Analisis Kelayakan Usaha Sebelum Adanya Kompensasi

Umur ban terdiri dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya disamping kecepatan dan tekanan angin. Selain itukualitas ban yang digunakan juga berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya. Ban Harga Ban Umur Kegunaan 4. Perbaikan Reparasi Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja per jam makin besar pula biaya operasinya. Biaya perbaikan alat dapat ditentukan dengan menggunakan formula berikut: Biaya Reparasi faktor Perbaikan x Harga Mesin Harga Ban Umur Kegunaan Alat 5. Hal-hal Khusus Beberapa parts yang kehausannya lebih cepat dibanding parts lainnya tidak termasuk dalam biaya perbaikan, tetapi diamsukkan dalam hal-hal khusus. 6. Upah Operator Salah satu cara untuk m lah: enghitung upah operator per jam ada Upah Operator Upah Operator Pembantubulan Jam Operasibulan

9.2.4 Analisis Kelayakan Usaha Sebelum Adanya Kompensasi

Kriteria investasi yang digunakan dalam menilai kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Payback Period PP. Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut berjalan, perlu diperhitungkan pada perubahan nilai uangterhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang yang dilakukan untuk menghitung kriteria kelayakan usaha tersebut diproyeksikan hingga jangka waktu yang panjang. Selama umur proyek tersebut, nilai uang akan terus berubah sehingga perlu digunkan metode yang dapat memperhitungkan perubahan nilai uang terhadap waktu tersebut. Dengan teknik tersebut, nilai manfaat dan biaya pada masa mendatang dturunkan menjadi nilai manfaat dan biaya pada masa sekarang. a. Net Present Value NPV, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Payback Period Net Present Value NPV adalah perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya suatu proyek. Untuk memperhitungkan perubahan nilai uang terhadap waktu, digunakan tingkat diskonto discount rate 12.51 yang merupakan tingkat suku bunga pinjaman rata-rata pada Bulan April. Internal Rate of Return atau tingkat pengembalian internal merupakan tingkat kemampuan proyek untuk menghasilkan keuntungan dan dapat dinyatakan sebagai tingkat diskonto, dalam hal ini suku bunga pinjaman bank yang menghasilkan nilai NPV sama dengan nol. Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif. Net BC digunakan untuk ukuran tentang efisiensi penggunaan modal. Payback Period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value atau nilai sekarang. Analisis PP ini akan menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan usaha tambang bahan galian C yang dikerjakan untuk dapat mengembalikan nilai investasi. Tingkat diskonto 12.51, NPV diperoleh pada usaha pertambangan andesit bernilai positif dengan nilai Rp 43 161 757 772. berdasarkan kriteria investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV0. Menurut perhitungan, Net BC bernilai 1.10. nilai Net BC tersebut yang lebih besar dari nol menunjukkan bahwa NPV = 0, maka proyek pertambangan tersebut dapat dinilai menguntungkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 17. nilai tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan tersebut adalah sebesar 17. Nilai payback period yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 4.90. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan dan Suwarsono 2000. Nilai PP sebesar 4.90 dalam perhitungan menunjukkan bahwa modal perusahaan tambang yang diteliti hanya perlu menjalankan usaha selama 4.90 tahun atau selama 4 tahun dan 11 bulan untuk mendapat pengembalian modal usaha. Dari semua kriteria kelayakan usaha, perusahaan tambang skala tersebut dapat dinilai baik untuk dijalankan jika melihat pada keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan hasil cashflow, hanya pada tahun ke-1 perusahaan mengalami kerugian sedangkan pada tahun berikutnya hingga akhir tahun proyek, perusahaan mendapatkan keuntungan yang relatif besar. b. Kriteria Kelayakan Usaha Kriteria kelayakan usaha pada perusahaan tambang bahan galian C ini terdiri dari empat, yaitu penilaian terhadap NPV, IRR, Net BC, dan PP. Setelah melakukan perhitungan pada arus uang masuk dan arus uang keluar selama umur proyek, diperoleh hasil bahwa selisih arus masuk dengan arus keluar bernilai negatif ketika tahun ke-1. Hal tersebut dikarenakan perusahaan banyak mengeluarkan uang untuk membeli investasi dalam jumlah yang besar sedangkan produksi belum berjalan sehingga pemasukan minim. Tetapi setelah tahun pertama hingga akhir tahun proyek, perusahaan terus mendapatkan laba positif dengan nilai yang tinggi. Laba yang tinggi tersebut membuat perusahaan tambang bahan galian C tersebut layak secara finansial untuk dijalankan. Perhitungan nilai kriteria kelayakan investasi tersebut dapat dilihat pada proyeksi arus kas usaha tambang di Lampiran 5. Walaupun perusahaan tersebut layak secara finansial, belum tentu perusahaan tersebut layak secara ekonomi. Kelayakan ekonomi dipengaruhi perhitungan dari kondisi kerusakan lingkungan sekitar proyek yang terjadi. Jika nilai ganti rugi kerusakan jalan dimasukkan dalam perhitungan pada akhir tahun proyek, perusahaan tersebut masih dapat dikatakan layak secara ekonomi. Hal tersebut karena pada akhir tahun, perusahaan masih memiliki nilai laba positif. Seharusnya karena perusahaan tersebut dapat dikatakan layak, maka perusahaan mau memberi kompensasi dalam hal perbaikan jalan kecamatan. Terlebih lagi, pada dasarnya nilai perbaikan jalan tersebut seharusnya dilakukan oleh puluhan perusahaan tambang yang ada di Kecamatan Rumpin. Selain perusahaan, pemerintahpun seharusnya ikut serta dalam perbaikan jalan, karena perusahaan tambang tersebut telah membayarkan pajak kepada pemerintah. c. Kelayakan Usaha pada Tiga Skenario Selain dengan menggunakan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 12.52, dalam tiga skenario ini juga menggunakan BI rate, dan suku bunga deposito. Tabel 13. Kriteria Kelayakan Usaha Sebelum Adanya Kompensasi Suku Bunga Kriteria Kelayakan Finansial 12.51 5.75 5.42 NPV Rp 43 161 757 772 151 202 593 620 156 812 979 984 Net BC 1.10 1.63 1.68 IRR 17 25 25 Payback Period 4.90 6.50 6.55 Sumber : Olahan Peneliti 2012 Tiga skenario ini dibedakan dari tingkat suku bunga. Hasil kelayakan usaha dengan dipengaruhi tiga suku bunga terlihat pada Tabel 17. Pada Tabel 17. dengan suku bunga deposito dan suku bunga Bank Indonesia, perusahaan masih dapat dikatakan layak secara finansial. Jika menggunakan tingkat suku bunga BI sebesar 5.75, NPV diperoleh pada usaha pertambangan andesit bernilai positif dengan nilai Rp 151 202 593 620. berdasarkan kriteria investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV0. Menurut perhitungan, Net BC bernilai 1.63. nilai Net BC tersebut yang lebih besar dari nol menunjukkan bahwa NPV = 0, maka proyek pertambangan tersebut dapat dinilai menguntungkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 25. nilai tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan tersebut adalah sebesar 25. Nilai payback period yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 6.50. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan dan Suwarsono 2000. Nilai PP sebesar 6.50 dalam perhitungan menunjukkan bahwa modal perusahaan tambang yang diteliti hanya perlu menjalankan usaha selama 6.50 tahun atau selama 6 tahun dan 6 bulan untuk mendapat pengembalian modal usaha. Jika menggunakan tingkat suku bunga deposito sebesar 5.42, NPV diperoleh pada usaha pertambangan andesit bernilai positif dengan nilai Rp 156 812 979 984. berdasarkan kriteria investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV0. Menurut perhitungan, Net BC bernilai 1.68. nilai Net BC tersebut yang lebih besar dari nol menunjukkan bahwa NPV = 0, maka proyek pertambangan tersebut dapat dinilai menguntungkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 25. nilai tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan tersebut adalah sebesar 25. Nilai payback period yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 6.55. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan dan Suwarsono 2000. Nilai PP sebesar 6.55 dalam perhitungan menunjukkan bahwa modal perusahaan tambang yang diteliti hanya perlu menjalankan usaha selama 6.55 tahun atau selama 6 tahun dan 7 bulan untuk mendapat pengembalian modal usaha.

9.2.5 Analisis Kelayakan Usaha Setelah Adanya Kompensasi