Asumsi-Asumsi Dasar dalam Analisis Finansial Usaha Pertambangan

Arus penerimaan dalam penelitian ini terdiri dari lima jenis, penjelasan lima jenis sumber pemasukan adalah sebagai berikut: 1. Nilai Penjualan Kayu Hutan Penjualan kayu hutan hanya dilakukan pada tahun ke-2. Dari total lahan seluas 49.48 ha seluruhnya diasumsikan ditebang pada tahun ke-2. Setiap hektarnya diperkirakan berisi 1100 pohon yang dapat dijual. Harga per pohon dinilai seharga Rp 3 500 000 karena umur pohon tua dan telah mencapai diameter yang besar. Pada tahun ke-2 pemasukan perusahaan dari penjualan kayu hutan adalah sebanyak Rp 190 498 000 000. 2. Nilai Penjualan Produksi Split Split merupakan salah satu jenis bahan galian C yang diperoleh dari ekstraksi sumberdaya alam. Split diproduksi mulai tahun pertama, yaitu pada tahun 2001. Setiap harinya, perusahaan tambang skala besar dalam penelitian ini mampu memproduksi 2 800 kg split. Jumlah produksi split setiap harinya diasumsikan sama dan stabil dari awal hingga akhir proyek. Harga split yang dijual oleh perusahaan tersebut sekitar 65 000 per kg. Harga split per kilogram juga diasumsikan sama dan stabil setiap harinya hingga tahun ke-18. Bila dikalkulasikan dan diasumsikan dalam satu tahun perusahaan berproduksi selama 300 hari maka akan diperoleh sebesar Rp 54 600 000 000 sebagai pemasukan perusahaan setiap tahunnya dari hanya memproduksi split. 3. Nilai Penjualan Produksi Abu Abu merupakan salah satu jenis hasil produksi perusahaan tambang galian C. Sama seperti split, abu juga diproduksi dari awal proyek hingga akhir proyek tahun 2018. Jumlah produksi abu per hari lebih kecil dari jumlah produksi split, yaitu sekitar 2 100 kg. Harga abu per kg sebesar Rp 45 000. Penelitian ini mengasumsikan perusahaan berproduksi selama 300 hari dalam satu tahun serta jumlah produksi dan harga tetap. Setelah melalui perhitungan sederhana, pemasukan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut sebesar Rp 28 350 000 000. 4. Nilai Penjualan Produksi Screening Jenis andesit lain yang diproduksi yaitu screening. Produksi screening dilakukan setiap hari sepanjang tahun. Screening setiap hari diproduksi sebanyak 2 100 kg. Harga screening lebih mahal dari harga abu. Setiap kilogram screening dijual seharga Rp 60 000. Diasumsikan perusahaan berproduksi 300 hari per tahun, tingkat produksi konstan, dan harga jual konstan. Setelah dikalkulasikan dengan asumsi-asumsi tersebut, maka diperoleh pemasukan perusahaan setiap tahunnya dari produksi screening adalah sebesar Rp 37 800 000 000. 5. Nilai sisa Nilai sisa adalah taksiran nilai aktiva tetap setelah masa taksiran umur ekonomis selesai. Nilai sisa dalam penelitian ini bila ditotal jumlahnya mencapai Rp 13 198 5. N3 248. Nilai sisa tersebut berasal dari : a. Excavator sebanyak dua unit yang masih memiliki sisa umur ekonomi sebanyak satu tahun. Per unit memiliki nilai sisa Rp 72 000 000, sehingga nilai sisa dua unit excavator bernilai Rp 144 000 000. b. Dump Truck sebanyak dua unit juga memiliki sisa umur ekonomi sebanyak satu tahun hingga tahun terakhir proyek. Per unit memiliki nilai