Bahan Bakar Minyak solar

39 pengolahan yang kecil di PMKS PT Condong Garut disebabkan karena usia peralatan dan mesin-mesin pengolahan yang telah berusia lebih dari 35 tahun. Tabel 21. Efisiensi teknis peralatan dan mesin pada proses pengolahan CPO Kegiatan Daya terpasang kW Daya terukur kW Eff. Teknis alat A. Pengolahan TBS Penerimaan TBS 4.31 3.29 69.91 penebahan 6.99 3.41 50.88 Pengempaan 8.01 5.52 63.14 Pemurnian minyak 8.54 1.85 40.17 Rata-rata 6.96 3.52 56.02 B. Sarana Pendukung Penyediaan air 6.10 2.69 41.28 Penyediaan energi 12.40 6.79 54.93 Rata-rata 9.25 4.74 48.10 Rata-rata seluruhnya 8.10 4.13 52.06

g. Biomassa

Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap berupa biomassa yang dihasilkan dari pengolahan yaitu berupa serat fibre dan cangkang shell. Jumlah serat dan cangkang yang dihasilkan PMKS PT. Condong Garut yaitu sebesar 9720 kghari dan 4860 kghari. Komposisi biomassa yang digunakan PMKS PT. Condong Garut untuk bahan bakar boiler yaitu 66.67 serat dan 33.33 cangkang. Nilai kalor serat dan cangkang yang diperoleh masing-masing yaitu sebesar 10.24 MJkg pada kadar air 40.5 dan 16.39 MJkg pada kadar air 13.7 . Nilai kalor serat dan cangkang diperoleh dengan pengujian menggunakan alat Bomb Calorimeter yang dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi IPB. Konsumsi energi biomassa di PMKS PT. Condong Garut sebesar 10.88276 MJkg CPO dengan komposisi serat 9720 kghari dan cangkang 4860 kghari sehingga total menjadi 14580 kghari. Konsumsi biomassa riil untuk boiler didasarkan pada pengamatan bahwa semua cangkang dan serat yang dihasilkan digunakan untuk bahan bakar boiler. Penggunaan bahan bakar riil dan nilai masukan energinya dapat dilihat pada Lampiran 12. Perhitungan kebutuhan bahan bakar boiler secara teoritis yaitu sebesar 13844.38 kghari dengan komposisi serat sebesar 9230.05 kghari dan cangkang sebesar 4614.33 kghari. Perbedaan jumlah konsumsi bahan bakar boiler dengan kebutuhan teoritisnya mengakibatkan adanya sisa bahan bakar biomassa. Sisa bahan bakar tersebut sebesar 735.62 kghari dengan komposisi serat sebesar 489.95 kghari dan cangkang sebesar 245.67 kghari. 40 Analisis Energi pada Sarana Pendukung Penyediaan Energi Sarana pendukung penyediaan energi memasok kebutuhan energi listrik dan uap melalui konversi biomassa menjadi uap, kemudian uap menggerakkan turbin dan selanjutnya dikonversi menjadi listrik. Terdapat dua cara untuk memperoleh data tingkat efektifitas penggunaan energi yaitu menghitung efisiensi riil penggunaan energi yaitu perbandingan antara energi berguna dengan input energi dan bila data tersebut tidak diketahui maka digunakan perbandingan antara kapasitas alatmesin terukur dengan kapasitas alatmesin terpasang yang disebut dengan efisiensi teknis. Aliran energi pada stasiun penyediaan energi dapat dilihat pada Gambar 21. Semua input dan output dalam satuan MJkg CPO Eff. riil boiler = 7.9182511.79672 = 67.12 Eff. riil turbin = 6.605537.91825 = 83.42 Eff. turbin dalam menghasilkan listrik = 0.178287.91825 = 2.25 Eff. teknis turbin = 254.847444 = 57.40 Eff. teknis motor listrik = 52.06 Eff. total penggunaan listrik = 0.111720.17828 = 62.66 Gambar 21. Aliran Energi Pada Stasiun Penyediaan Energi Masukan konsumsi energi paling besar pada boiler berasal dari energi biomassa yaitu sebesar 10.88276 MJkg CPO, energi air umpan sebesar 0.89460 MJkg CPO, energi listrik sebesar 0.01858 MJkg CPO dan energi manusia sebesar 0.00078 MJkg CPO sehingga total masukan konsumsi energi pada boiler sebesar 11.79672 MJkg CPO. Sedangkan keluaran dari boiler berupa uap superheated dengan kandungan energi sebesar 7.91825 MJkg CPO. Hasil tersebut menunjukan bahwa efisiensi riil boiler sebesar 67.12 . Uap : 7.91825 Manusia : 0.00036 Biomassa: 10.88276 Listrik : 0.01858 Manusia: 0.00078 Boiler Turbin uap BPV uap : 7.32185 Instalasi pengolahan dan sarana pendukung: 6.42725 Air Umpan : 0.89460 Panel listrik : 0.17828 Instalasi pengolahan: 0.08894 Sarana pendukung: 0.02278