Deskripsi Responden Penelitian Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Kedua instrumen tersebut digunakan untuk menguji materi IPA Fisika kelas V semester 2. Instrumen yang digunakan sebelumnya sudah melalui tahap validasi yang meliputi validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Instrumen soal dititipkan ke setiap guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan Berbah yang selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dengan waktu 60 menit. Selama pengerjaan instrumen, responden tidak diperbolehkan mencontek, membuka buku, dan selama pengerjaannya diawasi oleh guru kelas layaknya ujian pada umumnya. Instrumen pilihan ganda dikerjakan siswa dengan memberi tanda silang pada jawaban, kemudian memberi tanda silang pada opsi yakin benar atau tidak yakin benar. Instrumen soal uraian dikerjakan siswa dengan cara menguraikan jawaban di lembar jawab. Saat penitipan instrumen, peneliti bersepakat dengan wali kelas masing- masing SD yang menjadi sampel penelitian, terkait waktu instrumen soal penelitian tersebut dapat diambil kembali oleh peneliti dan dianalisis.

2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah 205 siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Berbah. Setiap Responden mengisi identitas berupa nama siswa, SD, dan pekerjaan orang tua. Berdasarkan identitas siswa yang telah terkumpul, dapat diketahui jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Berbah yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa Berdasarkan total di atas, dapat digambarkan pie chart jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD se-Kecamatan Berbah : Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1dapat diketahui bahwa siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS sebanyak 15 siswa 7,3, siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 74 siswa 36,1, siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh sebanyak 116 siswa 56,6. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jenis pekerjaan orang tua siswa dalam penelitian ini adalah buruh yaitu sebesar 116 siswa 56,6. No Jenis Pekerjaan Orang Tua Jumlah Responden Persentase 1 PNS 15 7,3 2 Wiraswasta 74 36,1 3 Buruh 116 56,6 Jumlah 205 100 7.3 36.1 56.6 Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Berbah PNS Wiraswasta Buruh

3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri

Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Dalam bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 se-Kecamatan Berbah. Deskripsi data ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi siswa tentang Kompetensi Dasar KD yang diujikan. Dalam bagian ini peneliti membagi deskripsi data menjadi dua bagian berdasarkan instrumen soal yang sudah diujikan sebagai berikut : a. Deskripsi data instrumen pilihan ganda Dalam bagian ini, data dideskripsikan per kompetensi dasar yang diujikan. Data dideskripsikan untuk mengetahui adanya miskonsepsi. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab salah dan yakin benar terhadap jawaban. Dari empat opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d, ketiga persentase jawaban salah dan yakin benar akan dijumlahkan. Pada tabel 4.2, peneliti menuliskan KD beserta nomor item soal yang mewakili. Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda No Kompetensi Dasar Item 1 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet 1, 2, dan 3 2 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 3 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 10, 11, 12, dan 13 4 6.2 Membuat suatu karyamodel, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. 14 dan 15 5 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 16, 17, 18, dan 19 6 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi 20 KD beserta nomor item soal yang mewakili dituliskan untuk memudahkan pembaca dalam memahami deskripsi data miskonsepsi pada instrumen pilihan ganda. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan deskripsi data menjadi dua bagian. Bagian yang pertama dideskripsikan secara umum seluruh KD, sedangkan bagian kedua dideskripsikan secara khusus per KD dan per item soal piliha ganda. Persentase miskonsepsi IPA Fisika secara umum pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Untuk Seluruh KD Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal pilihan ganda yang diujikan. Dapat dilihat nomor item 13 yang mengulas tentang konsep cahaya menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan persentase lebih dari 80 . Dapat dilihat 50 lebih dari 205 siswa mengalami miskonsepsi pada item 3, 5, 8, 9, 12, 13, 16, 17, dan 19. Artinya lebih dari 50 siswa miskonsepsi pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, dan pembentukan tanah. Dua item soal yang memiliki nilai persentase miskonsepsi siswa di bawah 20 , yaitu item 1 dan 15. Artinya kurang dari 20 siswa miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak siswa kelas V SD negeri semester 2 yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan. Bagian kedua deskripsi data miskonsepsi ditinjau secara khusus atau lebih mendalam per KD. Dari seluruh jawaban siswa, peneliti fokus pada miskonsepsi jawaban salah tapi yakin benar. Kompetensi dasar yang dibahas pertama kali yaitu 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet. KD ini diujikan dengan memberikan 3 soal yang mewakili indikator. Nomor item 1 mewakili indikator 5.1.1 menyebutkan macam-macam gaya, serta nomor item 2 dan 3 mewakili indikator 5.1.2 mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut : Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep macam gaya. Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 1 dengan total persentase sebesar 7,8 atau berjumlah 16 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa kelas V SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 3,90 atau berjumlah 8 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa berhentinya perputaran roda yang digelindingkan dipengaruhi gaya gravitasi. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 2 sebagai berikut: Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep faktor yang mempengaruhi gaya. Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 2 dengan total persentase sebesar 37,07 atau berjumlah 76 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 25,37 atau berjumlah 52 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa benda jatuh ke bawah bukan termasuk gaya gravitasi. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 3 sebagai berikut: Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep faktor yang mempengaruhi gaya. Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 3 dengan jumlah persentase sebesar 63,93 atau berjumlah 129 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 29,27 . Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa cara memperkecil gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan memasang ruji-ruji. Kompetensi dasar kedua yang akan dibahas yaitu 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. KD ini diujikan dengan memberikan 6 soal yang mewakili indikator. Nomor item 4, 5, dan 6 mewakili indikator 5.2.1 mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana. Nomor item 7 dan 8 mewakili indikator 5.2.2 menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama, serta nomor item 9 mewakili indikator 5.2.3 menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut : Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri pesawat sederhana. Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 4 dengan total persentase sebesar 34,15 atau berjumlah 20 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 18,05 atau berjumlah 37 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 5 sebagai berikut: Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri pesawat sederhana. Hal ini dibuktikan bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 5 dengan jumlah persentase sebesar 59,02 atau berjumlah 121 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 40,49 atau berjumlah 73 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa titik tumpu pada sapu terletak pada bagian III. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 6 sebagai berikut: Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri pesawat sederhana. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 6 dengan jumlah persentase sebesar 39,51 atau berjumlah 81 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa terjadi pada pilihan jawaban A, C, dan D dengan persentase yang sama yaitu sebesar 13,17 atau berjumlah 27 siswa. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 7 sebagai berikut: Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 7 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis pengungkit. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 7 dengan jumlah persentase sebesar 30,73 atau berjumlah 63 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 20 atau berjumlah 41 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa saat mendorong gerobak yang ada bebannya, termasuk ke dalam contoh jenis tuas golongan ketiga. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 8 sebagai berikut: Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 8 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis pengungkit. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 8 dengan jumlah persentase sebesar 51,71 atau berjumlah 106 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 27,32 atau berjumlah 56 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa letak titik kuasa pada sekop ditunjukkan oleh nomor 2. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 9 sebagai berikut: Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 9 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.11 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 9 dengan jumlah persentase sebesar 63,90 atau berjumlah 131 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 36,10 atau berjumlah 74 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa membuka kancing baju merupakan penerapan prinsip kerja pesawat sederhana berupa pengungkit. Kompetensi dasar ketiga yang akan dibahas yaitu 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan memberikan 4 soal yang mewakili indikator. Nomor item 10 dan 11 mewakili indikator 6.1.1 menyebutkan sifat-sifat cahaya. Nomor item 12 dan 13 mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut: Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 10 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.12 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat cahaya. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 10 dengan jumlah persentase sebesar 36,59 atau berjumlah 75 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 24,88 atau berjumlah 51 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 11 sebagai berikut: Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 11 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.13 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat cahaya. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 11 dengan jumlah persentase sebesar 48,29 atau berjumlah 99 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 19,51 atau berjumlah 40 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari tidak menunjukkan cahaya merambat lurus. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 12 sebagai berikut: Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 12 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.14 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 12 dengan jumlah persentase sebesar 53,66 atau berjumlah 110 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 32,20 atau berjumlah 66 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa sifat bayangan yang dibentuk pada kaca spion mobilmotor adalah nyata, tegak, diperkecil. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 13 sebagai berikut: Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 13 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.15 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 13 dengan jumlah persentase sebesar 83,41 atau berjumlah 171 siswa. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 66,34 atau berjumlah 136 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman apabila cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Kompetensi dasar keempat yang akan dibahas yaitu 6.2. membuat suatu karyamodel, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan memberikan 2 soal yang mewakili indikator, yaitu nomor item 14 dan 15 yang mewakili indikator 6.2.1 mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karyamodel yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut: Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 14 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.16 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 14 dengan jumlah persentase sebesar 38,05 atau berjumlah 78 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 17,56 . Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda atau objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut lup. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 15 sebagai berikut: Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 15 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.17 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 15 dengan jumlah persentase sebesar 15,61 atau berjumlah 32 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 6,34 atau berjumlah 13 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa bahan utama pembuatan kaca pembesar sederhana adalah air. Kompetensi dasar kelima yang akan dibahas yaitu 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. KD ini diujikan dengan memberikan 4 soal yang mewakili indikator. Nomor item 16 dan 17 mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan jenis-jenis batuan. Nomor item 18 dan 19 mewakili indikator 7.1.2 menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut: Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 16 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.18 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis batuan. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 16 dengan jumlah persentase sebesar 54,63 atau berjumlah 112 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 23,41 atau berjumlah 48 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa ciri dari batuan granit ditunjukkan nomor 2, 3, dan 4. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 17 sebagai berikut: Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 17 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.19 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis batuan. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 17 dengan jumlah persentase sebesar 54,63 atau berjumlah 159 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 27,80 atau berjumlah 57 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 18 sebagai berikut: Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 18 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.20 dapat dilihat bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Terbukti bahwa ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 18 dengan jumlah persentase sebesar 34,15 atau berjumlah 70 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 13,7 atau berjumlah 27 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pelapukan fisis adalah pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 19 sebagai berikut: Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 19 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.21 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Terbukti bahwa masih ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 19 dengan jumlah persentase sebesar 62,44 atau berjumlah 128 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 34,63 atau berjumlah 71 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa penyebab pelapukan biologi lumut, lumut keak, akar tanaman, dan batuan. Kompetensi dasar terakhir yang akan dibahas yaitu 7.3 mendeskripsikan struktur bumi. KD ini diujikan dengan memberikan 1 soal yang mewakili indikator, yaitu nomor item 20 yang mewakili indikator 7.3.1 mendeskripsikan struktur permukaan bumi. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 20 Soal Pilihan Ganda Berdasarkan gambar 4.22 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep struktur permukaan bumi. Terbukti bahwa masih ada siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 20 dengan jumlah persentase sebesar 23,90 atau berjumlah 49 siswa dari 205 responden. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 15,61 atau berjumlah 32 siswa. Artinya lebih banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa letak magma ditunjukkan oleh huruf B. Berdasaran deskripsi data untuk jawaban instrumen soal pilihan ganda dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi IPA Fisika masih banyak terjadi pada siswa kelas V SD negeri semester 2 se- Kecamatan Berbah. Hal ini dibuktikan dari 20 soal yang diujikan masih terdapat siswa yang menjawab salah dan yakin benar dengan jawaban yang dipilihnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Deskripsi data instrumen uraian Dalam bagian ini, data dideskripsikan per kompetensi dasar yang sudah diujikan. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab tidak sesuai konsep atau tidak sesuai kunci jawaban yang sudah ditetapkan. Sama halnya dengan deskripsi data pada instrumen pilihan ganda, peneliti juga menyajikan deskripsi data pada insrtrumen uraian ini menjadi dua bagian. Bagian yang pertama dideskripsikan secara umum, sedangkan bagian kedua dideskripsikan secara khusus per KD dan per item soal uraian. Persentase miskonsepsi IPA Fisika secara umum pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada gambar 4.23. Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian Untuk Semua KD Berdasarkan gambar 4.23 dapat dilihat bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal uraian yang diujikan. Dapat dilihat nomor item 3 yang mengulas tentang konsep cahaya menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan persentase lebih dari 70 , sedangkan nomor item 2 yang mengulas tentang sifat cahaya menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi terendah dengan persentase kurang dari 15 . Terlihat 30 lebih dari 205 siswa mengalami miskonsepsi pada item 1, 3, 4, dan 5. Artinya lebih dari 30 siswa miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, cahaya, dan pembentukan tanah. Item yang memiliki nilai persentase miskonsepsi siswa di bawah 20 , yaitu item 2. Artinya kurang dari 20 siswa miskonsepsi pada konsep cahaya. Hal ini membuktikan bahwa masih terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan. Bagian kedua deskripsi data miskonsepsi ditinjau secara khusus atau lebih mendalam per KD. Kompetensi dasar pertama yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. KD ini diujikan dengan memberikan 2 soal yaitu nomor item 1 yang mewakili indikator 5.2.1 menjelaskan perbedaan golongan pengungkit, serta nomor item 4 yang mewakili indikator 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam tabel sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian Nomor Butir Soal Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase 1 Gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Gambar b merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. Gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Gambar b merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. 121 59.02 Gambar a merupakan pengungkit yang memiliki ciri tumpu di antara beban dan kuasa, sedangkan gambar b= pengungkit yang memiliki ciri kuasa terletak antara titik tumpu dan beban 9 4.39 Gambar a titik kuasanya di tengah,sedangkan gambar b titik bebannya di tengah 32 15.61 Gambar a titik tumpunya di tengah Gambar b titik bebannya di tengah 20 9.76 Gambar a termasuk pengungkit golongan 1, sedangkan Tang termasuk pengungkit golongan ketiga 11 5.37 Karena gambar a memiliki sudut tumpul sedangkan gambar b tidak memiliki sudut tumpul 5 2.44 Karena letak titik tumpu pada gambar a lebih besar dari gambar b 2 0.98 Tidak tahu 5 2.44 Jumlah 205 100 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 59,02 siswa telah mempunyai konsepsi yang benar tentang “Mengapa gambar a pemecah kemiri dan gambar b tang dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda?”. Konsep yang benar karena gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada di antara posisi kuasa dan titik tumpu, sedangkan gambar b merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada di antara beban dan kuasa, namun demikian masih terdapat siswa yang mengalami salah konsepsi. Ada 4,39 siswa menyatakan bahwa gambar a merupakan pengungkit yang memilii ciri tumpu di antara beban dan kuasa, sedangkan gambar b= pengungkit yang memiliki ciri kuasa terletak antara titik tumpu dan beban. 15,61 siswa menyatakan bahwa gambar a titik kuasanya di tengah, sedangkan gambar b titik bebannya di tengah. 9,76 siswa menyatakan bahwa gambar a titik tumpunya di tengah, gambar b titik bebannya di tengah. 5,37 siswa menyatakan bahwa gambar a termasuk pengungkit golongan 1, sedangkan tang termasuk pengungkit golongan ketiga. 2,44 siswa menyatakan bahwa gambar a memiliki sudut tumpul sedangkan gambar b tidak memiliki sudut tumpul. 0,98 siswa menyatakan bahwa letak titik tumpu pada gambar a lebih besar dari gambar b, sementara 2,44 siswa tidak menjawab. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, terbukti dari total keseluruhan ada 38,54 siswa memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan. Selanjutnya akan disajikan jawaban siswa untuk nomor item 4 dalam tabel beikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian Nomor Butir Soal Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase 4 Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil 140 68.29 Agar pengendara bermotor tidak jatuh atau tergelincir 45 21.95 Karena jika dibuat lurus maka kendaraan akan mundur ke belakang 6 2.93 Agar jarak tempuh dekat 3 1.46 Agar jalan tidak licin 3 1.46 Agar tanah di pegunungan tidak longsor 2 0.98 Agar ban tidak menipis 2 0.98 Agar dapat menikmati pemandangan 1 0.49 Karena sangat alami 3 1.46 Jumlah 205 100 Tabel 4.4 didapatkan bahwa sebagian besar siswa mengetahui mengapa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok. Dalam hal ini ada 68,9 siswa menjawab benar, namun masih banyak jawaban siswa yang terlalu dangkal. Ada 21,95 siswa menyatakan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar pengendara bermotor tidak jatuh atau tergelincir. 2,93 siswa menyatakan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar kendaraan tidak mundur ke belakang. 1,46 siswa menyatakan agar jarak tempuh dekat, 1,46 siswa menyatakan agar jalan tidak licin, 0,98 siswa menyatakan agar tanah di pegunungan tidak longsor, ada 0,98 siswa menyatakan agar ban tidak menipis, 0,49 siswa menyatakan agar dapat menikmati pemandanagan, dan 1,46 siswa menyatakan karena sangat alami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, terbukti dari total keseluruhan ada 31,71 siswa masih memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan. Kompetensi dasar kedua yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan memberikan 2 soal yaitu nomor item 2 yang mewakili indikator 6.1.1 mengidentifikasi sifat-sifat cahaya, serta nomor item 3 yang mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Uraian Nomor Butir Soal Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase 2 Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal. 179 87.32 Karena cahaya merambat dari medium rapat ke kurang rapat 14 6.83 Karena pensil bentuknya panjang 2 0.98 Karena adanya pemantulan cahaya 1 0.49 Karena pensil yang dimasukkan ke dalam air memiliki sifat cahaya 3 1.46 Karena ukuran airnya 1 0.49 Karena adanya gaya gesek antara pensil dan air sehingga pensil terlihat patah 2 0.98 Karena gelas memiliki lensa cekung 3 1.46 Jumlah 205 100 Dari tabel 4.5 terlihat bahwa lebih dari 87,32 siswa SD negeri se-Kecamatan Berbah telah mempunyai konsepsi yang benar mengenai pembiasan cahaya atau gambar pensil yang yang terlihat patah saat dimasukkan ke dalam gelas berisi air, namun demikian masih terdapat pernyatan yang terlalu dangkal tentang konsep pembiasan cahaya atau gambar pensil yang yang terlihat patah saat dimasukkan ke dalam gelas berisi air. Ada 6,83 siswa menyatakan karena cahaya merambat dari medium rapat ke kurang rapat. 0,98 siswa menyatakan karena pensil bentuknya panjang, pada ada 0,49 siswa menyatakan karena adanya pemantulan cahaya, 1,46 menyatakan karena pensil yang dimasukkan ke dalam air memiliki sifat cahaya, 0,49 siswa menyatakan karena ukuran airnya, 0,98 siswa menyatakan karena adanya gaya gesek antara pensil dan air sehingga pensil terlihat patah, 1,46 siswa menyatakan karena gelas memiliki lensa cekung. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep cahaya. Terbukti dari total keseluruhan ada 12,68 siswa masih memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan. Selanjutnya akan disajikan jawaban siswa untuk nomor item 3 dalam gambar beikut. Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian Nomor Butir Soal Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase 3 Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. 27 13.17 Iya, karena cermin cekung permukaannnya cekung 49 23.90 Iya, karena bayangan cermin cekung selalu terbalik 72 35.12 Iya, karena sifat cermin cekung semu terbalik diperbesar 18 8.78 Di luar kontek 13 6.34 Iya, karena jarak pandang yang berbeda 2 0.98 Iya, karena memantulkan cahaya sehingga bayangan benda mendekati garis normal 8 3.90 Iya, karena cermin cekung membentuk proses pembiasan dan terbias garis vertikal 3 1.46 Iya, karena mempunyai sifat bayangan maya, tegak, diperkecil 3 1.46 Iya, karena cermin cekung memiliki kaca yang tebal 2 0.98 Tidak tahu 8 3.90 Jumlah 205 100 Dari pertanyaan “Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu”, telah didapatkan jawaban yang bervariasi. Tidak lebih dari 14 siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Berbah memiliki konsepsi yang benar terhadap bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung, hampir setiap siswa mengalami miskonsepsi terhadap konsep bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung. 23,9 siswa menyatakan iya, karena cermin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cekung permukaannnya cekung. Ada 35,12 siswa menyatakan bahwa iya, karena bayangan cermin cekung selalu terbalik. 8,78 siswa menyatakan bahwa iya, karena sifat cermin cekung semu terbalik diperbesar. 0,98 siswa menyatakan bahwa iya, karena jarak pandang yang berbeda. 3,9 siswa menyatakan bahwa iya, karena memantulkan cahaya sehingga bayangan benda mendekati garis normal. 1,46 siswa menyatakan bahwa iya, karena cermin cekung membentuk proses pembiasan dan terbias garis vertikal. 1,46 siswa menyatakan bahwa iya, karena mempunyai sifat bayangan maya, tegak, diperkecil. 0,98 siswa menyatakan bahwa iya, karena cermin cekung memiliki kaca yang tebal. Sementara 3,9 siswa tidak menjawab dan 6,34 jawaban di luar kontek. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan terjadi miskonsepsi pada konsep cahaya, terbukti dari total keseluruhan ada 76,59 siswa masih memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan. Kompetensi dasar ketiga yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu 7.1 mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. KD ini diujikan dengan memberikan 1 soal yaitu nomor item 5 yang mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan jenis-jenis batuan. Jawaban yang didapatkan tersaji dalam gambar sebagai berikut: Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Uraian Nomor Butir Soal Kunci Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase 5 Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. 102 49.76 Batuan beku terbentuk dari gunung meletus. Batuan sedimen terbentuk karena peningkatan tekanan dan suhu 60 29.27 Batuan beku terbentuk dari lava sedangkan batuan sedimen terbentuk dari magma 12 5.85 Batuan beku adalah batuan yang mengalami perendaman air selama bertahun-tahun, 1 0,49 sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang mengalami perendaman air selama 1 bulan 1 0.49 Batuan beku terbentuk dari letusan gunung berapi, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari bangkai tumbuhan dan hewan 4 1.95 Batuan beku terbentuk dari sisa tulang hewan, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari sisa tumbuhan 7 3.41 Batuan beku terbentuk dari pelapukan batuan es, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari pelapukan material gunung 3 1.46 Batuan beku terbentuk dari magma, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari lava 4 1.95 Batuan beku keras dan batuan sedimen tidak keras 4 1.95 Tidak tahu 8 3.90 Jumlah 205 100 Dari tabel 4.7 terlihat bahwa ada 49,76 siswa memiliki konsep yang benar tentang batuan beku dan batuan sedimen, namun masih saja ditemui siswa yang memiliki salah konsepsi. Ada 29.27 menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari gunung meletus, sedangkan batuan sedimen terbentuk karena peningkatan tekanan dan suhu. 5,85 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari lava, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari magma. 0,49 siswa menyatakan bahwa batuan beku adalah batuan yang mengalami perendaman air selama bertahun-tahun, sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang mengalami perendaman air selama 1 bulan. 1,95 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari letusan gunung berapi, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari bangkai tumbuhan dan hewan. 3,41 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari sisa tulang hewan, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari sisa tumbuhan. 1,46 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari pelapukan batuan es, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari pelapukan material gunung. 1,95 siswa menyatakan bahwa batuan beku terbentuk dari magma, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari lava. Pada jawaban salah 8 ada 1,95 siswa menyatakan bahwa batuan beku keras dan batuan sedimen tidak keras. Sementara 3,9 siswa tidak menjawab. Total ada 46,34 siswa yang masih memiliki konsep yang salah mengenai soal yang diujikan, berarti dapat dikatakan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep pembentukan tanah. Berdasarkan deskripsi data untuk jawaban instrumen soal uraian, dapat disimpulkan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah. Hal ini dibuktikan dari 5 soal yang diujikan, terdapat siswa yang menjawab di luar konsep atau jawaban yang sudah ditetapkan.

4. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari pekerjaan