Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda
Uji Statistik Levene Statistic
Sig Keterangan
One-Way ANOVA 2,083
0,127 Varians homogen
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa nilai Levene Statistic
sebesar 2,083 dengan nilai signifikansi 0,127. Oleh karena nilai signifikansi α=0,05 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variansi ketiga kelompok data yaitu PNS, wiraswasta, dan buruh adalah sama. Selanjutnya hasil uji homogenitas pada
instrumen soal uraian dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen
Soal Uraian
Uji Statistik Levene Statistic
Sig Keterangan
One-Way ANOVA 11,315
0,000 Varians tidak
homogen
Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa nilai Levene
Statistic sebesar 11,315 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena
nilai signifikansi α=0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variansi ketiga kelompok data yaitu PNS, wiraswasta, dan
buruh adalah tidak sama.
5. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis merupakan pokok dari penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji nonparametrik yaitu uji Kruskal-Wallis pada IBM
SPSS 20. Perumusan hipotesis yang dilakukan sebagai berikut :
H = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri semester 2 se- Kecamatan Berbah.
H
1
= Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri semester 2 se-
Kecamatan Berbah. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:
a. Jika harga sig. ≥ 0,05; H
diterima atau H
1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang
tua siswa kelas V SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah. b. Jika harga sig. 0,05; H
ditolak atau H
1
diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang
tua siswa kelas V SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah. Dalam penelitian ini dilakukan dua uji hipotesis. Uji hipotesis
yang pertama dilakukan pada instrumen soal pilihan ganda. Uji hipotesis yang kedua dilakukan pada instrumen soal uraian.
a. Uji hipotesis pada soal pilihan ganda Hasil uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat
pada tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda
Asepek Nilai Sig.
Scor 0,000
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya
kurang dari taraf signifikansi α = 0,05 0,000 0,05. Berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan bahwa H ditolak atau
H
1
diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri semester 2
se-Kecamatan Berbah. Perbedaan miskonsepsi IPA Fisika pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13. Uji Rank pada Instrumen Soal Pilihan Ganda
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa angka mean rank siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS sebesar 172,93. Siswa yang orang
tuanya bekerja sebagai wiraswasta sebesar 152,53, dan siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh sebesar 62,36. Berdasarkan hasil
mean rank dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan miskonsepsi
siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS dengan siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta karena keduanya memiliki
selisih rata-rata nilai sebesar 20,4. Terdapat perbedaan miskonsepsi siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS dengan siswa yang
orang tuanya bekerja sebagai buruh karena keduanya memiliki selisih rata-rata nilai sebesar 110,57. Terdapat perbedaan
miskonsepsi siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta dengan siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh karena
keduanya memiliki selisih rata-rata nilai sebesar 90,17. Hal ini membuktikan adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa
berdasarkan tiga jenis pekerjaan orang tua. Miskonsepsi paling
Jenis Pekerjaan Orang Tua N
Mean Rank
PNS 15
172,93 Wiraswasta
74 152,53
Buruh 116
62,36
Total 205
banyak terjadi pada siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh, sedangkan miskonsepsi paling sedikit terjadi pada siswa yang orang
tuanya bekerja sebagai PNS. b. Uji hipotesis pada soal uraian
Hasil uji hipotesis pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Uji Hipotesis Soal Uraian
Asepek Nilai Sig.
Scor
0,000
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya
kurang dari taraf signifikansi α = 0,05 0,000 0,05. Berdasarkan hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan bahwa H
ditolak atau H
1
diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri semester 2
se-Kecamatan Berbah. Perbedaan miskonsepsi IPA Fisika pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Uji Rank pada Instrumen Soal Uraian
Tabel 4.15 menunjukan bahwa angka mean rank siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS sebesar 196,47. Siswa yang orang
tuanya bekerja sebagai wiraswasta sebesar 145,09, dan siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh sebesar 64,06. Berdasarkan hasil
mean rank dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan miskonsepsi
Jenis Pekerjaan Orang Tua N
Mean Rank
PNS 15
196,47 Wiraswasta
74 145,09
Buruh 116
64,06
Total 205
siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS dengan siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta karena keduanya memiliki
selisih rata-rata nilai sebesar 51,38. Terdapat perbedaan miskonsepsi siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS dengan siswa yang
orang tuanya bekerja sebagai buruh karena keduanya memiliki selisih rata-rata nilai sebesar 132,41. Terdapat perbedaan
miskonsepsi siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta dengan siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh karena
keduanya memiliki selisih rata-rata nilai sebesar 81,03. Hal ini membuktikan adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa
berdasarkan tiga jenis pekerjaan orang tua. Miskonsepsi paling banyak terjadi pada siswa yang orang tuanya bekerja sebagai buruh,
sedangkan miskonsepsi paling sedikit terjadi pada siswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS.
B. Pembahasan