Pembatasan Pemilikan Saham Asing pada Perusahaan Pertambangan

barang dan jasa dari dalam negeri. Ketiga, peningkatan porsi karyawan nasional pada posisi manajemen maupun pelaksana. Keempat, dana pengembangan masyarakat.

C. Pembatasan Pemilikan Saham Asing pada Perusahaan Pertambangan

Minerba Dengan terjadinya perubahan struktur politik dan ekonomi di berbagai bagian dunia, serta meluasnya globalisasi perekonomian dunia, banyak negara yang dulunya sangat tertutupbagi penanaman modal asing, sekarang telah membuka kesempatan yang sebesar-besarnya kepada modal asing dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja, pertumbuhan dan memperluas kegiatan ekonominya. Keadaan tersebut telah menimbulkan persaingan yang semakin tajam dalam penanaman modal asing untuk peningkatan dan perluasan investasi. Perubahan di berbagai belahan dunia dimaksud berlangsung dengan cepat, sehingga mendorong banyak negara melakukan efisiensi perekonomiannya agar kelangsungan peningkatan dan perluasan investasi serta peningkatan produktivitas dapat terjamin. Keadaan ini telah menimbulkan persaingan yang sangat tajam dalam perdagangan dunia. Keadaan seperti diatas berlangsung bersamaan dengan upaya bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan memperluas kegiatan ekonomi serta memperbaharui pembangunan nasionalnya dengan memberikan peranan yang yang semakin besar kepada masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam meningkatkan daya saing dalam investasi dan perdagangan dunia serta alih teknologi, kemampuan managerial dan modal agar semakin mampu meningkatkan investasi, pertumbuhan dan perluasan kegiatan ekonomi di berbagai daerah, makadipandang perlu memberikan perangsang yang lebih menarik terhadap penanaman modal asing. Guna mencapai sasaran dimaksud, maka dipandang perlu melakukan penyempurnaan terhadap ketentuan pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing. Sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing yang merupakan salah satu bagian dari kelengkapan Undang-undang Penanaman Modal Asing, kegiatan penanaman modal di Indonesia, khususnya penanaman modal asing, telah cukup berkembang dengan baik dan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan nasional. Namun demikian sejak pertengahan tahun 1997 di berbagai negara telah terjadi perubahan keadaan ke arah kemunduran perekonomian yang disebut sebagai krisis ekonomi, yang terjadi pula di Negara Indonesia. Dalam rangka mempercepat pemulihan perekonomian nasional Indonesia akibat krisis tersebut,diperlukan langkah kebijakan reformasi, khususnya kebijakan dibidang penanaman modal untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan ekonomi serta memperbaharui pembangunan nasional dengan memberikan peranan yang semakin besar kepada masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan nasional. Tampaknya pemerintah menyadari bahwa perkembangan dunia bisnis khususnya dalam menarik investasi semakin kompetitif. Untuk itu pada tahun 2001 pemerintah pun kembali menyesuaikan ketentuan penanaman modal asing, yakni dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham dalamPerusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing PP No.832001. Dalam pertimbangan dikeluarkannya PP 832001 disebutkan, bahwa dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, diperlukan langkah-langkah untuk lebih mengembangkan iklim usaha yang semakin mantap dan lebih menjamin kelangsungan penanaman modal asing. Sehubungan dengan hal inilah maka dipandang perlu menyempurnakan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Jadi disini terlihat bahwa, pemerintah menyadari ketentuan investasi yang masih berlaku saat ini perlu segera disesuaikan dengan perkembangan dunia bisnis. Hal ini tercermin dari apa yang dijabarkan dalam Pasal 2 PP No. 83 Tahun 2001 sebagai berikut : 1Penanaman modal asing dapat dilakukan dalam bentuk: Patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki warga negara Indonesiadan atau badan hukum Indonesia; atau langsung, dalam arti seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara dan atau badan hukum asing. 2Jumlah modal yang ditanamkan dalam rangka penanaman modal asing ditetapkan sesuai dengan kelayakan ekonomi kegiatan usahanya. Dari ketentuan diatas dapat kita ketahui bahwa ada 2 bentuk perusahaan modal asing yaitu perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh investor asing murni dan patungan antara investor asing dan dalam negeri. Selanjutnya dalam Pasal 6 PP No. 83 Tahun 2001 disebutkan: 1 Saham peserta Indonesia dalam perusahaanyang didirikan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a sekurang-kurangnya 5 lima per seratus dari seluruh modal disetor perusahaan pada waktu pendirian. 2 Penjualan lebih lanjut saham perusahaan diatas jumlah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dapat dilakukan kepada warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang modal sahamnya dimiliki warga negara Indonesia melalui pemilikan langsung sesuai kesepakatan para pihak dan atau pasar modal dalam negeri. Pada dasarnya investasi asing dapat saja berupa 100 kepemilikan saham pada perusahaan asing. Namun, bila tidak beroperasi lebih dari 15 tahun, kepemilikan sahamnya harus dijual kepada perusahaan Indonesia atau dengan merger bisnis dengan pertukaran saham domestik secara langsung atau tidak langsung. Hanya saja mengatur hal demikian harus tetap memmperhatikan keterkaitannya dengan peraturan lain yang terkait. UUD 1945 pada Pasal 33 ayat 2 dan 3 merupakan dasar pembatasan penguasaan saham pihak asing. Oleh karena itu terhadap sektor-sektor usaha yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak tetap harus dikuasai oleh negara. Ketentuan mengenai ini, diatur dalam Pasal 12 ayat 2 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yaitu bidang usaha yang tertutup bagi PMA. Dengan demikian pada sektor-sektor usaha tersebut tidak diperkenankan PMA dengan penguasaan penuh. Mengijinkan pihak asing pada sektor usaha ini dengan penguasaan penuh, dengan mempergunakan alasan perlakuan sama, adalah tindakan melawan konstitusi. 62 Dalam penanaman modal asing, saham asing harus dibatasi jumlahnya.di dalamnya harus terdapat juga modal Indonesia. Modal utama dari badan hukum Indonesia itu adalah berasal dari modal asing. Besarnya modal asing itu, maksimal 95 , sementara untuk modal perusahaan mitra nasionalnya adalah minimal 5 . 63 62 Modal asing yang dimiliki oleh badan hukum Indonesia itu digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi bahan galian, yang meliputi emas, perak, dan tembaga. Alih teknologi sangat dibutuhkan oleh negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia. Alih teknologi merupakan jalan bagi negara-negara berkembang untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap komoditi primer yang umumnya memiliki nilai tambah lebih kecil. Ketergantungan ini merupakan penyebab mendasar dari ketimpangan perdagangan internasional antara negara maju dan negara berkembang. Oleh karena itu, tidak pada tempatnya jika ada instrumen hukum internasional yang melarang alih teknologi. Pelarangan demikian berarti upaya mengekalkan ketimpangan perdagangan internasional. http:repository.usu.ac.idbitstream123456789357415Chapter20III-V.pdf. diakses pada 11 Mei 2014 . 63 Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Kepemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Pada dasarnya PMA dapat dilakukan dengan penguasaan penuh, dimana pihak asing menguasai 100 saham perusahaan yang dibentuk. Hanya saja mengatur hal yang demikian harus tetap memperhatikan keterkaitannya dengan peraturan lainnya yang terkait.UUD 1945 pada Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3 merupakan dasar pembatasan penguasaan saham pihak asing. Oleh karena itu terhadap sektor-sektor usaha yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak tetap harus dikuasai oleh negara. Dengan demikian pada sektor-sektor usaha tersebut tidak diperkenankan PMA dengan penguasaan penuh. Mengijinkan pihak asing pada sektor usaha ini dengan penguasaan penuh dengan mempergunakan alasan perlakuan sama, adalah tindakan yang melawan konstitusi. 64

D. Divestasi Saham Asing pada Perusahaan Pertambangan Minerba