72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian  dengan  menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif  Tipe Snowball  Throwing
pada  materi  bangun  ruang  sisi  datar  limas  ini  telah dilaksanakan pada siswa kelas VIII-B SMP Budi Mulia Minggir, Sleman pada 11
April  -  3  Mei  2016.  Pada  penelitian  ini  menggunakan  data  kuantitatif  yang kemudian  diolah  menjadi  data  deskriptif.  Data  diperoleh  dari  hasil  lembar
kuisioner, observasi dan hasil tes. Penelitian  ini  dilaksanakan  dalam  dua  siklus  yaitu  siklus  I  dan  siklus  II,
masing-masing siklus dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Untuk mengetahui motivasi  awal,  siswa  diberi  kuisioner  mengenai  motivasi  siswa  dalam  belajar
matematika,  sedangkan  untuk  mengetahui  motivasi  akhir  siswa  terhadap  model pembelajaran yang telah diterapkan, siswa diberi kuisioner pada akhir pertemuan
siklus  II.  Sebelum  menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Snowball Throwing
siswa diberi soal pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan soal  post-test  setiap  akhir  siklus  untuk  mengetahui  hasil  belajar  dan  tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a.  Siklus  I  terdiri  dari  3  kali  pertemuan,  setiap  pertemuan  terdiri  dari empat  tahap  yaitu  rancangan  kegiatan,  pelaksanaan,  observasi  dan
refleksi. Perencanaan
Pada  tahap  perencanaan  yang  dilakukan  oleh  peneliti  yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal post-test serta kunci jawaban dan
lembar observasi untuk siswa.
b.  Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I dilaksanakan dalam  3 kali pertemuan yaitu  pada  tanggal  21,  23,  dan  26  April  2016  di  kelas  VIII-B  SMP
Budi Mulia Minggir dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Sebelum melakukan  pembelajaran  siklus  I,  pada  tanggal  19  April  2016  telah
dilakukan pre-test  mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi treatment  Snowball  Throwing
dan  pengisian  kuisioner  motivasi  awal siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika sebelumnya.
Tabel 4.1 Hasil Pre-test Siswa
No. Hasil Pre-test
Nilai 1.
Nilai Rata-rata 21,6
2. Nilai Tertinggi
38,8 3.
Nilai Terendah 7,4
Tabel 4.2 Data Kuisioner Motivasi Awal Siswa
Kriteria Persentase
Motivasi Awal Siswa
Banyak Siswa
Kategori Skor
Sangat Tinggi
80  S ≤ 100
15 3
Tinggi
60  S ≤ 80
50 10
Sedang
40  S ≤ 60
15 3
Rendah
20  S ≤ 40
5 1
Sangat Rendah
0 ≤ S ≤ 20
15 3
Jumlah 100
20
Setelah melaksanakan pre-test, maka pertemuan selanjutnya akan diadakan kegiatan pembelajaran siklus I dan setiap siklus terdiri dari 3
kali  pertemuan.  Pertemuan  pertama  dan  kedua  pada  siklus  I  diikuti oleh seluruh siswa, sedangkan pertemuan terakhir diikuti oleh 18 siswa
dikarenakan  sakit  sehingga  tidak  dapat  mengikuti  kegiatan  belajar  di sekolah.  Pada  awal  pembelajaran  peneliti  memberi  salam  kepada
siswa,  mengecek  kesiapan  siswa  sebelum  memulai  pembelajaran, kemudian  peneliti  memberi  apersepsidengan  menanyakan  beberapa
pertanyaan  terkait  materi  yang  akan  dipelajari.  Pada  tahap  inti pembelajaran, peneliti membagi siswa dalam 4 kelompok diskusi yang
masing-masing  kelompok  terdiri  dari  5  anggota.  Setiap  kelompok diberi  LKS  mengenai  unsur-unsur  pada  limas  dan  siswa  mengerjakan
LKS  secara  berkelompok  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan kerjasama antar  anggota kelompok.  Siswa berdikusi dan mengerjakan
LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini:
Gambar 4.1 Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LDS
Setelah  siswa  berdiskusi  kemudian  peneliti  meminta  perwakilan kelompok  untuk  mengerjakan  di  papan  tulis  dan  kelompok  lainnya
menanggapi, setelah itu peneliti memberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Pada  pertemuan  kedua  siswa  dibentuk  dalam  kelompok  seperti pada  pertemuan  sebelumnya,  masing-masing  kelompok  terdiri  dari  5
anggota  dan  pada  pertemuan  ini  model  pembelajaran  kooperatif  tipe Snowball  Throwing
akan  dilakukan.  Kegiatan  ini  dilakukan  secara berkelompok  bertujuan  untuk  menimbulkan  motivasi  siswa  dengan
cara  bersaing  secara  positif.  Setiap  kelompok  memiliki  ketua  yang nanti  akan  memandu  jalannya  Snowball  Throwing  pada  setiap
kelompok.  Sebelum  melakukan  Snowball  Throwing  masing-masing kelompok  diberi  LKS  dan  ketua  kelompok  berkumpul  di  meja  guru
untuk  diberi  penjelasan  oleh  peneliti  dapat  dilihat  pada  Gambar  4.2
dibawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2 Ketua kelompok sedang mendengarkan penjelasan dari peneliti dan anggota kelompok berdiskusi mengerjakan LDS
Setelah masing-masing ketua kelompok diberi penjelasan tentang materi,  ketua  kelompok  kembali  ke  kelompok  masing-masing  dan
menjelaskan  kepada  anggotanya  tentang  apa  yang  telah  disampaikan peneliti.  Ketua  kelompok  bersama  anggotanya  berdiskusi  membuat  3
soal  mengenai  luas  permukaan  bangun  ruang  sisi  datar  limas  serta jawabannya. Setelah itu soal akan dimasukkan kedalam bola-bola dan
dilempar  memutar  sampai  hitungan  dari  peneliti  berhenti.  Kelompok yang  mendapat  soal  dari  kelompok  lain  segera  mengerjakan  dan
hasilnya akan dicocokkan kepada siswa yang membuat soal. Setelah  melakukan  Snowball  Throwing  peneliti  memberikan
tanggapan  mengenai  kegiatan  yang  telah  dilakukan  dan  memberi materi  sebagai  bentuk  klarifikasi  terhadap  model  pembelajaran
Snowball Throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga siswa
mengerjakan  soal  post-test  dengan  bentuk  soal  essai.  Soal  post-test PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertujuan  untuk  mengetahui  tingkat  pemahaman  siswa  setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar.
Gambar 4.3 Siswa mengerjakan post-test siklus I c.  Observasi
Pada  tahap  ini,  dilakukan  pengamatan  terhadap  aktivitas  siswa selama  kegiatan  pembelajaran  siklus  I.  Kegiatan  observasi  dibantu
oleh  teman  sejawat  sebagai  observer  dan  hasil  observasi  ditulis  pada lembar observasi yang telah tersedia. Tugas observer yaitu mengamati
aktivitas  setiap  kelompok.  Satu  kelas  terdiri  dari  4  kelompok  yang masing-masing  kelompok  beranggotakan  5  orang  siswa.  Pada  lembar
observasi  terdapat  10  aspek  kategori  dalam  ranah  afektif  kemudian observer harus mengisi sesuai keadaan dengan rentang skor 1, 2, 4, dan
5.  Berdasarkan  skala  tersebut  didapatkan  skor  maksimal  50.  Berikut merupakan hasil observasi kelompok aspek afektif siswa pada siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kelompok Aspek Afektif Siswa Siklus I
No  Kelompok Indikator
Total Ket.
1 2
3 4
5 6
7 8
9  10
1 Hijau
2 5
2 3
2 4
2 2
2 5
29 58
Sedang 2
Ungu 5
5 5
5 5
5 4
4 4
5 47
94 Tinggi
3 Merah
4 5
4 4
2 4
2 2
2 5
34 68
Tinggi 4
Biru 5
5 4
5 5
5 4
4 2
5 44
88 Sangat
Tinggi
Persentase Kelompok Kategori Tinggi
3 1
= Tinggi
Hasil  observasi  siklus  I  menunjukkan  aspek  afektif  siswa dikategorikan tinggi dengan persentase kelompok kategori tinggi yang
didapat yaitu 75. d.  Evaluasi
Pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi berupa post-test siklus I untuk  mengetahui  pemahaman  dan  peningkatan  hasil  belajar  pada
siklus  I  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe snowball  throwing
.  Post-test  I  diadakan  pada  hari  Selasa,  26  April 2016 selama 60 menit di ruang kelas VIII-B SMP Budi Mulia Minggir.
Hasil post-test II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Hasil Post-Test Siklus I
No Hasil Belajar
Nilai 1.
Nilai Rata-rata 39,4
2. Nilai Tertinggi
96,9 3.
Nilai Terendah 16
4. Jumlah siswa yang mendapat nilai
75 2
5. Jumlah siswa yang mendapat nilai
75 16
6. Persentase Ketuntasan
10 7.
Persentase Ketidaktuntasan 90
Proses pembelajaran siklus I berjalan dengan cukup baik, namun dari  hasil  post-test  menunjukkan  hasil  yang  tidak  memuaskan  karena
rata-rata  kelas  belum  mencapai  KKM  yang  telah  ditentukan.  Hasil post-test
pada  siklus  I  ini  memperoleh  nilai  rata-rata  39,4  dan persentase  siswa  yang  tuntas  KKM  sebanyak  10.  Sehingga  dapat
dilihat  indikator  ranah  kognitif  masih  belum  mencapai  target  yang diinginkan,  dimana  nilai  rata-rata  yang  ditargetkan  adalah  75.  Begitu
pula dengan persentase KKM yang  belum  mencapai target yaitu  75 tuntas maka dilakukan proses pembelajaran siklus II.
e.  Refleksi
Proses  pembelajaran  pada  siklus  I  telah  berjalan  dengan  baik, meskipun  hasil  tes  evaluasi  masih  belum  mencapai  target  yang
diinginkan  karena  hasil  post-test  pada  siklus  I  memperoleh  nilai  rata- rata 39,4 dan persentase siswa yang tuntas KKM sebanyak 10, tetapi
hasil  observasi  ranah  afektif  siswa  dikategorikan  tinggi  dengan persentase  yang  diperoleh  yaitu  75.  Oleh  karena  itu,  peneliti
melaksanakan  pembelajaran  siklus  II  yang  diharapkan  mampu meningkatkan  hasil  belajar  ranah  kognitif  siswa  kelas  VIII-B  SMP
Budi Mulia Minggir.
2. Siklus II
a.  Perencanaan
Pada  tahap  perencanaan  siklus  II  ini,  peneliti  menyusun perencanaan  baru  bersama  guru  mengenai  tindakan  yang  akan
dilakukan selanjutnya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
hal yang dirasa kurang pada proses pembelajaran siklus I. b.  Pelaksanaan
Pada  pertemuan  pertama,  siswa  sudah  diberi  pengarahan  dan soal-soal  latihan  untuk  mempersiapkan  pelaksanaan  Snowball
Throwing pada  pertemuan  selanjutnya.  Pada  pertemuan  kedua,  siswa
berkumpul  dalam  kelompok  seperti  kelompok  pada  siklus  I  dan melaksanakan  kegiatan  Snowball  Throwing  menurut  langkah-langkah
yang  telah  dijelaskan  pada  pertemuan  sebelumnya.  Pada  pertemuan ketiga  siswa  mengerjakan  soal  post-test  siklus  II  dan  kuisioner
motivasi akhir.
c.  Observasi
Pada  tahap  observasi  pada  siklus  II  kurang  lebih  sama  seperti observasi pada siklus I, yaitu dilakukan pengamatan terhadap aktivitas
siswa  selama  kegiatan  pembelajaran  siklus  II.  Kegiatan  observasi dibantu oleh teman sejawat sebagai observer dan hasil observasi ditulis
pada  lembar  observasi  yang  telah  tersedia.  Berikut  merupakan  hasil observasi kelompok siswa pada siklus II.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kelompok Aspek Afektif Siswa Siklus II
No  Kelompok Indikator
Total Ket.
1 2
3 4
5 6
7 8
9  10 1
Hijau 2
5 4
4 2
4 2
2 2
5 32
64 Tinggi
2 Ungu
5 5
5 5
4 5
4 4
3 5
45 90
Sangat Tinggi
3 Merah
4 5
4 5
4 5
2 2
2 5
38 76
Tinggi
No  Kelompok Indikator
Total Ket.
1 2
3 4
5 6
7 8
9  10 4
Biru 5
5 5
5 5
5 4
4 4
5 47
94 Sangat
Tinggi
Persentase Kelompok Kategori Tinggi
1 = 1
Sangat Tinggi
Hasil  observasi  siklus  II  menunjukkan  peningkatan  pada  aspek afektif  siswa  menjadi  100.  Peningkatan  terjadi  sebanyak  25  dan
hasil  observasi  kelompok  aspek  afektif  siswa  siklus  II  dikategorikan sangat tinggi.
d.  Evaluasi Pada  pertemuan  ketiga  siklus  II  diadakan  evaluasi  berupa  post-
test siklus  II  untuk  mengetahui  pemahaman  dan  peningkatan  hasil
belajar  pada  siklus  I  dengan  menggunakan  model  pembelajaran kooperatif  tipe  Snowball  Throwing.  Post-test  II  diadakan  pada  hari
Selasa, 3 Mei 2016 selama 60 menit di ruang kelas VIII-B SMP Budi Mulia Minggir. Hasil post-test II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Post-Test Siklus II
No Hasil Belajar
Nilai 1.
Nilai Rata-rata 75,9
2. Nilai Tertinggi
97 3.
Nilai Terendah 32,3
4. Jumlah siswa yang mendapat nilai
75 15
5. Jumlah siswa yang mendapat nilai
75 5
6. Persentase Ketuntasan
75 7.
Persentase Ketidaktuntasan 25
e.  Refleksi
Pada  kegiatan  siklus  II  siswa  terlihat  lebih  siap  dibanding kegiatan  siklus  I.  Dalam  diskusi  kelompok  siswa  saling  bekerjasama
membuat  soal  beserta  jawabannya  dan  dalam  waktu  yang  lebih  cepat dibanding kegiatan Snowball Throwing siklus I.
Gambar 4.4 Siswa membuat soal untuk kegiatan Snowball Throwing siklus II
Gambar 4.5 Siswa mengerjakan soal yang telah ditukar dengan kelompok lain
Dari hasil post-test siklus II menjukkan peningkatan hasil belajar ranah  kognitif  dengan  nilai  rata-rata  75,9  dan  persentase  siswa  yang
tuntas  sebanyak  75.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  nilai  rata-rata dan  persentase  ketuntasan  siswa  telah  mencapai  target  yang
diinginkan. Pada ranah afektif dari hasil observasi yang dilakukan juga menunjukkan peningkatan sebesar 25 sehingga persentase kelompok
kategori  tinggi  menjadi  100,  sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  hasil observasi kelompok aspek afektif siswa dikategorikan sangat tinggi.
C. Analisis Data