4. Investasi dapat terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, dan
kendaraan 5.
Biaya perawatan ditanggung oleh pihak pusat perusahaan 6.
Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari komponen-komponen biaya manajemen kantor. Sedangkan biaya
variabel terdiri dari biaya upah tenaga kerja dan seluruh kegiatan berkala perusahaan
7. Dana jaminan reklamasi dibayarkan oleh pihak pusat perusahaan sehingga
tidak mempengaruhi arus uang masuk dan keluar pada perusahaan tersebut 8.
Peralatan yang dipergunakan seluruh kegiatan perusahaan adalah milik perusahaan
9.2 Analisis Finansial Usaha Pertambangan
Pembahasan dalam analisis ini terdiri dari pembahasan terhadap arus penerimaan, arus pengeluaran, dan analisis terhadap kriteria kelayakan investasi.
9.2.1 Arus Penerimaan
Arus penerimaan pada unit usaha pertambangan terdiri atas penerimaan yang diperoleh dari penjualan kayu hutan, produksi split, produksi abu, produksi
screening , dan nilai sisa dari investasi di akhir proyek. Penerimaan seluruh hasil
produksi andesit diperoleh tiap tahun mulai dari tahun pertama hingga akhir tahun proyek. Penelitian ini mengasumsikan akhir tahun proyek merupakan tahun
terakhir ijin kegiatan pertambangan yang diberikan pemerintah terkait berlaku.
Arus penerimaan dalam penelitian ini terdiri dari lima jenis, penjelasan lima jenis sumber pemasukan adalah sebagai berikut:
1. Nilai Penjualan Kayu Hutan
Penjualan kayu hutan hanya dilakukan pada tahun ke-2. Dari total lahan
seluas 49.48 ha seluruhnya diasumsikan ditebang pada tahun ke-2. Setiap hektarnya diperkirakan berisi 1100 pohon yang dapat dijual. Harga per pohon
dinilai seharga Rp 3 500 000 karena umur pohon tua dan telah mencapai diameter yang besar. Pada tahun ke-2 pemasukan perusahaan dari penjualan kayu
hutan adalah sebanyak Rp 190 498 000 000. 2.
Nilai Penjualan Produksi Split Split merupakan salah satu jenis bahan galian C yang diperoleh dari
ekstraksi sumberdaya alam. Split diproduksi mulai tahun pertama, yaitu pada tahun 2001. Setiap harinya, perusahaan tambang skala besar dalam penelitian ini
mampu memproduksi 2 800 kg split. Jumlah produksi split setiap harinya diasumsikan sama dan stabil dari awal hingga akhir proyek. Harga split yang
dijual oleh perusahaan tersebut sekitar 65 000 per kg. Harga split per kilogram juga diasumsikan sama dan stabil setiap harinya hingga tahun ke-18. Bila
dikalkulasikan dan diasumsikan dalam satu tahun perusahaan berproduksi selama 300 hari maka akan diperoleh sebesar Rp 54 600 000 000 sebagai pemasukan
perusahaan setiap tahunnya dari hanya memproduksi split. 3.
Nilai Penjualan Produksi Abu Abu merupakan salah satu jenis hasil produksi perusahaan tambang galian
C. Sama seperti split, abu juga diproduksi dari awal proyek hingga akhir proyek tahun 2018. Jumlah produksi abu per hari lebih kecil dari jumlah produksi split,
yaitu sekitar 2 100 kg. Harga abu per kg sebesar Rp 45 000. Penelitian ini mengasumsikan perusahaan berproduksi selama 300 hari dalam satu tahun serta
jumlah produksi dan harga tetap. Setelah melalui perhitungan sederhana, pemasukan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut sebesar Rp 28 350 000 000.
4. Nilai Penjualan Produksi Screening
Jenis andesit lain yang diproduksi yaitu screening. Produksi screening dilakukan setiap hari sepanjang tahun. Screening setiap hari diproduksi sebanyak
2 100 kg. Harga screening lebih mahal dari harga abu. Setiap kilogram screening dijual seharga Rp 60 000. Diasumsikan perusahaan berproduksi 300 hari per
tahun, tingkat produksi konstan, dan harga jual konstan. Setelah dikalkulasikan dengan asumsi-asumsi tersebut, maka diperoleh pemasukan perusahaan setiap
tahunnya dari produksi screening adalah sebesar Rp 37 800 000 000. 5.
Nilai sisa Nilai sisa adalah taksiran nilai aktiva tetap setelah masa taksiran umur
ekonomis selesai. Nilai sisa dalam penelitian ini bila ditotal jumlahnya mencapai Rp 13 198 5. N3 248. Nilai sisa tersebut berasal dari :
a. Excavator sebanyak dua unit yang masih memiliki sisa umur ekonomi
sebanyak satu tahun. Per unit memiliki nilai sisa Rp 72 000 000, sehingga nilai sisa dua unit excavator bernilai Rp 144 000 000.
b. Dump Truck sebanyak dua unit juga memiliki sisa umur ekonomi
sebanyak satu tahun hingga tahun terakhir proyek. Per unit memiliki nilai
sisa Rp 36 000 000 per tahun. Sedangkan jika dikonversi dalam dua unit, nilai sisa dump truck menjadi sebesar Rp 72 000 000.
c. Stone Crusher memiliki nilai sisa satu tahun dari seluruh umur
ekonomisnya. Nilai sisa dua unit crusher sebesar Rp 700 000 000. d.
Grader di perusahaan tersebut memiliki sisa umur ekonomi dua tahun. Sehingga total nilai sisa dari grader adalah Rp 26 000 000.
e. Loader sebanyak dua unit masih memiliki sisa umur ekonomi satu tahun.
Untuk dua unit, nilai sisa loader sebesar Rp 136 000 000. f.
Drum dari umur ekonominya sebanyak sepuluh tahun memiliki nilai sisa sebanyak dua tahun. Total nilai sisa dari satu unit drum adalah sebesar Rp
28 000. g.
Trolley memiliki umur ekonomi selama sebelas tahun. Hingga akhir proyek, sisa umur ekonomi yang dimiliki sekitar lima tahun. Setelah dikali
lima tahun, nilai sisa trolly adalah sebesar Rp 1 636 364. h.
Cangkul sebanyak lima unit memiliki nilai sisa sebanyak Rp 87 500. i.
Bangunan seluas lima hektar diperkirakan memiliki umur ekonomi selama dua puluh tahun. Hingga akhir tahun proyek, bangunan tersebut masih
memiliki sisa umur ekonomi selama dua tahun. Nilai sisa bangunan tersebut sebesar Rp 7 500 000 000.
j. Mesin fotokopi sebanyak satu unit memiliki umur ekonomi sebanyak
sembilan tahun. Setelah itu, perusahaan akan membeli mesin fotokopi kembali. Pada akhir proyek, mesin fotokopi masih memiliki sisa umur
delapan tahun. Nilai sisa mesin fotokopi adalah sebesar Rp 9 777 778.
k. Komputer yang ada di perusahaan sebanyak sepuluh unit diperkirakan
memiliki umur ekonomi sekitar tujuh tahun. Pada akhir tahun proyek, nilai sisa ekonomi dua tahun komputer adalah sebesar Rp 10 000 000.
l. Tanah seluas 49.48 ha setelah kegiatan tambang selesai, akan menjadi
lahan yang tidak subur. Selain itu, tanah tersebut juga sebagian besar sudah tidah dapat dijadikan lahan pertambangan bahan bahan galian C.
9.2.2 Arus Pengeluaran