3. Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik,
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan bepikir dengan
tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
B. Pembelajaran
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari Suprijono, 2009. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan, kemahiran, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik Susanto, 2013.
C. Motivasi Belajar
Motivasi adalah proses umum dimana perilaku dimulai dan diarahkan menuju sebuah tujuan Woolfoolk, 1990. Suprijono 2009 dalam bukunya
mengatakan bahwa motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat, belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Dalam kegitan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman, 2007. Pada dasarnya motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dari
dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu. Motivasi muncul ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku seseorang. Motivasi dapat
menumbuhkan percaya diri, semangat, dsb. Menurut Sardiman 2008 motivasi berawal dari kata “motif” ,
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu i kebutuhan, ii dorongan, dan iii tujuan Arikunto, 2010.
Menurut Sardiman 2008 motivasi memiliki tiga fungsi yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian
prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya mtoivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan
kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Menurut Sardiman 2008, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai
contoh konkret, seorang siswa itu melakukan belajar, karena benar- benar ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat
berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi seoarang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu
muncul dari kesadaran diri sendiri untuk mencapai tujuan, bukan sekedar simbol atau seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh sesorang itu belajar, karena tahu bahwa besok pagi akan diadakan
ulangan harian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh orang tua, atau temannya. Oleh karena itu, motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah dorongan yang keluar dari dalam diri sesorang untuk melakukan sesuatu agar tujuan yang diinginkan tercapai.
D. Hasil Belajar