Analisis Kompensasi Masyarakat ID DENTIFIK

623.19. Total kerugian yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Kecamatan Rumpin akibat tambahan biaya berobat adalah sebesar Rp 9 697 600 000. Total kerugian yang merupakan hasil penjumlahan biaya tambahan berobat dan biaya tambahan memperoleh air bersih adalah sebesar Rp 17 221 600 000. Selain kerugian masyarakat, pihak Kecamatan Rumpin pun mengalami kerugian berupa kerusakan jalan. Rusaknya jalan sebagai akibat dari truk-truk perusahaan tambang melewati jalan hampir 24 jam dalam sehari. Hal tersebut diperburuk dengan pengangkutan material yang melebihi batas muatan yang diijinkan pemerintah, untuk menurunkan biaya transportasi. Nilai kerugian atas kerusakan jalan dihitung dari biaya perbaikan jalan. Total jalan yang rusak di Kecamatan Rumpin sebesar 15 Km. Biaya perbaikan sebesar Rp 60 000m 2 . Nilai yang diperoleh atas kerusakan jalan sebesar Rp 90 000 000 000. Bila biaya tersebut dibagi dengan jumlah perusahaan legal sebanyak 39 perusahaan, maka biaya perbaikan jalan yang harus ditanggung oleh setiap perusahaan tambang adalah Rp 2 307 692 307.69.

6.3 Analisis Kompensasi Masyarakat

Kompensasi atau ganti rugi menjadi keharusan ketika sumberdaya yang memberikan jasa layanan mengalami kerusakan sehingga jasa layanan yang disediakan sumberdaya tersebut berkurang ataupun hilang. Berkurang dan atau hilangnya jasa layanan tersebut secara ekologis tentu akan berdampak pada nilai ekonomi sumberdaya tersebut, dalam hal ini hutan sebagai ekosistem awal sebelum diubah menjadi lahan tambang. Oleh karena itu, kompensasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan hutan tidak hanya memperhatikan nilai ekonomi yang hilang melainkan juga aspek biofisik yang arahnya untuk mempertahankan fungsi ekologis dari ekosistem tersebut. Pengelolaan hutan dari aspek biofisik yaitu antara lain dengan mempertahankan luas hutan. Konsekuensi dari pengelolaan ini adalah adanya ganti rugi secara fisik dalam satuan tertentu terhadap kerusakan yang terjadi pada hutan. Nilai kompensasi dari kerusakan hutan diestimasi dengan menghitung present value manfaat yang hilang sejak tahun awal proyek tambang hingga klaim kerusakan dilakukan. Present value melibatkan proses compounding dan discounting . Proses discounting merupakan cerminan dari bagaimana masyarakat berperilaku terhadap ekstraksi sumberdaya alam dan bagaimana masyarakat tersebut menilai sumberdaya alam tersebut Hanley dan Spash, 1995 dalam Fauzi 2004. Biaya kompensasi yang seharusnya diterima masyarakat diperoleh dari penjumlahan nilai-nilai kerugian yang dirasakan masyarakat akibat kegiatan pertambangan yang dikurangi oleh total manfaat dari kegiatan pertambangan. Nilai kerugian tersebut berasal dari biaya kesehatan, biaya pengganti, dan biaya pencegahan. Setelah penelitian dilakukan, diketahui bahwa warga tidak mengeluarkan biaya untuk pencegahan dampak negatif pertambangan. Biaya kesehatan merupakan biaya yang dikeluarkan masyarakat akibat anggota keluarganya ada yang sakit akibat terkena dampak negatif kegiatan pertambangan, sehingga warga mengeluarkan biaya untuk pemulihan kesehatan. Total biaya yang dikeluarkan setiap kepala keluarga untuk berobat adalah sebesar Rp 9 697 600 000 per tahun. Kerugian lain yang dirasakan masyarakat adalah perubahan kuantitas dan kualitas air bersih. Setelah dibukanya kawasan pertambangan, air tanah dan kali yang biasa dikonsumsi masyarakat kuantitasnya menjadi berkurang, serta kualitas air yang bertambah buruk. Untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih, warga yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah mengambil air sungai yang letaknya relatif jauh dari rumah. Biaya pengganti satu keluarga untuk mengkonsumsi air bersih per tahun adalah sebesar Rp 7 524 000 000. Selain masyarakat, pihak Kecamatan Rumpin mengalami kerugian yaitu kerusakan jalan. Berdasarkan data Rumpin diketahui bahwa total jalan yang rusak di Kecamatan Rumpin sepanjang 15 Km. Diperoleh nilai kerugian yang diderita akibat kerusakan jalan sebesar Rp 90 000 000 000. Nilai kompensasi masyarakat diperoleh dari selisih antara manfaat dan kerugian yang diperoleh dari kegiatan pertambangan. Total manfaat yang diperoleh seluruh masyarakat kecamatan Rumpin dari kegiatan pertambangan sebesar Rp 228 378 981 600 per tahun. Sedangkan total kerugian yang diperoleh seluruh masyarakat Kecamatan Rumpin dari kegiatan pertambangan tiap tahun sebesar Rp 17 221 600 000 per tahun. Total manfaat yang diberikan perusahaan lebih besar dari total kerugian yang dialami masyarakat, oleh karena itu tidak ada kompensasi yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun jika ditinjau lagi, responden yang mendapat manfaat dari kegiatan tambang hanya 42. Penduduk yang mendapat manfaat sedikit, karena perusahaan tambang swasta di sana biasanya menerima penduduk yang telah menempuh pendidikan SMA. Penduduk Kecamatan Rumpin rata-rata hanya berstatus sebagai lulusan SD. Manfaat yang diterima dari keberadaan perusahaan tambang terpusat di sebagian orang yang berpendidikan tinggi dan memiliki modal untuk membuka usaha warung dan bengkel di sekitar pabrik tambang. Kompensasi untuk kecamatan harus tetap dibayarkan oleh perusahaan tambang di seluruh Kecamatan Rumpin, yaitu sebesar Rp 90 000 000 000. Kompensasi tersebut diberikan untuk biaya perbaikan jalan kecamatan yang sering dilalui truk-truk perusahaan tambang. Perusahaan tambang legal yang terdaftar ada 39 perusahaan. Jika diasumsikan biaya perbaikan jalan ditanggung oleh 39 perusahaan tersebut, maka setiap perusahaan diharuskan mengeluarkan biaya sebesar Rp 2 307 692 308.

VII. ANALISIS REGULASI