Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Kedua instrumen tersebut digunakan
untuk menguji materi IPA Fisika kelas V semester 2. Instrumen yang digunakan sebelumnya sudah melalui tahap validasi yang meliputi
validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Instrumen soal dititipkan ke setiap guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan Berbah yang
selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dengan waktu 60 menit. Selama pengerjaan
instrumen, responden tidak diperbolehkan mencontek, membuka buku, dan selama pengerjaannya diawasi oleh guru kelas layaknya ujian pada
umumnya. Instrumen pilihan ganda dikerjakan siswa dengan memberi tanda silang pada jawaban, kemudian memberi tanda silang pada opsi
yakin benar atau tidak yakin benar. Instrumen soal uraian dikerjakan siswa dengan cara menguraikan jawaban di lembar jawab. Saat
penitipan instrumen, peneliti bersepakat dengan wali kelas masing- masing SD yang menjadi sampel penelitian, terkait waktu instrumen
soal penelitian tersebut dapat diambil kembali oleh peneliti dan dianalisis.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah 205 siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Berbah. Setiap Responden mengisi identitas
berupa nama siswa, SD, dan pekerjaan orang tua. Berdasarkan identitas siswa yang telah terkumpul, dapat diketahui jenis pekerjaan orang tua
siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Berbah yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa
Berdasarkan total di atas, dapat digambarkan pie chart jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD se-Kecamatan Berbah :
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1dapat diketahui bahwa siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS sebanyak 15 siswa 7,3,
siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 74 siswa 36,1, siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh sebanyak 116
siswa 56,6. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jenis pekerjaan orang tua siswa dalam penelitian
ini adalah buruh yaitu sebesar 116 siswa 56,6.
No Jenis Pekerjaan
Orang Tua Jumlah
Responden Persentase
1 PNS
15 7,3
2 Wiraswasta
74 36,1
3 Buruh
116 56,6
Jumlah 205
100
7.3 36.1
56.6
Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Berbah
PNS Wiraswasta
Buruh
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri
Semester 2 Se-Kecamatan Berbah
Dalam bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 se-Kecamatan Berbah. Deskripsi data ini
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi siswa tentang Kompetensi Dasar KD yang diujikan. Dalam bagian ini
peneliti membagi deskripsi data menjadi dua bagian berdasarkan instrumen soal yang sudah diujikan sebagai berikut :
a. Deskripsi data instrumen pilihan ganda Dalam bagian ini, data dideskripsikan per kompetensi dasar
yang diujikan. Data dideskripsikan untuk mengetahui adanya miskonsepsi. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat
dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab salah dan yakin benar terhadap jawaban. Dari empat opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d,
ketiga persentase jawaban salah dan yakin benar akan dijumlahkan. Pada tabel 4.2, peneliti menuliskan KD beserta nomor item soal yang
mewakili. Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada
Instrumen Pilihan Ganda
No Kompetensi Dasar
Item
1 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet 1, 2, dan 3
2 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat. 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
3 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
10, 11, 12, dan 13 4
6.2 Membuat suatu karyamodel, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
14 dan 15 5
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 16, 17, 18, dan 19
6 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
20
KD beserta nomor item soal yang mewakili dituliskan untuk memudahkan pembaca dalam memahami deskripsi data miskonsepsi
pada instrumen pilihan ganda. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan deskripsi data menjadi dua bagian. Bagian yang pertama
dideskripsikan secara umum seluruh KD, sedangkan bagian kedua dideskripsikan secara khusus per KD dan per item soal piliha ganda.
Persentase miskonsepsi IPA Fisika secara umum pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Untuk Seluruh KD
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal pilihan ganda
yang diujikan. Dapat dilihat nomor item 13 yang mengulas tentang konsep cahaya menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi
tertinggi dengan persentase lebih dari 80 . Dapat dilihat 50 lebih dari 205 siswa mengalami miskonsepsi pada item 3, 5, 8, 9, 12, 13,
16, 17, dan 19. Artinya lebih dari 50 siswa miskonsepsi pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, dan pembentukan tanah. Dua item soal yang memiliki nilai persentase miskonsepsi siswa di
bawah 20 , yaitu item 1 dan 15. Artinya kurang dari 20 siswa miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya. Hal ini membuktikan
bahwa masih banyak siswa kelas V SD negeri semester 2 yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan.
Bagian kedua deskripsi data miskonsepsi ditinjau secara khusus atau lebih mendalam per KD. Dari seluruh jawaban siswa, peneliti
fokus pada miskonsepsi jawaban salah tapi yakin benar. Kompetensi dasar yang dibahas pertama kali yaitu 5.1
mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet. KD ini
diujikan dengan memberikan 3 soal yang mewakili indikator. Nomor item 1 mewakili indikator 5.1.1 menyebutkan macam-macam gaya,
serta nomor item 2 dan 3 mewakili indikator 5.1.2 mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Jawaban yang didapatkan
tersaji dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep macam gaya. Hal ini dibuktikan
bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 1 dengan total persentase sebesar 7,8 atau berjumlah 16 siswa dari
205 responden. Miskonsepsi pada siswa kelas V SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C
dengan persentase sebesar 3,90 atau berjumlah 8 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki
pemahaman bahwa berhentinya perputaran roda yang digelindingkan dipengaruhi gaya gravitasi. Selanjutnya akan dibahas item soal
nomor 2 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep faktor yang mempengaruhi gaya.
Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 2 dengan total persentase sebesar 37,07 atau
berjumlah 76 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 25,37 atau berjumlah 52 siswa. Artinya lebih banyak
siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa benda jatuh ke bawah bukan termasuk gaya gravitasi. Selanjutnya
akan dibahas item soal nomor 3 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep faktor yang mempengaruhi gaya.
Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 3 dengan jumlah persentase sebesar 63,93 atau
berjumlah 129 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase
sebesar 29,27 . Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa cara memperkecil
gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan memasang ruji-ruji.
Kompetensi dasar kedua yang akan dibahas yaitu 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat. KD ini diujikan dengan memberikan 6 soal yang mewakili indikator. Nomor item 4, 5, dan 6 mewakili indikator
5.2.1 mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana. Nomor item 7 dan 8 mewakili indikator 5.2.2 menyebutkan contoh jenis tuas atau
pengungkit jenis pertama, serta nomor item 9 mewakili indikator 5.2.3 menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri pesawat sederhana. Hal ini
dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 4 dengan total persentase sebesar 34,15 atau berjumlah
20 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 18,05
atau berjumlah 37 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa gunting termasuk
pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 5 sebagai berikut:
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa ada siswa yang
memiliki miskonsepsi pada konsep ciri pesawat sederhana. Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar
pada item 5 dengan jumlah persentase sebesar 59,02 atau berjumlah 121 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa
lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 40,49 atau berjumlah 73 siswa. Artinya lebih banyak
siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa titik tumpu pada sapu terletak pada bagian III. Selanjutnya akan
dibahas item soal nomor 6 sebagai berikut:
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri pesawat sederhana. Terbukti
bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 6 dengan jumlah persentase sebesar 39,51 atau berjumlah 81 siswa
dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa terjadi pada pilihan jawaban A, C, dan D dengan persentase yang sama yaitu sebesar
13,17 atau berjumlah 27 siswa. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 7 sebagai berikut:
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 7 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis pengungkit. Terbukti bahwa
ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 7 dengan jumlah persentase sebesar 30,73 atau berjumlah 63 siswa dari 205
responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 20 atau berjumlah 41 siswa.
Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa saat mendorong gerobak yang ada bebannya,
termasuk ke dalam contoh jenis tuas golongan ketiga. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 8 sebagai berikut:
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 8 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis pengungkit. Terbukti bahwa
ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 8 dengan jumlah persentase sebesar 51,71 atau berjumlah 106 siswa dari
205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 27,32 atau
berjumlah 56 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa letak titik kuasa
pada sekop ditunjukkan oleh nomor 2. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 9 sebagai berikut:
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 9 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.11 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep penerapan pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 9 dengan jumlah
persentase sebesar 63,90 atau berjumlah 131 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan
jawaban A dengan persentase sebesar 36,10 atau berjumlah 74 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena
memiliki pemahaman bahwa membuka kancing baju merupakan penerapan prinsip kerja pesawat sederhana berupa pengungkit.
Kompetensi dasar ketiga yang akan dibahas yaitu 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan
memberikan 4 soal yang mewakili indikator. Nomor item 10 dan 11 mewakili indikator 6.1.1 menyebutkan sifat-sifat cahaya. Nomor
item 12 dan 13 mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai
berikut:
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 10 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.12 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat cahaya. Terbukti bahwa ada
siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 10 dengan jumlah persentase sebesar 36,59 atau berjumlah 75 siswa dari 205
responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 24,88 atau berjumlah 51
siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman apabila cahaya merambat dari udara ke air,
maka cahaya dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 11 sebagai berikut:
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 11 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.13 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat cahaya. Terbukti bahwa ada
siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 11 dengan jumlah persentase sebesar 48,29 atau berjumlah 99 siswa dari 205
responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 19,51 atau berjumlah 40
siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pantulan sinar kendaraan bermotor
pada malam hari tidak menunjukkan cahaya merambat lurus. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 12 sebagai berikut:
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 12 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.14 dapat dilihat bahwa ada siswa yang
memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar
pada item 12 dengan jumlah persentase sebesar 53,66 atau berjumlah 110 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa
lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 32,20 atau berjumlah 66 siswa. Artinya lebih banyak
siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa sifat bayangan yang dibentuk pada kaca spion mobilmotor adalah
nyata, tegak, diperkecil. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 13 sebagai berikut:
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 13 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.15 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin.
Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 13 dengan jumlah persentase sebesar 83,41 atau
berjumlah 171 siswa. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 66,34 atau
berjumlah 136 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman apabila cahaya merambat
dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.
Kompetensi dasar keempat yang akan dibahas yaitu 6.2. membuat suatu karyamodel, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan memberikan 2 soal yang mewakili indikator, yaitu
nomor item 14 dan 15 yang mewakili indikator 6.2.1 mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karyamodel yang
menerapkan sifat-sifat cahaya. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 14 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.16 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin.
Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 14 dengan jumlah persentase sebesar 38,05 atau
berjumlah 78 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase
sebesar 17,56 . Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa alat yang arah
pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda atau objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut lup. Selanjutnya
akan dibahas item soal nomor 15 sebagai berikut:
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 15 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.17 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin.
Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 15 dengan jumlah persentase sebesar 15,61 atau
berjumlah 32 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase
sebesar 6,34 atau berjumlah 13 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa bahan
utama pembuatan kaca pembesar sederhana adalah air. Kompetensi dasar kelima yang akan dibahas yaitu 7.1
mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. KD ini diujikan dengan memberikan 4 soal yang mewakili indikator.
Nomor item 16 dan 17 mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan jenis-jenis batuan. Nomor item 18 dan 19 mewakili indikator 7.1.2
menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 16 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.18 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis batuan. Terbukti bahwa ada
siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 16 dengan jumlah persentase sebesar 54,63 atau berjumlah 112 siswa dari
205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 23,41 atau
berjumlah 48 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa ciri dari batuan
granit ditunjukkan nomor 2, 3, dan 4. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 17 sebagai berikut:
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 17 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.19 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis batuan. Terbukti bahwa ada
siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 17 dengan jumlah persentase sebesar 54,63 atau berjumlah 159 siswa dari
205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 27,80 atau
berjumlah 57 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 18 sebagai berikut:
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 18 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.20 dapat dilihat bahwa ada siswa yang
memiliki miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar
pada item 18 dengan jumlah persentase sebesar 34,15 atau berjumlah 70 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa
lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 13,7 atau berjumlah 27 siswa. Artinya lebih banyak siswa
mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pelapukan fisis adalah pelapukan yang menghasilkan perubahan zat
mineral pembentuk batuan. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 19 sebagai berikut:
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 19 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.21 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah.
Terbukti bahwa masih ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 19 dengan jumlah persentase sebesar 62,44 atau
berjumlah 128 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase
sebesar 34,63 atau berjumlah 71 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa
penyebab pelapukan biologi lumut, lumut keak, akar tanaman, dan batuan.
Kompetensi dasar terakhir yang akan dibahas yaitu 7.3 mendeskripsikan struktur bumi. KD ini diujikan dengan memberikan
1 soal yang mewakili indikator, yaitu nomor item 20 yang mewakili indikator 7.3.1 mendeskripsikan struktur permukaan bumi. Jawaban
yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 20 Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan gambar 4.22 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep struktur permukaan bumi.
Terbukti bahwa masih ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 20 dengan jumlah persentase sebesar 23,90 atau
berjumlah 49 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase
sebesar 15,61 atau berjumlah 32 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa
letak magma ditunjukkan oleh huruf B. Berdasaran deskripsi data untuk jawaban instrumen soal
pilihan ganda dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi IPA Fisika masih banyak terjadi pada siswa kelas V SD negeri semester 2 se-
Kecamatan Berbah. Hal ini dibuktikan dari 20 soal yang diujikan masih terdapat siswa yang menjawab salah dan yakin benar dengan
jawaban yang dipilihnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Deskripsi data instrumen uraian Dalam bagian ini, data dideskripsikan per kompetensi dasar
yang sudah diujikan. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab tidak
sesuai konsep atau tidak sesuai kunci jawaban yang sudah ditetapkan.
Sama halnya dengan deskripsi data pada instrumen pilihan ganda, peneliti juga menyajikan deskripsi data pada insrtrumen
uraian ini menjadi dua bagian. Bagian yang pertama dideskripsikan secara umum, sedangkan bagian kedua dideskripsikan secara khusus
per KD dan per item soal uraian. Persentase miskonsepsi IPA Fisika secara umum pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada gambar
4.23.
Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian Untuk Semua KD
Berdasarkan gambar 4.23 dapat dilihat bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal uraian yang
diujikan. Dapat dilihat nomor item 3 yang mengulas tentang konsep cahaya menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi
dengan persentase lebih dari 70 , sedangkan nomor item 2 yang mengulas tentang sifat cahaya menjadi soal yang memiliki nilai
miskonsepsi terendah dengan persentase kurang dari 15 . Terlihat 30 lebih dari 205 siswa mengalami miskonsepsi pada item 1, 3, 4,
dan 5. Artinya lebih dari 30 siswa miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, cahaya, dan pembentukan tanah. Item yang
memiliki nilai persentase miskonsepsi siswa di bawah 20 , yaitu item 2. Artinya kurang dari 20 siswa miskonsepsi pada konsep
cahaya. Hal ini membuktikan bahwa masih terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan.
Bagian kedua deskripsi data miskonsepsi ditinjau secara khusus atau lebih mendalam per KD. Kompetensi dasar pertama
yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih
cepat. KD ini diujikan dengan memberikan 2 soal yaitu nomor item 1 yang mewakili indikator 5.2.1 menjelaskan perbedaan golongan
pengungkit, serta nomor item 4 yang mewakili indikator 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Jawaban yang didapatkan tersaji
dalam tabel sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian
Nomor Butir
Soal Kunci Jawaban
Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
1 Gambar a merupakan
pengungkit jenis kedua yang
memiliki ciri
beban berada diantara posisi kuasa dan titik
tumpu Gambar b merupakan
pengungkit
pertama yang memiliki ciri titik
tumpu berada antara beban dan kuasa.
Gambar a
merupakan pengungkit jenis kedua
yang memiliki ciri beban berada
diantara posisi
kuasa dan titik tumpu Gambar
b merupakan
pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu
berada antara beban dan kuasa.
121 59.02
Gambar a
merupakan pengungkit yang memiliki
ciri tumpu di antara beban dan
kuasa, sedangkan
gambar b= pengungkit yang memiliki ciri kuasa
terletak antara titik tumpu dan beban
9 4.39
Gambar a titik kuasanya di tengah,sedangkan gambar
b titik bebannya di tengah 32
15.61 Gambar a titik tumpunya
di tengah Gambar b titik bebannya di tengah
20 9.76
Gambar a
termasuk pengungkit golongan 1,
sedangkan Tang termasuk pengungkit
golongan ketiga
11 5.37
Karena gambar a memiliki sudut tumpul sedangkan
gambar b tidak memiliki sudut tumpul
5 2.44
Karena letak titik tumpu pada gambar a lebih besar
dari gambar b 2
0.98 Tidak tahu
5 2.44
Jumlah 205
100
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 59,02 siswa telah mempunyai konsepsi yang benar tentang “Mengapa gambar a
pemecah kemiri dan gambar b tang dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda?”. Konsep yang benar karena gambar a
merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada di antara posisi kuasa dan titik tumpu, sedangkan gambar b
merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada di antara beban dan kuasa, namun demikian masih terdapat
siswa yang mengalami salah konsepsi. Ada 4,39 siswa menyatakan bahwa gambar a merupakan pengungkit yang memilii
ciri tumpu di antara beban dan kuasa, sedangkan gambar b= pengungkit yang memiliki ciri kuasa terletak antara titik tumpu dan
beban. 15,61 siswa menyatakan bahwa gambar a titik kuasanya di tengah, sedangkan gambar b titik bebannya di tengah. 9,76 siswa
menyatakan bahwa gambar a titik tumpunya di tengah, gambar b titik bebannya di tengah. 5,37 siswa menyatakan bahwa gambar a
termasuk pengungkit golongan 1, sedangkan tang termasuk pengungkit golongan ketiga. 2,44 siswa menyatakan bahwa
gambar a memiliki sudut tumpul sedangkan gambar b tidak memiliki sudut tumpul. 0,98 siswa menyatakan bahwa letak titik tumpu
pada gambar a lebih besar dari gambar b, sementara 2,44 siswa tidak menjawab.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, terbukti dari total
keseluruhan ada 38,54 siswa memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan. Selanjutnya akan disajikan jawaban
siswa untuk nomor item 4 dalam tabel beikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian
Nomor Butir
Soal Kunci Jawaban
Jawaban Siswa Jumlah Persentase
4 Agar orang dapat
mudah mencapai
tempat ketinggian
tertentu dengan
tenaga yang lebih kecil
Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan
tenaga yang lebih kecil 140
68.29 Agar pengendara bermotor tidak
jatuh atau tergelincir 45
21.95 Karena jika dibuat lurus maka
kendaraan akan mundur ke belakang 6
2.93 Agar jarak tempuh dekat
3 1.46
Agar jalan tidak licin 3
1.46 Agar tanah di pegunungan tidak
longsor 2
0.98 Agar ban tidak menipis
2 0.98
Agar dapat menikmati pemandangan 1
0.49 Karena sangat alami
3 1.46
Jumlah 205
100
Tabel 4.4 didapatkan bahwa sebagian besar siswa mengetahui mengapa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok. Dalam hal ini
ada 68,9 siswa menjawab benar, namun masih banyak jawaban siswa yang terlalu dangkal. Ada 21,95 siswa menyatakan bahwa
jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar pengendara bermotor tidak jatuh atau tergelincir. 2,93 siswa menyatakan
bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar kendaraan tidak mundur ke belakang. 1,46 siswa menyatakan agar jarak
tempuh dekat, 1,46 siswa menyatakan agar jalan tidak licin, 0,98 siswa menyatakan agar tanah di pegunungan tidak longsor, ada
0,98 siswa menyatakan agar ban tidak menipis, 0,49 siswa menyatakan agar dapat menikmati pemandanagan, dan 1,46 siswa
menyatakan karena sangat alami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, terbukti dari total
keseluruhan ada 31,71 siswa masih memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan.
Kompetensi dasar kedua yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan
memberikan 2 soal yaitu nomor item 2 yang mewakili indikator 6.1.1 mengidentifikasi sifat-sifat cahaya, serta nomor item 3 yang
mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Uraian
Nomor Butir
Soal Kunci Jawaban
Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
2 Karena, cahaya datang
dari zat yang kurang rapat menuju zat yang
lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari
udara sehingga cahaya dibiaskan
mendekati garis normal.
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang
rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal
ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya
dibiaskan
mendekati garis normal.
179 87.32
Karena cahaya merambat dari medium rapat ke
kurang rapat 14
6.83 Karena pensil bentuknya
panjang 2
0.98 Karena
adanya pemantulan cahaya
1 0.49
Karena pensil
yang dimasukkan ke dalam air
memiliki sifat cahaya 3
1.46 Karena ukuran airnya
1 0.49
Karena adanya
gaya gesek antara pensil dan
air sehingga
pensil terlihat patah
2 0.98
Karena gelas memiliki lensa cekung
3 1.46
Jumlah 205
100
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa lebih dari 87,32 siswa SD negeri se-Kecamatan Berbah telah mempunyai konsepsi yang benar
mengenai pembiasan cahaya atau gambar pensil yang yang terlihat patah saat dimasukkan ke dalam gelas berisi air, namun demikian
masih terdapat pernyatan yang terlalu dangkal tentang konsep pembiasan cahaya atau gambar pensil yang yang terlihat patah saat
dimasukkan ke dalam gelas berisi air. Ada 6,83 siswa menyatakan karena cahaya merambat dari medium rapat ke kurang rapat. 0,98
siswa menyatakan karena pensil bentuknya panjang, pada ada 0,49 siswa menyatakan karena adanya pemantulan cahaya, 1,46
menyatakan karena pensil yang dimasukkan ke dalam air memiliki sifat cahaya, 0,49 siswa menyatakan karena ukuran airnya, 0,98
siswa menyatakan karena adanya gaya gesek antara pensil dan air sehingga pensil terlihat patah, 1,46 siswa menyatakan karena
gelas memiliki lensa cekung. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi
miskonsepsi pada konsep cahaya. Terbukti dari total keseluruhan ada 12,68 siswa masih memiliki konsep yang salah mengenai soal
yang diujikan. Selanjutnya akan disajikan jawaban siswa untuk nomor item 3 dalam gambar beikut.
Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian
Nomor Butir
Soal Kunci Jawaban
Jawaban Siswa Jumlah Persentase
3 Tidak.
Karena sifat
bayangan dibentuk oleh cermin
cekung bergantung pada letak
benda di depan cermin. Tidak.
Karena sifat
bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung
pada letak benda di depan cermin.
27 13.17
Iya, karena cermin cekung permukaannnya cekung
49 23.90
Iya, karena
bayangan cermin
cekung selalu
terbalik 72
35.12 Iya, karena sifat cermin
cekung semu
terbalik diperbesar
18 8.78
Di luar kontek 13
6.34 Iya, karena jarak pandang
yang berbeda 2
0.98 Iya, karena memantulkan
cahaya sehingga bayangan benda
mendekati garis
normal 8
3.90 Iya, karena cermin cekung
membentuk proses
pembiasan dan terbias garis vertikal
3 1.46
Iya, karena mempunyai sifat
bayangan maya,
tegak, diperkecil 3
1.46 Iya, karena cermin cekung
memiliki kaca yang tebal 2
0.98 Tidak tahu
8 3.90
Jumlah 205
100
Dari pertanyaan “Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu”, telah didapatkan
jawaban yang bervariasi. Tidak lebih dari 14 siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Berbah memiliki konsepsi yang benar terhadap
bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung, hampir setiap siswa mengalami miskonsepsi terhadap konsep bayangan yang dibentuk
oleh cermin cekung. 23,9 siswa menyatakan iya, karena cermin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cekung permukaannnya cekung. Ada 35,12 siswa menyatakan bahwa iya, karena bayangan cermin cekung selalu terbalik. 8,78
siswa menyatakan bahwa iya, karena sifat cermin cekung semu terbalik diperbesar. 0,98 siswa menyatakan bahwa iya, karena
jarak pandang yang berbeda. 3,9 siswa menyatakan bahwa iya, karena memantulkan cahaya sehingga bayangan benda mendekati
garis normal. 1,46 siswa menyatakan bahwa iya, karena cermin cekung membentuk proses pembiasan dan terbias garis vertikal.
1,46 siswa menyatakan bahwa iya, karena mempunyai sifat bayangan maya, tegak, diperkecil. 0,98 siswa menyatakan bahwa
iya, karena cermin cekung memiliki kaca yang tebal. Sementara 3,9 siswa tidak menjawab dan 6,34 jawaban di luar kontek.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan terjadi miskonsepsi pada konsep cahaya, terbukti dari total keseluruhan ada
76,59 siswa masih memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan.
Kompetensi dasar ketiga yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu 7.1 mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan. KD ini diujikan dengan memberikan 1 soal yaitu nomor item 5 yang mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan jenis-jenis
batuan. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut:
Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Uraian
Nomor Butir
Soal Kunci Jawaban
Jawaban Siswa Jumlah
Persentase
5 Batuan beku adalah
batuan yang
terbentuk dari magma yang
membeku. Batuan
sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari proses pengendapan lumpur
dan mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku. Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk
dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
102 49.76
Batuan beku terbentuk dari gunung
meletus. Batuan
sedimen terbentuk
karena peningkatan tekanan dan suhu
60 29.27
Batuan beku terbentuk dari lava sedangkan
batuan sedimen
terbentuk dari magma 12
5.85 Batuan beku adalah batuan yang
mengalami perendaman
air selama bertahun-tahun,
1 0,49
sedangkan batuan
sedimen adalah batuan yang mengalami
perendaman air selama 1 bulan 1
0.49 Batuan beku terbentuk dari
letusan gunung
berapi, sedangkan
batuan sedimen
terbentuk dari
bangkai tumbuhan dan hewan
4 1.95
Batuan beku terbentuk dari sisa tulang hewan, sedangkan batuan
sedimen terbentuk dari sisa tumbuhan
7 3.41
Batuan beku terbentuk dari pelapukan batuan es, sedangkan
batuan sedimen terbentuk dari pelapukan material gunung
3 1.46
Batuan beku terbentuk dari magma,
sedangkan batuan
sedimen terbentuk dari lava 4
1.95 Batuan beku keras dan batuan
sedimen tidak keras 4
1.95 Tidak tahu
8 3.90
Jumlah 205
100
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa ada 49,76 siswa memiliki konsep yang benar tentang batuan beku dan batuan sedimen, namun
masih saja ditemui siswa yang memiliki salah konsepsi. Ada 29.27 menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari gunung meletus,
sedangkan batuan sedimen terbentuk karena peningkatan tekanan dan suhu. 5,85 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk
dari lava, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari magma. 0,49 siswa menyatakan bahwa batuan beku adalah batuan yang
mengalami perendaman air selama bertahun-tahun, sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang mengalami perendaman air
selama 1 bulan. 1,95 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari letusan gunung berapi, sedangkan batuan sedimen
terbentuk dari bangkai tumbuhan dan hewan. 3,41 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari sisa tulang hewan,
sedangkan batuan sedimen terbentuk dari sisa tumbuhan. 1,46 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari pelapukan
batuan es, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari pelapukan material gunung. 1,95 siswa menyatakan bahwa batuan beku
terbentuk dari magma, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari lava. Pada jawaban salah 8 ada 1,95 siswa menyatakan bahwa
batuan beku keras dan batuan sedimen tidak keras. Sementara 3,9 siswa tidak menjawab. Total ada 46,34 siswa yang masih
memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan, berarti dapat dikatakan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep
pembentukan tanah. Berdasarkan deskripsi data untuk jawaban instrumen soal
uraian, dapat disimpulkan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah. Hal
ini dibuktikan dari 5 soal yang diujikan, terdapat siswa yang menjawab di luar konsep atau jawaban yang sudah ditetapkan.
4. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari pekerjaan