Dampak Langsung ke Belakang dan Dampak Langsung ke Depan

menunjukkan bahwa total output dari komoditas padi paling banyak digunakan untuk permintaan antara yaitu sebesar 0.8, dengan demikian sisanya sebesar 0.2 digunakan untuk memenuhi permintaan akhir. Arti yang sama untuk komoditas lain sesuai dengan nilai angka penggandanya.

b. Kaitan ke Belakang Langsung dan Tidak Langsung serta Kaitan ke

Depan Langsung dan Tak Langsung Kaitan ke belakang langsung dan tidak langsung KLTBj menunjukkan pengaruh tidak langsung dari kenaikan permintaan akhir satu unit komoditas tertentu yang dapat meningkatkan total output seluruh komoditas perekonomian. Kaitan ke depan langsung dan tak langsung KTLDi menunjukkan peranan suatu komoditas untuk dapat memenuhi permintaan akhir suatu komoditas perekonomian. Tabel 25. menunjukkan kaitan ke belakang langsung dan tidak langsung serta kaitan ke depan langsung dan tak langsung dari komoditas pertanian di Kabupaten Ciamis. Tabel 25. Kaitan ke Belakang Langsung dan Tidak Langsung serta Kaitan ke Depan Langsung dan Tak Langsung komoditas Pertanian No Komoditas KTLB KTLD 1 Padi 1.1 1.9 2 Jagung 1.2 1.1 3 Ketela Pohon 1.1 1.0 4 Buah-buahan 1.1 1.2 5 Sayur-sayuran 1.1 1.0 6 Bahan Makanan Lainnya 1.1 1.1 7 Kelapa 1.1 1.4 8 Cengkeh 1.0 1.0 9 Tanaman Perkebunan Lainnya 1.1 1.1 10 Ayam Ras Pedaging 1.8 1.3 11 Sapi 1.5 1.3 12 Peternakan Lainnya 1.4 1.3 13 Kehutanan 1.1 1.1 14 Ikan Laut dan hasil laut lainnya 1.3 1.1 15 Ikan Darat dan hasil perairan darat lainnya 1.4 1.1 Hasil analisis pada Tabel input-output menunjukkan nilai keterkaitan ke belakang langsung dan tidak langsung dari komoditas pertanian. Komoditas pertanian yang memiliki nilai keterkaitan ke belakang langsung dan tidak langsung tinggi yaitu komoditas ayam ras pedaging dengan nilai sebesar 1.8. Nilai 1.8 untuk komoditas ayam ras pedaging ini artinya jika terjadi permintaan akhir pada komoditas tersebut sebesar 1 rupiah, sementara permintaan akhir pada komoditas lainnya tidak berubah maka output perekonomain wilayah meningkat sebesar 1.8 yang terdistribusi pada komoditas yang menyediakan output bagi komoditas tersebut. Arti yang sama untuk komoditas lain sesuai dengan nilai angka penggandanya, untuk komoditas Sapi dengan nilai 1.5, kemudian komoditas ikan darat dan hasil lainnya sebesar 1.4, komoditas Peternakan lainnya sebesar 1.4, dan komoditas ikan laut dan hasil lainnya sebesar 1.3. Komoditas pertanian dengan nilai keterkaitan kaitan ke depan langsung dan tak langsung tinggi adalah komoditas padi dengan nilai sebesar 1.9. Nilai sebesar 1.9 untuk komoditas padi ini artinya jika terjadi kenaikan permintaan akhir pada komoditas padi sebesar 1 rupiah akan meningkatkan pasokan input antara secara menyeluruh dalam perekonomain Kabupaten Ciamis sebesar 1.9 kalinya. Arti yang sama untuk komoditas lain sesuai dengan nilai angka penggandanya, komoditas kelapa sebesar 1.4, peternakan lainnya sebesar 1.3, ayam ras pedaging sebesar 1.3, dan sapi dengan nilai sebesar 1.3.

c. Indeks Daya Penyebaran Power of Dispersion

Komoditas yang mempunyai daya penyebaran tinggi memberikan indikasi bahwa komoditas tersebut mempunyai keterkaitan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat dibandingkan terhadap komoditas yang lainnya. Sebaliknya, komoditas yang mempunyai derajat kepekaan tinggi berarti komoditas tersebut mempunyai ketergantungan kepekaan yang tinggi terhadap komoditas lain. Dengan dianalisis ada suatu pemikiran bahwa komoditas-komoditas yang memiliki koefisien keterkaitan ke belakang dan ke depan paling tinggi dikatakan sebagai komoditas-komoditas yang memiliki basis domestik baik dari sisi input maupun output. Artinya komoditas tersebut lebih banyak menggunakan input antara yang berasal dari produksi domestik, dan lebih banyak menjual outputnya untuk memenuhi kebutuhan input antara dari produksi domestik. Dengan kata lain, lebih sedikit menggunakan input yang berasal dari impor, dan lebih sedikit digunakan untuk memenuhi permintaan ekspor. Komoditas semacam ini sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan. Selain itu, juga indeks daya penyebaran memberikan indikasi bahwa, komoditas yang mempunyai indeks daya penyebaran lebih besar dari 1, berarti daya penyebaran komoditas tersebut di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertian yang sama juga berlaku untuk indeks derajat kepekaan. Komoditas yang mempunyai indeks derajat kepekaan lebih dari satu, berarti derajat kepekaan komoditas tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. Tabel 26. menunjukkan gambaran nilai indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan komoditas pertanian dari hasil analisis pada Tabel input-output. Tabel 26. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Daya Kepekaan komoditas Pertanian No Komoditas IDP IDK 1 Padi 0.9 1.5 2 Jagung 0.9 0.9 3 Ketela Pohon 0.8 0.8 4 Buah-buahan 0.9 0.9 5 Sayur-sayuran 0.9 0.8 6 Bahan Makanan Lainnya 0.9 0.9 7 Kelapa 0.9 1.1 8 Cengkeh 0.8 0.8 9 Tanaman Perkebunan Lainnya 0.9 0.9 10 Ayam Ras Pedaging 1.4 1.0 11 Sapi 1.2 1.0 12 Peternakan Lainnya 1.1 1.0 13 Kehutanan 0.8 0.9 14 Ikan Laut dan hasil laut lainnya 1.0 0.8 15 Ikan Darat dan hasil perairan darat lainnya 1.1 0.9 Daryanto dan Hafizrianda 2010 menyebutkan bahwa komoditas dengan nilai Indeks Daya Penyebaran IDP dan Indeks Daya Kepekaan IDK tinggi merupakan suatu komoditas yang memiliki basis domestik baik dari sisi input maupun output. Artinya adalah lebih banyak menggunakan input antara dari produksi domestik dan sedikit menggunanan input impor, komoditas seperti ini yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan.