Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw 1 Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning
belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Asma 2006: 12 tujuan dari Cooperative Learning adalah untuk pencapaian hasil belajar,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Pada Cooperative Learning, terdapat beberapa unsur yang saling
terkait satu sama lainnya. Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie 2006: 32
menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur Cooperative Learning
agar mencapai hasil maksimal yaitu : a. Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya sangat
bergantung pada usaha dan tanggung jawab setiap kelompok, oleh karena itu sesama anggota kelompok harus merasa terikat dan saling
tergantung positif b. Tanggung
jawab perseorangan,
setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena
keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara perseorangan.
c. Tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok. Inti dari interaksi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling
mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
d. Komunikasi antar anggota, karena dalam setiap tatap muka terjadi diskusi, maka keterampilan berkuminkasi antar anggota kelompok
sangatlah penting. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini merupakan proses panjang.
Namun proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan
pembinaan perkembangan mental dan emosional siswa. e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok
ditentukan oleh proses kerja kelompok. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tidak terlepas dari langkah-langkah yang
harus dilakukan supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2 Teknik Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya sebagai model Cooperative Learning. Teknik
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu,
siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi kelompok dengan empat atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan
yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota
kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut.
Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah
dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.
Menurut Trianto
2009: 73,
langkah-langkah dalam
Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah :
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok tiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang yang disebut kelompok asal.
b. Tiap orang dalam tim diberi bahan materi dan tugas yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
c. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang
mereka kuasai. e. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Penggunaan model Cooperative Learning dengan Jigsaw ini dapat dijadikan salah satu pilihan dalam menjawab permasalahan tentang
kurangnya minat siswa dalam pembelajaran matematika. siswa diajak untuk mempelajari konsep tertentu dengan suasana yang menyenangkan
sehingga prestasi dapat meningkat. Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau
berorientasi pada aktivitas siswa. Beberapa unggulan jigsaw yaitu : a setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya, b
mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah, c dapat
meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif, d waktu pelajaran lebih efisien dan
efektif, dan e dapat berlatih berkomunikasi dengan baik.