Penerimaan buah Audit energi pada proses produksi CPO (Crude Palm Oil) di PMKS PT. Condong Garut, Jawa Barat
9 Perhitungan jumlah input energi manusia untuk proses penyiangan secara
manual, nilai energi kerja manusia menggunakan Tabel 7 berdasarkan penelitian yang dilakukan Pramana 2009.
Tabel 7. Kebutuhan energi kerja manusia pada tahapan penyiangan
Penyiangan secara manual kkalmenit
MJjam Laki-laki
0.32 0.079
Perempuan 0.84
0.210 Rata-rata
0.57 0.144
Sumber: Pramana 2009
Metode Audit Energi
Menurut Abdullah 1998 audit energi merupakan bentuk analisa energi untuk menghitung jumlah energi yang digunakan dalam setiap tahap di dalam
suatu sistem secara keseluruhan. Langkah-langkah dalam audit energi adalah: 1.
Pengumpulan data awal mengenai produksi dan energi yang digunakan dalam proses produksi.
2. Evaluasi awal, yaitu perhitungan mengenai konsumsi energi spesifik suatu
produk dan membandingkannya dengan data konsumsi energi secara internasional atau sesuai dengan pengalaman yang lalu untuk menentukan jenis
energi dan tahapan proses mana yang perlu diteliti.
3. Pelaksanaan pengukuran energi, data diperoleh melalui pengukuran variabel
secara detail dan dilakukan dengan sistem akuisisi data. 4.
Evaluasi hasil pengukuran, untuk konversi energi didasarkan pada perbandingan antara data hasil pengukuran sesunggguhnya, sehingga dapat
dihasilkan rekomendasi cara penghematan energi. 5.
Realisasi penghematan energi melalui penataan, modifikasi atau pergantian proses energi sesuai dengan bagian yang perlu direnovasi dan sesuai
kemampuan industri sehingga pemborosan energi dapat diatasi. 6.
Kontrol unjuk kerja, untuk mencocokkan potensi penghematan energi yang sudah dihitung sebelumnya.
Metode audit energi terdiri dari dua tahapan utama yaitu audit energi awal preliminary energy audit berupa pengumpulan data awal dan analisis
pendahuluan, serta audit energi rinci detailed energy audit antara lain melakukan pengukuran terhadap peralatan yang dipakai dalam suatu pabrik dan melakukan
analisis alat.
Sedangkan menurut Fluck 1992 dalam Rahmat 2002 metode audit energi yang umum digunakan adalah:
1. Menentukan batasan proses, operasi, sistem dan lain-lain yang akan dianalisis,
sehingga semua input dan output yang termasuk dalam batasan akan teridentifikasi.
2. Mengidentifikasi dan menghitung semua input yang termasuk dalam batasan,
dengan mengacu pada selang waktu atau unit output tertentu. 3.
Menentukan energi yang dibutuhkan untuk semua input. 4.
Mengidentifikasi dan menghitung semua output.
10 5.
Menghubungkan antara total energi input dengan output. 6.
Menerapkan hasil analisis energi yang didasarkan pada total konsumsi energi atau produktivitas energi.
Hasil-hasil penelitian audit energi pada proses produksi CPO
Tahun 2002 Rahmat telah melakukan audit energi di perkebunan kelapa sawit unit usaha UU Rejosari PTP. Nusantara VII Lampung Selatan. Audit
energi meliputi kegiatan budidaya tanaman sawit, pemanenan, pengangkutan buah, pengolahan TBS menjadi CPO dan kegiatan yang berlangsung pada sarana
pendukung produksi. Dalam audit ini terdapat 2 macam energi primer yaitu energi langsung dan energi tidak langsung. Energi langsung berupa tenaga manusia,
energi uap, energi dari solar dan energi dari biomassa. Sedangkan energi tidak langsung berupa energi pupuk dan pestisida. Besarnya konsumsi energi primer
untuk menghasilkan 1 kg CPO di UU Rejosari tanpa menghitung masukan energi pestisida dan bahan kimia pembantu sebesar 15.7550 MJkg CPO.
Fadly 2003 melakukan penelitian tentang audit energi pada proses pengolahan TBS menjadi CPO di PKS Kwala Sawit PTPN II persero Medan,
Sumatera Utara. Hasil audit energi tersebut adalah energi tenaga manusia sebesar 0.00745 MJkg CPO, energi listrik sebesar 0.32309 MJkg CPO, energi solar
sebesar 0.21746 MJkg CPO dan energi biomassa sebesar 12.62 MJkg CPO.
Penelitian tentang audit energi pada produksi CPO juga dilakukan oleh mutiara 2003 di PMKS PT. Condong Garut, Jawa Barat. Hasil audit energi yang
dilakukan yaitu konsumsi energi untuk pengolahan TBS menjadi CPO sebesar 14.7011 MJkg CPO. Sebelumnya, Alfra 1999 telah melakukan penelitian audit
energi di PMKS PT. Condong Garut, Jawa Barat dengan analisis kebutuhan energi pada produksi CPO sebesar 37.320 MJkg CPO.
Tahun 2008 Wibowo melakukan penelitian tentang audit energi di tempat yang sama yaitu di PMKS PT. Condong Garut, hasil analisis kebutuhan energi
diperoleh sebesar 23.815 MJkg CPO.
Tabel 8. Hasil-hasil audit energi pada proses produksi CPO di Indonesia Nama Peneliti
Tahun penelitian Tempat penelitian
Hasil penelitian Energi spesifik Konsumsi energi
Rahmat 2002 UU Rejosari
15.755 MJkg CPO Fadly 2003
PKS Kwala Sawit 13.167 MJkg CPO
Alfra 1999 PT. Condong Garut
37.320 MJkg CPO Mutiara 2003
PT. Condong Garut 14.701 MJkg CPO
Wibowo 2008 PT. Condong Garut
23.815 MJkg CPO
PROSES PRODUKSI CPO DI PT. CONDONG GARUT
PT. Condong Garut merupakan perkebunan terbesar di Jawa Barat, berada di daerah pesisir pantai selatan Garut, Jawa Barat dengan luas areal perkebunan
3600 ha. Pabrik pengolahan kelapa sawit mulai didirikan pada tahun 1977,