apabila lokasi usaha pertambangan itu berada pada dua kabupatenkota, sedangkan kedua kabupatenkota tidak melakukan kerja sama antar
keduanya..sedangkan pemerintah pusat hanya berwenang untuk menandatangai kontrak karya dengan perusahaan pertambangan, apabila lokasi usaha
pertambangan itu berada pada dua provinsi dan kedua provinsi tidak mengadakan kerja sama antara keduanya.
Walaupun pemerintah kabupatenkota dan pemerintah provinsi diberikan kewenangan untuk menandatangani kontrak karya dengan pemohon, namun
substansi kontrak karya itu telah disipakan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Mneteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Tujuan pembakuan kontrak karya ini
adalah untuk mempermudah pemerintah kabupatenkota maupun pemerintah provinsi dalam menandatangani kontrak karya. Penyiapan kontrak karya itu
disipakan oleh pemerintah kabupatenkota maupun pemerintah provinsi, maka memerlukan waktu yang lama atau panjang. Namun,dengan adanya substansi
kontrak karya, pemerintah kabupatenkota maupun pemerintah provinsi tidak dapat lagi menambah pasal-pasal yang penting tentang itu, seperti misalnya
tentang pemilikan saham pemerintah daerah.
B. Pengaturan Penanaman Modal Asing di Bidang Pertambangan Minerba
Terbitnya Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU Minerba memberikan arah baru kebijakan
pertambangan mineral dan batubara Indonesia ke depan, termasuk dalam hal pengaturan Domestic Market Obligation DMO, kebijakan produksi mineral dan
batubara, peningkatan nilai tambah pertambangan, serta pertambangan yang baik dan benar. “Arah baru tersebut dalam rangka pengoptimalan manfaat
pertambangan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat,” ujar Dirjen Minerbapabum Bambang Setiawan dalam seminar “Peranan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara Dalam Pertumbuhan Ekonomi” di Hotel Kartika Chandra, Jakarta 252
36
. Dirjen Minerba menjelaskan, walaupun seringkali aktivitas pertambangan menjadi sorotan masyarakat, pertambangan
telah memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional. Kontribusi tersebut diantaranya penerimaan negara tahun 2009 tidak kurang dari Rp 51 triliun yang
disumbangkan sebagai penerimaan langsung dari sub sektor pertambangan umum yang terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP sekitar Rp 15 triliun
dan sisanya dari penerimaan pajak; sektor investasi tahun 2009 sekitar US 1,8 miliar terutama dari perusahan Kontrak Karya KK, Perjanjian Kerja
Pengusahaan Pertambangan Batubara PKP2B dan BUMN; penyerapan tenaga kerja langsung dari perusahaan pertambangan; neraca perdagangan melalui ekspor
komoditi mineral dan batubara; serta kontribusi bagi pembangunan daerah yang bersumber dari dana bagi hasil royalti pertambangan dan dana pengembangan
masyarakat community development dari perusahaan KK, PKP2B dan BUMN.
37
36
http:esdm.go.idberita44-batubara3206-optimalisasi-sektor-pertambangan-melalui- uu-minerba.html. diakses pada 30 Juli 2014 pikul 21:00 WIB.
37
http:www.google.co.idurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1cad=rjaua ct=8ved=0CBwQFjAAurl=http3A2F2Fesdm.go.id2Fberita2F44-batubara2F3206-
optimalisasi-sektor-pertambangan-melalui-uu- minerba.html3Ftmpl3Dcomponent26print3D126page3Dei=run9U5GpCdWPuATFv
oCIDQusg=AFQjCNEag7gGL2lzm_5iVr0-WxNGfkWPWg. diakses pada 30 Juli 2014 pukul 23:30 WIB.
Seminar ini bertujuan untuk mensosialisasikan UU Minerba kepada para pelaku usaha pertambangan, memfasilitasi para pelaku usaha khususnya di bidang
pertambangan dalam memberikan masukan untuk peraturan pelaksanaan UU Minerba dan memotivasi para pelaku usaha untuk meningkatkan investasi di
bidang pertambangan. Melalui seminar ini diharapkan para pelaku usaha di bidang pertambangan memperoleh penjelasan terkait dengan UU Minerba dan
peraturan pelaksananya sehingga dapat meningkatkan investasinya di bidang pertambangan sebagai salah satu pendukung pembangunan nasional.
Pada sesi seminar pertama, Direktur Pembinaan Program Mineral, Batubara dan Panas Bumi Kementerian ESDM Sukma Saleh Hasibuan,
memaparkan 2 Peraturan Pemerintah PP yang sudah terbit pada tanggal 1 Februari 2010 sebagai peraturan pelaksana UU Minerba yaitu PP No 22 Tahun
2010 tentang Wilayah Pertambangan dan PP No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pembicara
lain, Amir Faisol dari PT Bukit Asam Persero Tbk memaparkan Potensi Pengembangan Usaha Pertambangan Batubara, dan Wicipto Setiadi dari
Kementerian Hukum dan HAM memaparkan Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan Mineral dan Batubara. Laporan: Parlindungan Sitinjak, Direktorat
Jenderal Minerbapabum, Kementerian ESDM.
38
38
http:www.google.co.idurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1cad=rjaua ct=8ved=0CBwQFjAAurl=http3A2F2Fesdm.go.id2Fberita2F44-batubara2F3206-
optimalisasi-sektor-pertambangan-melalui-uu- minerba.html3Ftmpl3Dcomponent26print3D126page3Dei=run9U5GpCdWPuATFv
oCIDQusg=AFQjCNEag7gGL2lzm_5iVr0-WxNGfkWPWg. diakses pada 30 Juli 2014 pukul 23:45 WIB.
Kepemilikan asing yang bersifat mayoritas atas aset-aset strategis secara umum memicu berbagai permasalahan klasik, antara lain kerusakan lingkungan,
konflik ekonomi dan sosial dengan masyarakat sekitar, dan sebagainya. Fenomena ini menggugah pemerintah mengambil langkah untuk menyelamatkan aset-aset
strategis tersebut, melalui divestasi saham asing. Pemerintah telah merespons permasalahan pertambangan, batu bara dan mineral dengan mengeluarkan
peraturan tentang kewajiban divestasi saham. Upaya itu merupakan langkah yang tepat, dan diharapkan Indonesia dapat mengoptimalkan pengelolaan aset-aset
strategis dan memperluas lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Namun ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam divestasi saham perusahaan asing, baik dalam pertambangan, energi, batu bara, dan mineral.
Divestasi saham sebaiknya dilakukan secara fair dan transparan. Dikhawatirkan jika dicampuri kepentingan politik, divestasi saham tidak memberikan manfaat
bagi kepentingan masyarakat. Sangat mungkin terjadi kepemilikan semu atau silent ownership, artinya
nama pemiliknya Indonesia tetapi pemilik riilnya orang asing. Perlu menyiapkan SDM yang cerdas, kreatif, serta kompeten dalam pengelolaan pertambangan,
mineral, energi, dan batubara
39
39
.
http:gagasanhukum.wordpress.com20120412divestasi-saham-asing. diakses pada 30 Juli 2014 pukul 20:09.
Dalam UU No 25 Tahun 2007 mengenai penanaman modal asing sudah diatur dengan jelas bagaimana tata cara penanaman modal oleh investasi asing di
Indonesia mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh investor.
40
C. Pertimbangan Perlunya Pengaturan Divestasi Saham Asing dalam