menjalankan usaha selama 7.13 tahun atau selama 7 tahun dan 2 bulan untuk mendapat pengembalian modal usaha.
9.2.6 Perbandingan Analisis Kelayakan Usaha Sebelum dan Setelah
Adanya Kompensasi
Hasil analisis kelayakan usaha pertambangan bahan galian C dalam penelitian ini ketika sebelum dimasukkannya biaya kompensasi kerusakan jalan,
dapat dikatakan layak secara finansial. Kelayakan secara finansial tersebut juga masih berlaku ketika perusahaan sudah mengeluarkan sebagian keuntungan
bersihnya untuk kompensasi kerusakan jalan. Hal tersebut dikarenakan keuntungan bersih perusahaan tambang yang sangat besar setiap tahunnya,
sehingga biaya kompensasi atas rusaknya jalan Kecamatan Rumpin tidak mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian dan dikatakan tidak layak secara
finansial. Bila tabel hasil analisis kelayakan usaha pertambangan bahan galian C
dalam penelitian ini dibandingkan, akan terlihat bahwa keduanya memiliki nilai yang sama. Hanya sebagian kecil hasil perhitungan yang menunjukkan adanya
perbedaan antara sebelum dan setelah pembayaran kompensasi kerusakan jalan. Perbedaan hasil tersebut hanya terlihat dalam skenario satu, pada tingkat suku
bunga sebesar 12.51. Sebelum biaya kompensasi dimasukkan, NPV sebesar Rp 43 161 757 772. Sedangkan ketika setelah biaya kompensai dimasukkan NPV
menjadi Rp 14 776 162 685. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa biaya kompensasi yang dibayarkan tidak mengakibatkan perusahaan tambang tidak layak secara
finansial.
Nilai IRR sebelum adanya biaya kompensasi yaitu 17, sedangkan ketika setelah adanya biaya kompensasi kerusakan jalan berkurang menjadi sebesar 14.
Pada payback period, sebelum dikenakan biaya kompensasi hasilnya sebesar 4.90. Setelah ditambahkannya biaya kompensasi, nilai payback period menjadi 5.20.
Payback period setelah ditambah biaya kompensasi menjadi lebih besar, karena
biaya yang seharusnya dapat digunakan sebagai pengganti biaya investasi digunakan untuk kompensasi. Net BC sebelum adanya kompensasi adalah
sebesar 1.1. Net BC setelah adanya biaya kompensasi menjadi sebesar 1.03. Keempat kriteria kelayakan finansial menunjukan perusahaan tambang tersebut
dapat dikatakan layak secara finansial sebelum dan setelah adanya biaya kompensasi dan restorasi.
XI. SIMPULAN DAN SARAN
11.1 SIMPULAN
1. Manfaat yang diperoleh masyarakat lebih besar dari kerugian yang dirasakan masyarakat. Manfaat total yang dirasakan masyarakat sebesar Rp 226 566 450
000,-tahun. Total kerugian yang dirasakan masyarakat sebesar Rp 17 221 589 550,-tahun. Walaupun total manfaat lebih besar dari total kerugian, masyarakat
yang merasakan adanya manfaat dari kegiatan tambang tidak lebih dari separuh responden.
2. Kompensasi untuk masyarakat terkait perbaikan jalan harus dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara dan perusahaan sebagai pihak yang
mengakibatkan adanya kerusakan jalan. Total kompensasi jalan di Kecamatan Rumpin adalah Rp 90 000 000 000. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan
oleh masing-masing perusahaan sebesar Rp Rp 2 307 692 307.69. Sedangkan total biaya reklamasi per tahun sebesar Rp 323 330 594.29 yang harus
dibayarkan selama 14 tahun. 3. Peraturan-peraturan terkait pelaksanaan kegiatan tambang telah ditetapkan oleh
pemerintah dalam rangkaian kegiatan tambang. Peraturan pada tingkat meso dan mikro memperkuat peraturan makro. Tetapi peraturan meso dan mikro
memperkuat peraturan lebih sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan peraturan makro. Sehingga karena Perda yang sedikit serta pendampingan dan
pengawasan yang kurang, mengakibatkan belum tercapainya reklamasi yang seharusnya dilaksanakan perusahaan tambang. Sanksi-sanksi yang ada telah
baik, hanya saja kurangnya penegakkan sanksi pada pelaksanaannya.