Menunjukkan banyaknya output suatu sektor yang dipakai oleh sektor-sektor lain.
c j
FL
=
∑
= n
j
xj xij
1
=
∑
=1 j
bij ................................................................10.14
c j
FL
merupakan keterkaitan ke depan dari sektor i, sedangkan b
ij
Selanjutnya, dari hasil matriks pengganda lebih lanjut digunakan untuk menganalisis keterkaitan indirect backward linkage dan indirect forward
linkage, dampak pengganda output, pendapatan rumah tangga, dan tenaga kerja dengan mengikuti metode Rasmussen 1956.
menunjukkan koefisien output dari sektor i ke sektor j. Nilai yang diperoleh dengan metode ini sering disebut sebagai keterkaitan ke belakang dan
keterkaitan ke depan secara langsung, yang mengabaikan dampak tidak langsung inderect effect antar sektor.
3. Kaitan ke belakang langsung dan tidak langsung indirect backward linkage
R j
BL
Menunjukkan pengaruh tidak langsung dari kenaikan permintaan akhir satu unit sektor tertentu yang dapat meningkatkan total output seluruh sektor
perekonomian. Parameter ini menunjukkan kekuatan suatu sektor dalam mendorong peningkatan seluruh sektor perekonomian, secara matematis
diformulasikan sebagai berikut:
R j
BL
∑
= n
i
gij
1
= .....................................................................................
3.15 dimana g
ij
adalah elemen-elemen matriks B atau I-A
-1
4. Kaitan ke depan langsung dan tak langsung indirect forward linkage,
yang merupakan invers matriks Leontief.
R i
FL
Menunjukan peranan suatu sektor dapat memenuhi permintaan akhir dari seluruh sektor perekonomian.
R i
FL
∑
= n
j
gij
1
= ...................................................................................... 3.16
Bila permintaan akhir tiap sektor perekonomian meningkat satu unit yang berarti peningkatan permintaan akhir seluruh sektor perekonomian adalah
sebesar n unit. Dengan demikian maka sektor menyumbang pemenuhannya sebesar
R i
FL
. 5.
Daya sebar ke belakang atau indeks daya penyebaran backward power of dispersion
β
i
β
i
∑ ∑
∑
j i
i
bij n
bij 1
= =
∑ ∑
∑
j i
i
bij bij
n .......................................................
3.17 Menunjukan kekuatan relatif permintaan akhir suatu sektor dalam
mendorong pertumbuhan produksi total seluruh perekonomian. Jika βi 1,
maka secara relatif permintaan akhir sektor j dalam merangsang pertumbuhan produksi lebih besar dari rata-rata.
6. Kepekaan terhadap signal pasar permintaan akhir atau indeks daya kepekaan
forward power of dispersion αj
αj =
∑ ∑
∑
j i
j
bij n
bij 1
……………………………………………………3.18
Indeks daya kepekaan menunjukkan sumbangan relatif suatu sektor dalam memenuhi permintaan akhir keseluruhan sektor perekonomian. Jika suatu
sektor memiliki karakteristik dengan αj 1, maka sektor tersebut merupakan
salah satu sektor yang strategis, karena secara relatif dapat memenuhi permintaan akhir di atas kemampuan rata-rata sektor.
Selanjutnya, dilakukan perhitungan multiplier dari Tabel I-O: 1.
Output Multiplier Output multiplier merupakan dampak meningkatnya permintaan akhir suatu
sektor terhadap total output seluruh sektor di wilayah penelitian. O
i
= I-A
-1
. F
d
2. Income Multiplier
…………………………………………………… 3.19
Income multiplier adalah dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di wilayah penelitian
secara keseluruhan. Income multiplier dapat dihitung dengan matriks:
W = X ,.
j =
Xi Wj
………………………………… 3.20 Keterangan:
W : Matriks income w : matriks diagonal koefisien income
X : matriks output, X= I-A
-1
3. Employment Multiplier
. P
Menunjukan dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan kesempatan kerja.
Xi Li
i =
………………………………… 3.21 Keterangan:
i
: koefisien tenaga kerja sektor i L
i
Xi : Output sektor i : jumah tenaga kerja sektor i
3.3.3. Indeks Komposit
Indeks komposit digunakan untuk menentukan komoditas yang menjadi unggulan dalam perekonomian Kabupaten Ciamis. Penggunaan indeks komposit
dalam menentukan komoditas unggulan mengacu pada hasil penelitian Syarifudin 2003 dan Amir 2004. Perhitungan indeks pada penelitian ini dilakukan dengan
metode yang sederhana, yaitu membandingkan nilai yang dimiliki suatu komoditas terhadap total nilai yang diberikan oleh seluruh komoditas. Nilai-nilai
yang digunakan dalam perhitungan indeks tersebut berasal dari analisis Tabel Input-Output I-O yaitu dari nilai koefisien direct backward linkage, direct
forward linkage, backward of dispersion, forward power of dispersion dampak pengganda Output multiplier, income multiplier, dan employment multiplier.
Sementara itu, indeks komposit diperoleh dari hasil penjumlahan kesepuluh indeks tersebut dengan rumus sebagai berikut:
IK=
Tli li
TWi Wi
Toi Oi
Tai ai
Tbi bi
T T
c j
c j
c j
c j
+ +
+ +
+ +
FL FL
BL BL
........................................3.22
Keterangan:
c j
BL
: Nilai direct backward linkage
c j
FL
: Nilai direct forward linkage b
i
a : Nilai backward of dispersion
i
O : Nilai forward power of dispersion
i
W : Nilai Output multiplier
i
li : Nilai employment multiplier
: Nilai income multiplier T
c j
BL
: Total Nilai Kaitan langsung ke belakang T
c j
FL
: Total Nilai Kaitan langsung ke depan Tbi : Total Nilai Indeks daya penyebaran
Tai : Total Nilai Indeks daya kepekaan TOi : Total Nilai Output multiplier
TWi : Total Nilai Income multiplier Tli : Total Nilai Employment multiplier
Penentuan klasifikasi peranan suatu komoditas terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis mengikuti interpretasi yang digunakan oleh Syarifudin 2003.
Suatu komoditas diklasifikasikan memiliki peranan yang tinggi dan ditentukan sebagai komoditas unggulan jika nilai total indeks kompositnya melebihi nilai
rata-rata. Tahap selanjutnya menentukan komoditi unggulan pertanian terpilih untuk
di susun strategi pengembangannya dengan melakukan diskusi dengan pihak terkait yang dalam hal ini adalah BAPPEDA, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. Komoditi unggulan pertanian terpilih, selanjutnya disusun strategi pengembangannya dengan melalukan analisis
gabungan antara AHP dan SWOT A-WOT
3.3.4. Analisis AHP dan SWOT
AHP dan SWOT merupakan penggabungan antara dua metode yang lazim digunakan dalam menyusun strategi kebijakan. AHP berfungsi untuk memberikan
bobot atau skor terhadap komponen-komponen SWOT.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam AHP adalah sebagai berikut: pertama terdapat jumlah sedikit terbatas kemungkinan tindakan, yakni 1,2,….n, dimana n
adalah bilangan yang terbatas. Responden diharapkan akan memberikan nilai dalam angka yang terbatas untuk memberi tingkat urutan skala prioritas. Skala
yang digunakan tergantung dari pandangan responden. Dalam menentukan skala tingkat urutan atas persepsi digunakan metode skala Saaty seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Sistem Urutan Ranking Saaty
Intensitas Pentingnya
Definisi Penjelasan
1 3
5
7 9
2,4,6,8 Kebalikan
angka bukan nol diatas
Rational Sama pentingnya
Perbedaan penting yang lemah antara yang satu dengan yang lain
Sifat lebih pentingnya kuat Menunjukan sifat sangat penting
yang menonjol Penting absolut
Nilai tengah di antara nilai di atasbawahnya
Jika aktivitas i, dibandingkan dengan aktivitas j, mendapat nilai bukan nol
seperti tertera di kolom 1, maka j bila dibandingkan dengan i- mempunyai
nilai kebalikannya. Rasio yang timbul dari skala
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan
Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu sedikit lebih
disukai daripada yang lainnya Pengalaman dan selera sangat
menyebabkan penilaian yang satu sangat lebih disukai daripada yang
lain Aktivitas yang satu sangat disukai
daripada yang lain; dominasinya tampak dalam kenyataannya.
Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain
menunjukan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.
Diperlukan kesepakatan kompromi Asumsi yang masuk akal
Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n
nilai angka untuk melengkapi matriks.
Untuk menilai tingkat konsistensi, dapat diketahui dari indeks konsistensi IK yang diperoleh dari nilai matriks yang dikalikan dengan faktor pembobot
eigen vector untuk menentukan Rasio Konsistensi RC. RC ini dinilai dengan membagi nilai IK dengan banyaknya sampel dalam jumlah terbatas dikurangi
dengan nilai standar dari nilai IK. Pemberian bobot melalui AHP dilakukan