baik PNS maupun
bukan PNS. Guru tidak tetap dapat ikutserta dalam penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, apabila mereka sudah menjadi guru tetap.
2. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru