Penyimpanan Audit energi pada proses produksi CPO (Crude Palm Oil) di PMKS PT. Condong Garut, Jawa Barat
                                                                                21
Gambar 18. Bagan alir penelitian
Persiapan Alat dan Bahan
Tahapan  pertama  yang  dilakukan  adalah  menyiapkan  peralatan  dan  bahan penelitian yang belum terdapat di PT. Condong Garut, Jawa Barat.
Batasan Sistem
Dalam  pelaksanaan  audit  energi,  sistem  yang  akan  diteliti  perlu  dibatasi. Batasan sistem yang diaudit didekati dengan asumsi bahwa proses produksi CPO
dimulai dari  budidaya kelapa sawit sampai tahapan pengolahannya  menjadi  CPO yang  ditunjang  oleh  sarana  pendukungnya.  Hal  tersebut  dipandang  sebagai  satu
satuan usaha pabrik. Adapun batasan-batasan lainnya sebagai berikut: 1.
Proses  produksi  untuk  menghasilkan  CPO  dimulai  dari  kegiatan  budidaya sampai dengan pengolahan TBS menjadi CPO dengan ditunjang oleh sarana
pendukungnya,  yaitu  sarana  penyediaan  air  dan  energi.  Hal  ini  dianggap satu kesatuan sistem produksi.
2. Pengamatan  terhadap  proses  produksi  CPO  dilakukan  secara  berurutan
mengikuti proses yang berlangsung. 3.
Pada  saat  pengamatan  rinci,  setiap  tahapan  proses  produksi  CPO  yang diamati  dianggap  merupakan  tahapan  proses  produksi  yang  dapat  diputus
dari tahapan sebelum dan sesudahnya.
4. Semua  kegiatan  dan  jalannya  proses  produksi  CPO  dianggap  tetap  setiap
tahunnya dan dalam keadaan normal. 5.
Masukan  energi  biologis  tenaga  manusia  hanya  dihitung  yang  langsung berhubungan dengan proses produksi. Untuk pegawai administrasi di kantor
tidak dihitung.
6. Pada  kegiatan  budidaya,  energi  langsung  dari  sinar  matahari  tidak
diperhitungkan sebagai masukan energi. 7.
Masukan  energi  listrik  hanya  dihitung  untuk  kegiatan  yang  langsung berhubungan  dengan  proses  produksi.  Penggunaan  listrik  untuk  peralatan
dan  penerangan  kantor  serta  kebutuhan  listrik  untuk  perumahan  karyawan tidak dihitung.
8. Energi  yang  berasal  dari  sistem  boiler  yaitu  uap maupun  listrik  dari  turbin
uap  dan  generator  diesel  tidak  dianggap  sebagai  input  energi  total,  yang Penentuan batasan sistem
Pre Audit Audit Rinci
Perbandingan dengan lokasi lain pada komoditi yang sama Rekomendasi
22 diperhitungkan  hanya  bahan  bakar  dari  kedua  sistem  pembangkit  uap  dan
listrik  tersebut.  Tetapi  energi  uap  dan  listrik  untuk  setiap  tahapan  produksi tetap  dihitung  sebagai  input  energi  pada  tiap-tiap  tahap  proses  produksi
yang mengkonsumsinya.
9. Input energi tidak  langsung dari pestisida dan  bahan kimia pembantu tidak
diperhitungkan  dalam  perhitungan  kebutuhan  energi  produksi  tiap  kg  CPO karena kurangnya data pendukung, tetapi tetap diaudit dan disajikan sebagai
data pelengkap dalam bentuk satuan unit bahan bukan satuan unit energi.
10. Dalam  audit  ini,  semua  embodied  energy  dari  mesin  dan  peralatan  pabrik
serta  peralatan  bengkel  yang  digunakan  dalam  proses  produksi  CPO  tidak diperhitungkan sebagai masukan energi.
Batasan sistem dalam audit ini dapat dilihat pada Gambar 19.
Metode Audit
Metode  penelitian  ini  menggunakan  audit  energi  awal  preliminary  energy audit  yang  dilanjutkan  ke  tahap  audit  energi  rinci  detailed  energy  audit.
Tahapan  audit  awal  yang  dilakukan  adalah  persiapan  kelengkapan  kerja, pemeriksaan  data  lapangan  dan  evaluasi  data  yang  dikumpulkan.  Sedangkan
tahapan  audit  rinci  yang  dilakukan  yaitu  melakukan  pengukuran  terhadap alatmesin  yang  digunakan  dalam  proses  produksi  CPO  mulai  dari  produksi
kelapa  sawit  sampai  dengan  pengolahan  nya  menjadi  CPO,  serta  analisis  energi pada sistem produksi tersebut.
Metode analisis  energi  yang digunakan  yaitu  metode analisis proses, setiap tahapan  proses  atau  kerja  dianalisis  untuk  menentukan  masukan  energi  dan
analisis  ini  merupakan suatu identifikasi terhadap jaringan kerja dan proses  yang harus diikuti untuk memperoleh produk akhir.
Audit  energi  dimulai  dengan  menentukan  batasan  sistem  yang  diaudit, dilanjutkan  dengan  pemilihan  metode  audit  yang  sesuai,  kemudian  menghitung
semua  input  yang  termasuk  ke  dalam  sistem,  mengidentifikasi  output  yang dihasilkan  dalam  satuan  yang  sama  sehingga  diperoleh  jumlah  energi  produksi
dalam  satuan  MJkg  CPO.  Langkah  selanjutnya  yaitu  menghitung  efisiensi  dari tiap  tahapan  proses  produksi  sekaligus  mendeteksi  bagianperalatan  yang
tidakkurang efisien, sehingga upaya penghematan dapat dilakukan.
Parameter Pengukuran Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah:
1. Kebutuhan energi manusia
Data  yang  digunakan  meliputi  jumlah  tenaga  kerja  tiap  tahapan  produksi, jumlah jam kerja, jumlah produksi CPO dan nilai kalor biologis manusia.
2. Kebutuhan energi listrik
Data  yang  digunakan  meliputi  jenis  alat,  jumlah  alat,  lama  penggunaan  alat, daya, tegangan dan arus listrik yang terpasang dan terukur, faktor daya listrik,
efisiensi dan jumlah produksi CPO.