negara tuan rumah langsung mendapatkan hak atas perlatan dan prasarana dan dalam waktu singkat seluruh operasi menjadi milik negara.
Sejak Tahun 1967, kontrak karya yang dikenal pengusaha asing sebagai contract of work
mengalami perubahan. Setiap perubahan dijadikan dasar sebutan bagi generasi kontrak.Oleh karena itu, dikenal kontrak karya generasi I hingga
generasi VII. Padahal tidak ada perbedaan mendasar antara generasi I dengan lainnya kecuali kewajiban keuangan yang harus dipenuhi pada pemerintah.
3. Landasan Hukum Kontrak Karya
Kegiatan usaha pertambangan merupakan kegiatan yang syarat dengan investasi. Tanpa adanya investasi yang besar, usaha pertambangan umum tidak
mungkin akan dapat dilakukan secara besar-besaran. Oleh karena itu, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kontrak karya dapat dilihat dan
dibaca pada berbagai peraturan perundang-undangan berikut ini:
32
1. Penanaman modal asing di bidang pertambangan didasarkan pada suatu
kerja sama dengan pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Jo Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan kontrak karya dapat dibaca dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing, yang berbunyi sebagai berikut;
32
Salim,. Op Cit, hal 134.
2. Sistem kerja sama atas dasar kontrak karya atau dalam bentuk lain dapat
dilaksanakan dalam bidang-bidang usaha lain yang akan ditentukan oleh pemerintah.
Apabila diperhatikan ketentuan ini, kerja sama dalam bidang pertambangan dapat dilakukan dalam bentuk kontrak karya ,dan lainnya.
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri Jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri. 2.
Pasal 10 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pertambangan, yang berbunyi sebagai berikut:
a. Menteri dapat menunjuk pihak lain sebagai kontraktor apabila diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang belum atau tidak dilaksanakan sendiri oleh Pemerintah atau Perusahaan Negara yang
bersangkutan selaku pemegang kuasa pertambangan. b.
Dalam mengadakan perjanjian karya dengan kontraktor seperti yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini Instansi Pemerintah atau Perusahaan
Negara harus berpegang pada pedoman-pedoman, petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat yang diberikan oleh menteri.
c. Perjanjian karya tersebut dalam ayat 2 pasal ini mulai berlaku sesudah
disahkan oleh pemerintah setelah berkonsultasi dengan DPR apabila menyangkut eksploitasi golongan A sepanjang mengenai bahan-bahan
galian yang ditentukan dalam Pasal 13 undang-undang ini dan atau yang perjanjian kerjanya berbentuk penanaman modal asing.
4. Prosedur dan Syarat-syarat Permohonan Kontrak Karya