Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan.
Pada siklus I penelitian telah dilaksanakan dengan model cooperative learning
teknik jigsaw dalam menyelesaikan soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Dalam hal ini
guru memberikan contoh penerapan model cooperative learning teknik jigsaw
dan siswa memperhatikan. Hasil nilai yang diperoleh pada siklus I ada 5 siswa yang masih di bawah KKM atau tidak tuntas sedangkan 11 siswa
memperoleh nilai di atas KKM atau tuntas. Prosentase ketuntasan yang diperoleh adalah 69 dari 16 siswa. Nilai terendah pada siklus I adalah 40
diraih oleh 1 orang siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 90 diraih oleh satu orang juga. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus I adalah
69,38. Penelitian dilanjutkan pada siklus II karena indikator
keberhasilan nilai rata-rata kelas 70,0 belum tercapai. Pada siklus II ini penelitian juga telah dilaksanakan dengan menggunakan model cooperative
learning teknik jigsaw. Guru dalam menerapkan model cooperative learning
teknik jigsaw lebih bervariatif dan media yang gunakan betul-betul telah dipersiapkan sehingga hasilnya siswa lebih tertarik dan memperhatikan
penjelasan guru tentang penjumlahan dan pengurangan dua angka. Pada akhir siklus II diadakan tes untuk mengukur pemahaman siswa setelah
mendapatkan penjelasan dari guru. Hasil nilai tes yang diperoleh siswa pada siklus II meningkat. Jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 2 orang dan siswa
yang tuntas 14 siswa atau memperoleh prosentase ketuntasan 87,5. Nilai
58,75 69,38
80,00
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kondisi Aw al
Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata
Nilai Rat a-rat a
terendah yang diperoleh adalah 50 diraih oleh 1 orang sedangkan nilai tertinggi adalah 100 diraih oleh 2 orang. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 80,0. Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata tes siswa dari kondisi awal 58,75 ke siklus I mencapai 69,38 dan siklus II mencapai
80,0. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal prestasi belajar adalah sebanyak 31,25, selanjutnya mengalami kenaikan
pada siklus I menjadi 69. Dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan menjadi 87,5. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan
hipotesis bahwa penggunaan model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran matematika. Selain itu
model cooperative learning dengan teknik jigsaw memberikan suasana belajar baru dan dapat membantu memotivasi belajar siswa dalam belajar
matematika sehinga prestasi belajar mereka dapat meningkat. Berikut adalah gambar diagram yang menunjukkan capaian nilai
rata-rata dan KKM. Gambar 2 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas
Gambar 3 Peningkatan Capaian KKM
Hasil peningkatan prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar
No Peubah Indikator
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Target Capaian
1 Prestasi
belajar siswa
Rata-rata nilai
ulangan 58,75
70,0 69,38
80 80,0
Persentase jumlah
siswa yang mencapai
KKM 31,25 72
69 85
87,5
31,25 69
87,5
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
Kondisi Aw al
Siklus I Siklus II
Capaian KKM
Capaian KKM