Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil post-test siklus II menjukkan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dengan nilai rata-rata 75,9 dan persentase siswa yang tuntas sebanyak 75. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata dan persentase ketuntasan siswa telah mencapai target yang diinginkan. Pada ranah afektif dari hasil observasi yang dilakukan juga menunjukkan peningkatan sebesar 25 sehingga persentase kelompok kategori tinggi menjadi 100, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil observasi kelompok aspek afektif siswa dikategorikan sangat tinggi.

C. Analisis Data

1. Motivasi Belajar Siswa

a. Motivasi Belajar Awal Motivasi belajar awal siswa ditinjau dari respon siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar limas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada setiap pernyataan kuesioner. Kuesioner dilakukan pada awal pembelajaran sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing . Kuesioner motivasi awal terdiri dari 12 item pernyataan positif dan 8 item pernyataan negatif, dengan kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Dari data yang diperoleh, hasil kuesioner motivasi awal adalah 15 siswa memiliki motivasi sangat tinggi, 50 siswa memiliki motivasi tinggi, 15 siswa memiliki motivasi sedang, 5 siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki motivasi rendah, dan 15 siswa memiliki motivasi sangat rendah. Hasil kuesioner motivasi awal dapat dilihat dalam grafik berikut. Gambar 4.6 Grafik Persentase Motivasi Awal Siswa b. Motivasi Belajar Akhir Kuesioaner motivasi belajar akhir siswa diberikan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran Tipe Snowball Throwing. Data kuesioner akhir menunjukkan bahwa motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan Tipe Snowball Throwing adalah 25 siswa memiliki motivasi yang sangat tinggi, 60 siswa memiliki motivasi yang tinggi, 5 siswa memiliki motivasi sedang, 10 memiliki motivasi rendah dan 0 siswa memiliki motivasi sangat 10 20 30 40 50 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Motivasi Awal Siswa Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah rendah. Hasil kuesioner motivasi akhir dapat dilihat dalam grafik berikut. Gambar 4.7 Grafik Persentase Motivasi Akhir Siswa

2. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

a. Hasil Belajar Aspek Kognitif Hasil belajar aspek kognitif siswa dapat dilihat dari hasil post-test siklus I dan post-test siklus II. Berikut merupakan tabel perbandingan hasil post-test siklus I dan post-test siklus II. Tabel 4.7 PerbandinganPost-Test Siklus I dan Siklus II No Hasil Belajar Nilai Post-test I Post-test II 1. Nilai Rata-rata 39,4 75,9 2. Nilai Tertinggi

96,9 97

3. Nilai Terendah 16 32,3 4. Jumlah siswa yang mendapat nilai 75 2 15 5. Jumlah siswa yang mendapat nilai 75 16 5 6. Persentase Ketuntasan 10 75 7. Persentase Ketidaktuntasan 90 25 10 20 30 40 50 60 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Persentase Motivasi Akhir Siswa Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Dari data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa pada post-test II lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pada post-test I. Nilai rata-rata dari post-test I ke post-test II mengalami peningkatan yaitu dari 39,4 menjadi 75,9. Nilai tertinggi yang didapat siswa mengalami peningkatan dari post-test I ke post-test II yaitu dari 96,9 menjadi 97. Sedangkan nilai terendah siswa pada post-test I ke post-test II mengalami peningkatan dari 16 menjadi 32,2. Jumlah siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan dari 2 siswa menjadi 15 siswa, sehingga persentase ketuntasan siswa juga meningkat dari 10 menjadi 75 dan persentase ketidaktuntasan menurun sebesar 65 dari 90 menjadi 25, sehingga dapat dikatakan persentase rata-rata ketuntasan siswa telah mencapai target. b. Hasil Belajar Aspek Afektif Hasil belajar aspek afektif dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Lembar observasi kelompok siswa diisi oleh observer. Anggota kelompok siswa dalam siklus I dan siklus II berbeda, pada siklus II anggota kelompok dibagi oleh peneliti berdasarkan kemampuan akademik siswa dilihat dari hasil post-test I. Sehingga data hasil observasi kelompok siklus I akan dibandingkan dengan data observasi kelompok siklus II. Data yang dihasilkan akan dihitung dalam bentuk data kuantitatif. Berikut merupakan hasil perhitungan dan pengelompokkan kategori aspek afektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II No Kategori Siklus I Siklus II 1 Sangat Tinggi 25 50 2 Tinggi 50 50 3 Sedang 25 4 Rendah 5 Sangat Rendah Berdasarkan data perhitungan observasi diatas, hasil belajar siklus I diperoleh 3 kategori yaitu kategori sangat tinggi dengan persentase 25, kategori tinggi dengan persentase 50, dan kategori rendah dengan persentase 25. Hasil belajar dalam aspek afektif dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan bahwa pada siklus I masih ada hasil belajar siswa aspek afektif kategori rendah dengan persentasi sebesar 25, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa aspek afektif kategori rendah sudah tidak ada atau 0, sehingga pada siklus II hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh 2 kategori yaitu kategori sangat tinggi dan kategori tinggi dengan masing-masing persentase yang diperoleh yaitu 50.

D. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa

0 34 169

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22