perpanjangan dalam bentuk IUP terhadap pemegang Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara sehingga memberikan
kepastian hukum. Semoga dengan lahirnya PP ini dapat menjadi instrument bagi potensi mineral dan batubara untuk dapat sebesar-besar kemakmuran rakyat.
55
B. Aspek Hukum Penanaman Modal Asing Pada Pertambangan Minerba
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pasca tambang. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara
alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.
56
1. Persyaratan Melaksanakan Kegiatan Penanaman Modal Bidang
Pertambangan Minerba
Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.
Dasar hukum pada pertambangan Minerba adalah UU No 4 Tahun 2009.
55
http:hukumpertambangan.blogspot.com201204secercah-cahaya-pengaturan- divestasi_11.html. diakses 22 Juli 2014 .
56
Salim, Op. Cit, hal. 70.
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Permen ESDM tentang Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, golongan komoditas tambang mineral yang dapat
ditingkatkan nilai tambahnyaadalah: 1.
mineral logam; 2.
mineral bukan logam; atau 3.
batuan. Selanjutnya, di dalam Pasal 3 ayat 1 Permen ESDM tentang Kegiatan
Pengolahan dan Pemurnian Mineral diatur bahwa peningkatan nilai tambah komoditas tambang dilaksanakan melalui kegiatan:
1. pengolahan danatau pemurnian untuk komoditas tambang mineral logam
tertentu; 2.
pengolahan untuk komoditas tambang mineral bukan logam tertentu; dan 3.
pengolahan untuk komoditas tambang batuan tertentu. Kegiatan pengolahan danatau pemurnian sebagaimana dimaksud di atas
ditetapkan batasan minimum pengolahan danatau pemurnian berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
1. memiliki sumber daya dan cadangan bijih dalam jumlah besar;
2. untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi logam di dalam negeri;
3. teknologi pengolahan danatau pemurnian sudah pada tahap teruji;
4. produk akhir pengolahan danatau pemurnian sebagai bahan baku industri
kimia dan pupuk dalam negeri; 5.
produk akhir sampingan hasil pengolahan danatau pemurnian untuk bahan baku industri kimia dan pupuk dalam negeri;
6. sebagai bahan baku industri strategis dalam negeri yang berbasis mineral;
7. memberikan efek ganda baik secara ekonomi dan negara; danatau
8. untuk meningkatkan penerimaan negara.
Setiap jenis komoditas tambang mineral logam tertentu, mineral bukan logam dan batuan tertentu wajib diolah dengan batasan minimum pengolahan
yang telah ditetapkan di dalam lampiran I, II dan III Permen ESDM tentang Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.
Pemegang Ijin Usaha Pertambangan “IUP” Operasi Produksi mineral logam dan Ijin Usaha Pertambangan Khusus “IUPK” Operasi Produksi mineral
logam wajib melakukan pengolahan danatau pemurnian hasil penambangan di dalam negeri untuk komoditas tambang mineral logam.
Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan batuan juga wajib melakukan pengolahan hasil penambangan di dalam negeri untuk
komoditas tambang mineral bukan logam dan batuan. Jika pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi tidak ekonomis untuk melakukan sendiri
pengolahan danatau pemurnian mineral, maka dapat melakukan kerja sama pengolahan danatau pemurnian dengan pihak lain yang memiliki IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan danatau pemurnian.
Kerja sama pengolahan danatau pemurnian ini dapat berupa jual beli bijih atau konsentrat, kegiatan untuk melakukan proses pengolahan danatau
pemurnian, atau pembangunan bersama sarana dan prasarana pengolahan danatau pemurnian. Rencana kerja sama pengolahan danatau pemurnian tersebut hanya
dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal atas nama Menteri Pertambangan Mineral sebagaimana disebutkan pada Pasal 8
Permen ESDM tentang Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Namun bagi pemegang IUP Operasi Produksi dan Ijin Perijinan Rakyat
“IPR” yang diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012, dapat menjual bijih raw material atau ore
mineral ke luar negeri apabila telah mendapatkan rekomendasi dari Menteri. Rekomendasi dari Menteri diberikan setelah pemegang IUP Operasi Produksi dan
IPR memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.
status IUP Operasi Produksi dan IPR Clear and Clean; 2.
melunasi kewajiban pembayaran keuangan kepada Negara; 3.
menyampaikan rencana kerja danatau kerjasama dalam pengolahan danatau pemurnian mineral di dalam negeri; dan
4. menandatangani pakta integritas.
2. Hak dan Kewajiban Investor dalam Pertambangan Minerba