Kerangka Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

4. Nilai jasa yang rusak dari suatu habitat adalah konstan antar waktu. 5. Unit nilai dari habitat yang rusak dan jasa habitat yang dikompensasi adalah sama.

3.2 Kerangka Operasional

Indonesia merupakan negara yang relatif kaya akan sumber daya. Salah satu sumber daya yang melimpah di Indonesia adalah bahan galian C. Jenis bahan galian C di Kabupaten Bogor banyak terdapat di Kecamatan Rumpin. Potensi batu, kerikil, dan pasir di Kecamatan Rumpin mendorong masyarakat lokal melakukan pertambangan secara tradisional. Potensi bahan galian C yang melimpah di Kecamatan Rumpin mendorong pihak swasta mendirikan perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan yang berdiri disana berupa perusahaan legal dan illegal. Puluhan perusahaan tersebut melakukan kegiatan pertambangan setiap harinya, baik secara tradisional maupun modern. Pertambangan tradisional dilakukan oleh perusahaan berskala kecil dan masyarakat lokal. Pertambangan modern yang berada di sana dikelola oleh pihak swasta berskala besar dan beberapa ada yang bertaraf internasional. Pernambang modern menggunakan bahan kimia untuk meledakkan gunung untuk menperoleh andesit. Kerugian bagi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan diantaranya adalah Kerusakan habitat dan keanekaragaman hayati, perubahan lanskapgangguan visualkehilangan penggunaan, pencemaran yang disebabkan oleh limbah tambang dan tailing, Kecelakaanterjadinya longsoran fasilitas tailing, peningkatan emisi udara, pelumpuran dan perubahan aliran sungai serta perubahan air tanah dan kontaminasi, menimbulkan kebisingan, perusakan peninggalan budaya dan situs arkeologi, terganggunyamenurunnya kesehatan masyarakat dan permukiman di sekitar tambang. Selain kerugian, pertambangan juga memberi manfaat bagi masyarakat lokal. Manfaat tersebut diantaranya adalah terserapnya tenaga kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat lokal dan non-lokal, serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Diagram alur berfikir terdapat pada Gambar 3. Manfaat dan kerugian dari pertambangan bahan galian C di Kecamatan Rumpin akan diidentifikasi. Setelah itu, diestimasi nilai kerugian dan manfaatnya dengan menggunakan metode estimasi manfaat, replacement cost, effect of productivity , dan metode cost of illness. Analisis finansial juga dilakukan untuk melihat kelayakan proyek pertambangan tersebut. Hasil dari metode-metode tersebut digunakan untuk pengambilan kebijakan lingkungan yang tepat. Regulasi-regulasi pemerintah tentang restorasi di berbagai tingkat akan dianalisis secara deskriptif. Selain itu, gambaran rencana restorasi akan dapat diperoleh dengan menggunakan HEA. Bahan Galian C Pertambangan Bahan Galian C Nilai Kerusak -an Institusi yang mengatur performance bond Tingkat Mikro Estimasi Manfaat Nilai Manfaat 1. Net Present Value NPV 2. Net Benefit Cost Ratio Net BC 3. Internal Rate Return IRR 4. Payback Period PP 1. Effect on Productivity 2. Replacement cost 3. Cost of Illness 4. Kompensasi 5. Habitat Equivalency Analysis Tingkat Meso Analisis Deskriptif Regulasi Pemerintah Analisis kelayakan Finansial Tingkat Makro Kebijakan Pengelolaan Lingkungan yang Tepat dalam Upaya Restorasi Lahan Pertambangan Analisis Ekonomi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan. Pemilihan lokasi tersebut ditentukan secara acak dengan mempertimbangkan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan yang terjadi di kawasan tersebut serta dampaknya terhadap masyarakat sekitar lokasi pertambangan.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan membagikan kuesioner terhadap masyarakat sekitar pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin yang merupakan responden terpilih. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan data yang terkait dengan pelaksanaan proyek pertambangan dari perusahaan penambang. Studi literatur dilakukan diantaranya dengan cara pengumpulan data dari pemerintah daerah setempat, Badan Pusat Statistik, buku, internet, dan literatur-literatur lain yang mendukung.

4.3 Penentuan Jumlah Responden

Metode pengambilan atau penentuan responden untuk diwawancara dilakukan dengan metode non-probability sampling tidak memberikan